Twilight in The Sky~1

8.2K 288 6
                                    

Beli Semur di kota lama
Apa kabar semuanya?

~

"Jaaa!!!"

"Senjaaa!!!"

Mendengar teriakan yang menggelegar seisi rumah, Senja segera menghentikan kegiatan menyuci piringnya. Gadis itu tergopoh menghampiri si pemilik suara menggelegar itu.

"Apa, Lyn?"  Dengan napas yang ngos-ngosan Senja bertanya.

"Lyn?" Gadis yang semula duduk di kursi belajar itu langsung berdiri. Tak lupa tangan ramping yang putih dan mulus itu disilangkan di depan dada.

"Enak aja panggil gue pakai nama doang! Walaupun oma suruh lu panggil gue begitu, bukan berarti lu bisa seenaknya ya! Gue tetap Nona muda di rumah ini. Jadi jangan seenaknya sama gue!"

Senja mengangguk. Salahnya juga karena kelepasan memanggil gadis yang tiga tahun lebih muda itu tanpa embel-embel lain.

"Udah, pokoknya lu harus sopan sama gue!"

Senja kembali mengangguk. Kalau ada nenek, alias orang yang paling berkuasa di rumah ini, mendengar teriakan gadis yang ada di depannya pasti beliau langsung memberi hukuman. Ketenangan serta sopan santun dijunjung tinggi di rumah bak istana ini.

"Ja! Kerjain tugas gue! Gue capek mau tidur!" Velyn, gadis itu menyodorkan buku serta alat tulis ke arah Senja.

"Loh, tapi ini tugas kamu-"

"Ya emang tugas gue. Tapi lu tahu gue capek! Jadi lu yang kerjain! Udah sana kerjain, nanti sebelum jam lima sore, harus selesai ya!" Tanpa menunggu persetujuan, Velyn segera menaiki tempat tidur dan mengurung diri di bawah selimut tebal.

Senja hanya bisa menggelengkan kepala. Meski nenek sangat baik, menghargainya, lembut, dan tentu saja baik hati agaknya semua sifat baik itu tidak menurun ke cucunya.

Senja duduk di kursi yang tadi dipakai Velyn. Meski tidak terlalu pintar, yang Senja heran selama beberapa bulan terakhir dia selalu dijadikan andalan oleh Velyn untuk mengerjakan tugas.

Senja mulai berjibaku dengan tugas-tugas milik Velyn. Benar juga, mau bagaimanapun bentuknya, Velyn tetap nona muda di rumah ini.

***

"Widih, gila bener. Udah selesai aja nih." Velyn tersenyum, gadis itu menatap puas hasil pengerjaan Senja. Semoga nilainya bisa memuaskan seperti tugas lain yang dikerjakan Senja.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, Ly-"
"Maksud aku, Non."

Velyn memutar bola mata dengan malas. " Iya udah sono! Gue juga mau balik tidur!"

Blam!

Setelah mendorong Senja keluar, Velyn segera menutup dan mengunci pintu kamar.

"Huh, andai tugas-tugas itu punya aku sendiri. Pasti rasanya jauh lebih senang," gumam Senja. Dia berjalan menjauh dari pintu kamar Velyn. Pekerjaannya masih banyak, dia belum selesai cuci piring, bahkan masakan untuk acara nanti malam juga belum selesai.

***

"Senjaaa!!! Jaaa!!!" Senja meletakkan sayuran yang sedang dipotong. Suara itu kembali terdengar, seperti sebuah lonceng kematian, Senja selalu was-was mendengar hal itu.

"Ja, itu kenapa lagi sih?" Senja tersenyum kikuk ke arah wanita paruh baya yang terlihat lelah.

"Mungkin ada tugas yang belum selesai, Bi."

Sumi berdecak. "Ya sudah sana, Ja. Nanti kalau sudah selesai cepat ke sini lagi ya! Pekerjaan masih banyak, Oma sama nyonya pasti sebentar lagi pulang."

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang