Be Your Wife(reborn)~6 end

3K 182 9
                                    


Assalamualaikum👐

Masih pada puasa, kaan?

Siap untuk ending?

Klik bintang di pojok dulu ya cintaa

Happy reading, luv

~

Tuk!
Tuk!
Jemari lentik Nana memainkan botol berisi vitamin yang ada di atas meja.

"Huh!" Nana kembali menghela napas, kepalanya yang berbalut hijab biru itu ditelungkupkan di atas meja. Beberapa orang yang di sekitarnya menyadari hal itu. Bos mereka itu akan mengulang hal yang sama jika toko mulai senggang.

Ya, kehidupan Nana setelah dari pondok berubah drastis. Tidak ada lagi Nana yang suka berfoya-foya dengan uang dari orang tua, tidak ada Nana yang hanya menyendiri di kamar, tidak ada Nana yang apatis dengan sekitar. 

Pakaian tertutup, kepala berbalut hijab, dan selalu menjaga kesopanan, itulah Nana sekarang. Dia sudah menghasilkan uang sendiri dengan mendirikan toko buku di pusat kota. Hari-harinya selama tiga bulan ini di habiskan dengan kesibukan di toko.

Dari pondok, Nana belajar bahwa hidup sederhana itu jauh lebih indah. Hati gadis itu juga jauh lebih tenang. Dia tidak mempermasalahkan tentang keputusan orang tuanya untuk berpisah. Ternyata efek tinggal di pondok sebesar itu untuk Nana, walau hanya sebentar dia di sana.

Dan juga, satu lagi efek tinggal di pondok yang membuat kehidupan Nana setelahnya berbeda, apa lagi kalau bukan, tentang lelaki bernama Faturrahman.

Pertemuan yang singat tidak serta membuat Nana dengan mudah melupakan kenangan singkat mereka. Hah? Memang mereka memiliki kenangan? Nana tersenyum getir menyadari hal itu. Padahal jika mereka bertemu, tidak pernah berhenti untuk adu mulut. Pun, selama ini Fatur selalu memasang tembok besar, bahkan bersikap dingin pada Nana.

Nana kembali menghela napas, jadi sebenarnya dia ini kenapa? Kenapa selalu terbayang-bayang Fatur si gus galak itu?

"Ish!" Nana menggebrak meja yang ada di hadapannya, karyawan gadis itu sampai terkejut karenanya.

"Padahal dia biasa aja, kok aku kebayang-bayang terus sih?" Ingatan Nana terlempar ketika dia dijemput oleh orang tuanya, tiga bulan lalu, yang menjadi kali terakhir Nana bertemu dengan lelaki itu.

Flashback.

"Astaga, Nana. Kamu pucat sekali, Sayang!"

Nana hanya bisa pasrah saat sang mama memeluknya berulang kali. Pertemuan kembali antara Nana dan kedua orang tua terjadi cukup dramatis. Mamanya menangis, memeluk, bahkan meminta maaf pada Nana berulang kali.

"Nana, pulang ya, Sayang. Maafkan Papa dan Mama." Papa Nana menatap sang anak dengan penuh pengharapan. Nana dan kedua orang tuanya duduk di ruang tamu kantor utama pondok. Di sana juga ada ustazah Maryam, Fatin, dan tentu saja Fatur.

Nana belum mengeluarkan sepatah kata. Pikirannya bercabang, dia masih ingin di pondok, tapi kondisi tidak memungkinkan, dia ingin menyelesaikan masalah dengan Zaskya, meski Nana sendiri tidak tahu apa permasalahan di antara mereka.

"Sayang, pulang ya, Nak. Mama janji bakal sering di rumah. Mama janji bakal sering temani Nana, nanti kita pergi ke mall, ke kafe, ke luar negeri, kemana saja Nana mau."

Ya, terdengar sangat menyenangkan. Nana memang teramat menantikan hal itu terjadi. Selama ini dia dan almarhum kakak kembarnya tidak mendapatkan kebahagiaan itu.

Tanpa sadar Nana meneteskan air mata. Pertahannya untuk terlihat tegar akhirnya runtuh. Gadis itu membalas pelukan sang mama, dan menangis tergugu di dada ibunya. Nana rindu, Nana ingin pulang, tapi dia juga masih ingin di sini.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang