Naughty Maid~2

4.5K 222 2
                                    

Halooo

Vote duluu kawan!!!

Happy reading 🤗

~

Tangan Jihan sibuk mengaduk kopi. Selesai melarutkan minuman pekat itu, dia segera memberikannya pada Sakti yang sedang menikmati sarapan.

"Silakan, Tuan!"

Sakti melirik secangkir kopi yang diletakkan Jihan di samping piring bekas roti. Hidung lelaki itu refleks menghisap udara yang kini terkontaminasi aroma mengepul dari secangkir kopi tersebut.

Mata Sakti langsung melirik Jihan yang sudah berlalu dari meja makan. Sakti segera meraih cangkir tersebut, menghirup aromanya sekali lagi. Aroma ini sama, apa cita rasa kopinya juga sama?

Srup!

Pupil Sakti membesar. Sama! Rasanya sama!

Sakti tergugu dengan cangkir kopi yang masih mengambang di udara. Sakti menyeruput kedua kali untuk memastikan.

Kriet!

Kaki Sakti melangkah lebar menuju dapur, dia menatap Jihan yang membelakanginya, sedang sibuk dengan masakan. Wanita itu memakai seragam pelayan berwarna hitam bercorak putih.

"Jihan!"

Tangan Sakti menempuk pundak Jihan. Terkejut dengan kehadiran juga tepukan itu, Jihan yang berniat mengangkat panci berisi kaldu ayam tidak sengaja melepas pegangannya pada kuping panci.

Brak!

"Aduh! Aw!"

Sakti mendelik, sepatu, dan celana bagian bawah lelaki itu basah. "Astaga! Jihan!"

Jihan meringis, merasakan kuah panas itu mengenai kaki. Meski dia berusaha menghindar, kaki kanannya tetap menjadi korban paling parah.

"Jihan, maafkan saya!" Sakti segera menarik lengan Jihan, dan membawa gadis itu ke gendongannya.

"Perih, Tuan!"

Mendengar rintihan Jihan, Sakti segera beranjak dari dapur dan menuju ruang tengah. Dia menaruh Jihan di atas sofa empuk berwarna cokelat. Sakti berlari mengambil tempat obat yang ada di sisi dapur, melakukan pertolongan pertama pada luka di kaki Jihan.

"Maafkan saya, Jihan."

"Ssh! Tidak apa, Tuan. Justru saya yang minta maaf, Tuan jadi terlambat pergi bekerja." Salep yang Sakti oleskan mampu membuat kaki Jihan yang tadinya panas terasa dingin.

"Tidak perlu memikirkan hal itu!"

Sakti dengan telaten merawat kaki Jihan, lelaki itu meniup kaki Jihan, seakan ingin menghilangkan hawa panas yang baru saja diterima.

"Sakti, Mama sama Salza datang-"
"Sakti"

Sakti dan Jihan menoleh ke dua wanita berbeda generasi yang berdiri di ambang pintu penghubung. Dua wanita itu terkejut melihat posisi Jihan yang berbaring di atas sofa, dengan kaki yang berada di pangkuan Sakti.

"Sakti! Sedang apa kamu!"

Sakti segera berdiri, meski begitu dia berusaha meletakkan kaki Jihan dengan pelan.

Salza sejak tadi menatap sengit ke arah Jihan. Tentu saja kepala wanita itu bertanya-tanya, siapa gerangan wanita muda yang membuat Sakti sampai harus memangku kakinya.

"Sakti sedang mengobati kaki Jihan yang terkena kuah panas, Ma. Jihan ini yang sementara menggantikan bibi," jelas Sakti.

"Kenapa harus kamu yang obati dia? Bukannya dia punya tangan sendiri?" tanya mama Sakti dengan nada bicara naik beberapa oktaf.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang