My Fierce Lecturer~3

4.2K 274 2
                                    

Komen dan Vote dulu, guys!!!
Yang SinDer, minggir dulu😏

~

Tangan Velyn masih dicekal dengan sangat erat oleh Wisnu. Mereka sampai di tempat parkir, seperti di dalam kafe, di sini justru lebih banyak orang. Tentu semua mata tertuju pada Velyn yang diseret oleh Wisnu layaknya kambing.

Sungguh harga diri Velyn seakan diinjak oleh Wisnu. Wisnu seolah tidak akan melepaskan Velyn meski beberapa orang mencoba menghentikan perbuatannya itu.

"Minggir kalian! Ini bukan urusan kalian!" bentak Wisnu kala petugas parkir mencoba melerai.

"Tolong, Pak!"

"Diam!" Wisnu membentak Velyn, lagi! Kali ini sampai membuat tubuh Velyn bergetar hebat. Hanya melihat ponselnya saja sudah seperti ini, apa Velyn akan dimutilasi jika melakukan hal yang lebih merugikan Wisnu ketika mereka menikah nanti.

Oh tidak! Tuhan sudah membukakan sifat asli Wisnu, jadi tidak ada alasan bagi Velyn untuk melanjutkan perjodohan ini.

"Lepas, Kak! Jangan seperti ini!"

"Masuk! Masuk, Velyn!" Tubuh Velyn didorong untuk masuk ke mobil Wisnu. Sekuat tenaga, Velyn memberontak tentu saja dia tidak bisa melawan.

Begitu Wisnu bergabung, mobil langsung meninggalkan area kafe. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, bahkan beberapa kendaraan menghujani mobil Wisnu dengan klakson karena berkendara ugal-ugalan.

"Kak! Kenapa, Kakak semarah ini? Apa sesuatu yang aku baca tadi begitu sangat penting?" tanya Velyn. Meski dia ketakutan, meski air mata sudah membanjiri pipi, gadis itu berusaha melawan.

"Diam! Diam, Velyn! Atau kamu mau kita mati bersama!" Wisnu memukul stir mobil berulang kali. Sikapnya yang tadi penuh wibawa dan manis hilang bak ditelan bumi.

"Dasar bocah lancang kamu! Semua akan berjalan dengan lancar kalau kamu tidak lancang!" teriak Wisnu. Makian dan nama binatang mulai keluar dari mulut lelaki itu.

Velyn mengatur napasnya, otak gadis itu berpikir keras. Dia harus bisa keluar dari mobil ini.

"Berhenti, Kak! Kalau kamu mau mati, jangan ajak aku!"

"Tidak! Sekali tidak! Tetap tidak!" bentak Wisnu, lagi dan lagi. Urat leher lelaki itu sampai menonjol.

"Sial!" Wisnu memaki karena jalanan di depannya macet. Alhasil dia tidak bisa melaju kencang seperti tadi.

Kesempatan itu digunakan Velyn untuk kabur, dia menghilangkan kunci pintu tanpa Wisnu sadari. Selanjutnya dengan gerakan secepat kilat, gadis itu membuka pintu dan keluar.

"Velyn!"

Tin!
Tin!

Suara klakson motor yang melaju di jalur kiri menggema di telinga Velyn, hampir saja tubuh Velyn disambut oleh motor itu.

"Hei, Mbak-" Velyn tidak memedulikan kalimat makian yang pengendara motor itu ucapkan, dia terus berlari menjauhi mobil Wisnu yang terjebak macet.

Ternyata belum selesai, karena Wisnu memilih mengejarnya.

"Argh!" Velyn bergidik ngeri. Lelaki psikopat itu pasti semakin murka karena dia berhasil kabur.

Velyn terus berlari, salah satu sandalnya bahkan terlepas. Alhasil kaki kanan gadis itu harus mencium trotoar yang terasa membakar kulit.

"Pak, tolong saya!" Velyn berusaha mencari perlindungan dari pedagang asongan tapi gadis itu langsung teringat petugas parkir yang dibentak Wisnu. Oh, dia tidak mungkin membiarkan bapak yang sudah lanjut usia ini berhadapan dengan Wisnu psikopat.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang