Selamat tengah malam🌚
2000+ words, mana votemu?!~
Suara ribut di sekitarnya membuat Arumi terbangun. Wanita itu mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk. Suara ribut itu semakin jelas ketika telinganya menajam.
"Enggak mungkin, Ma. Pasti dokter salah periksa!"
Itu suara Dito, Arumi sangat mengenali suara itu.
"Gimana bisa salah! Ini udah dicek lab juga, To! Lebih baik kamu diam dulu!"
Ah, pening di kepala Arumi kembali menyerang. Wanita itu mengerang membuat perhatian tertuju pada dirinya.
"Argh!"
"Rum?"
"Arumi?"Ternyata memang seramai ini, ada Dito, Sahira, Icha, Anindya, bahkan Diana dan mama Dito juga ada. Ada apa ini?
"Gimana? Perut kamu masih sakit, Nak?" Mama Dito mengusap kening Arumi. Wanita paruh baya itu tampak khawatir.
Perut?
Deg!Seperti kaset yang rusak, adegan di kamar mandi beberapa jam lalu terlintas di kepala Arumi. Astaga, jangan bilang jika saat ini mereka-
"Siapa lelaki brengsek itu, Rumi?"
"Dito!" Diana menarik sang adik untuk menjauh dari ranjang pasien Arumi. Tubuh Arumi terbaring tidak berdaya di atas bankar, selang infus di tangan kiri, dan selang oksigen menancap di lubang hidungnya.
Janin?
Tangan Arumi refleks memegang perut. Perutnya masih rata, wanita itu perlahan menangis, pikirannya kacau terlebih ketakutan tentang kondisi janin kecilnya.
"D-ia-"
"Dia kuat, Nak." Mama Dito tersenyum teduh. Kalimat itu membuat ketakutan Arumi berkurang.
"Jawab gue, Rum! Siapa lelaki brengsek itu!" Napas Dito memburu, mata lelaki itu memerah. Bagaimana dia bisa kecolongan?
Arumi semakin tergugu, bibir wanita itu kelu. Dia melihat semua yang hadir di ruangan itu. Ada yang menatapnya iba, tapi tatapan sinis juga menghujam ke arahnya.
"Arumi! Jawab gue! Biar gue seret orangnya ke sini!" Dito semakin tidak terkendali, lelaki itu kini meremas rambut dengan frustrasi.
"Sayang, jangan gitu!" Sahira mendekati sang kekasih.
"Gimana aku bisa tenang, Yang. Sahabat aku jadi korban lelaki brengsek!"
Bagaimana jika lelaki brengsek itu kamu? Arumi menggeleng, dia tidak bisa mengatakan hal itu.
Suara gaduh di ruang rawat Arumi membuat petugas datang.
"Permisi, tolong jangan membuat keributan-"
"Sayang?"
"Bang Mue!" Diana memelas, kabar tentang Arumi terjatuh di kamar mandi, lalu kondisi wanita itu yang ternyata sedang berbadan dua membuatnya spot jantung berulang kali.
Tangan Arumi meremas sprei hijau yang ada di bawahnya. Astaga, jadi ini rumah sakit yang sama.
"Loh, ini Adik yang beberapa hari lalu dibawa ke sini, kan? Ada keluhan lagi?" Samuel mendekat. Lelaki itu melihat semua penghuni ruangan yang menampilkan muka tegang.
"Abang-"
"Gimana, Dek? Sahabatnya mau tanggung jawab tidak?"
Napas Arumi terasa sesak mendengar pertanyaan itu.
"Sahabat?" ulang Diana. Gadis itu sontak menatap Dito yang juga menampilkan wajah bingung.
"Iya, Adik ini datang karena pingsan di tempat kerja. Ternyata sedang hamil, dan yang hamili sahabatnya tapi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
Short StoryKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023