My Universe~2

1.8K 217 13
                                    

Petang, Bolooo

Pitaloka hadir kembali👐

Klik bintang di pojok dulu ya
Tinggalkan jejak lain juga🤟

Happy reading👐

~

"Lu udah bilang Karin?"

"Nanti gue bilang, lagian jarak dari rumah mama ke rumah sakit lumayan jauh, terus nanti lu harus puter balik ke asrama. Emang lebih efisien gue ngekos deket sini aja." Pita meneliti barang bawaannya. Di jok belakang terdapat tas punggung hitam berisi pakaian lain.

"Mama tadi kelihatan sedih banget," ucap Abi seraya memutar stir mobil.

Wanita paruh baya yang sangat amat menyayangi Pita itu tak bisa menyembunyikan kesedihan, ketika Pita dan Abi membicarakan tentang keputusan mereka. Beliau sudah pasrah, dan terlihat tak bersemangat meski Pita berkata akan sering berkunjung. Jika mengingat wajah ayu yang penuh kekecewaan beliau, Pita merasa sangat bersalah.

Tangan tegap berhias jam tangan hitam itu mengulurkan amplop cokelat yang telah dia siapkan.

"Apaan, Bi?"

"Buat jajan."

Pita menatap amplop cokelat itu tanpa minat. "Enggak usah, yang kemarin aja belum gue pakek."
Pernikahan mereka memang berbeda dari pernikahan lain, tapi soal tanggung jawab, Abimanyu tak perlu diragukan. Uang belanja, uang jajan, bahkan uang untuk membeli skincare selalu lelaki itu berikan.

"Ambil, Pit! Ya, kalau begitu ajak Karin jajan nanti."

Pita melirik Abimanyu, lelaki ini, kenapa harus semanis ini? Ya Tuhan, bagaimana caranya Pita bisa move on?! Argh!

"Yaya, makasih." Akhirnya Pita menyimpan amplop cokelat itu.

Selang beberapa menit, mobil yang Abimanyu kendarai tiba di depan gedung sebuah rumah sakit.

Pita merapikan sedikit penampilan sebelum keluar dari mobil, gadis itu menyusul Abi yang sudah keluar lebih dulu. Gadis itu berdiri di samping mobil seraya mengamati sang suami yang sedang mengeluarkan tas punggung dan perintilan lain.

"Lu jadi jalan sama Becca? Have fun ya."

"Jadi, habis dinas nanti."

Pita mengangguk, dilihatnya jam yang ada di pergelangan tangan. Masih sangat pagi, pun gerbang besuk rumah sakit belum dibuka. Sengaja, karena Abimanyu harus sampai di asrama batalyon untuk mengambil apel pagi.

"Gue masuk dulu, hati-hati."

"Enggak mau gue bawain?" Abi menahan tangan Pita yang ingin meraih tas punggung.

"Enggak! Gue bisa sendiri." Pita berhasil meraih tas punggungnya. Lelaki ini memang memiliki act of service yang di luar nalar.

Pita sedikit kesusahan menaikkan tas ke punggung, pun membawa perintilan berupa tote bag miliknya. "Gue duluan!"
Langkah Pita terhenti saat Abi menyodorkan tangan kanan. Kening gadis itu mengerut dalam menatap Abi.

"Salim!"

Bibir Pita berkedut menahan tawa.
"Apaan sih lu! Orang enggak ada danyon, kasuh, apalagi mama di sini," gerutu Pita, tapi tetap saja gadis itu mencium tangan Abi dengan khidmat.

"Masuk gih! Gue mau lanjut jalan."

"Hem, hati-hati, makasih. Salam buat Becca nanti."

Pita berjalan menjauh. Gedung berlantai lima tempatnya mengais rezeki masih terselimuti kabut, tapi perawat itu sangat rajin meski jam pergantian shiftnya masih cukup lama.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang