Crazy Girl~3

2.7K 242 15
                                    

Siaaap bertemu Tama dan Dumaaa

Tekan bintang di pojok duluuu😙

Happy reading🩷

~

Bruk!
"Itu kamu sebut laporan?"
Sebuah map berwarna merah melayang ke atas meja.

"Duma, apa kamu belum pernah membuat laporan seperti itu sebelumnya? Bukannya kamu sudah berpengalaman di bidang ini?" tanya Tama. Wajah lelaki itu mengeras, kedua tangannya tertaut di atas meja.

"Maaf, Pak. Saya akan perbaiki." Duma meraih map merah itu. Pikiran Duma yang kacau membuatnya tidak fokus.

"Saya tidak mau laporan seperti itu ada di meja saya lagi. Besuk Tania ambil cuti, saya ragu kamu bisa menghandle semua tugas dengan baik."

Deg!

Kalimat lelaki itu masih setajam silet. "Saya akan melakukan yang terbaik, Pak. Mohon maaf atas kesalahan hari ini."
Setelah mengatakan hal itu, Duma berbalik dan keluar dari ruangan Tama.

Tama mengamati punggung Duma yang menghilang di balik pintu. Lelaki itu menghela napas, dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Huh!"
"Kenapa melihat wajahnya yang ketakutan itu aku jadi sedih?"

***

"Gimana?" Tania memburu Duma.

"Huhuhu, laporanku ditolak, Mbak." Duma menenggelamkan wajah di atas meja.

"Ck! Jangan bilang lu dipecat!" Oh, jangan bilang Tania harus bekerja bagai kuda sampai lupa cuti seperti yang sudah-sudah!

"Ya ampun, enggak segitunya, Mbak. Aku dikasih peringatan, dan disuruh memperbaiki." Belum ada sebulan bekerja, rasanya terlalu jahat jika Tama langsung memecatnya.

"Eh, beneran? Lu tahu, sekretarisnya pak bos yang dulu-dulu tuh cuman bertahan seminggu, dua minggu. Soalnya pak bos, salah dikit langsung pecat!"

Duma menegakkan badan. Wanita itu menatap Tania yang menggebu menceritakan soal sekretaris pendahulu. Ternyata Tama sekejam itu.

"Dan lu tahu, Dum. Gara-gara enggak ada yang betah, gue jadi kerjain ini semua sendirian." Tania menunjuk tumpukan map yang ada di meja mereka.

"Emang sih, duit gue jadi banyak, banyak banget malah, tapi ya masa gue enggak ada waktu buat habisin duit gue. Ya bisa gila kalau gue enggak quality time bareng keluarga!" Tania berjalan ke arah mejanya dengan sempoyongan.

"Mbak, enggak usah khawatir, aku akan berusaha. Pokoknya, Mbak besuk harus pergi liburan!" Duma mengepalkan kedua tangannya. Mengangguk yakin pada Tania.

"Okelah, please jangan resign! Gue capek montang-manting sendiri!"

"Eh, tapinya, tumben pak Tama kagak dikit-dikit pecat!" Kening Tania mengerut dalam.

Duma menggidikkan bahu, dia sendiri juga heran.

Ceklek!

Tania dan Duma seketika menyibukkan diri, mereka menampilkan wajah serius seakan pembicaraan mereka tadi tidak terjadi.

"Saya pergi dulu."

"Baik, Pak!" jawab Duma dan Tania kompak.

Mereka mengamati Tama yang berjalan ke arah lift. Bos mereka itu terlihat terburu-buru, bahkan tidak menatap mereka ketika berbicara.

"Pak bos mau ke mana, buru-buru banget!" Memang hari ini tidak ada jadwal rapat atau bertemu klien, tapi aneh saja, belum juga jam makan siang, pak bos sudah pergi.

"Kayaknya mau ketemu sama bu Nadia deh."

"Bu Nadia?" ulang Duma.

"Iya." Tania mendekat ke arah Duma. Wanita itu berbisik, "mereka mau tunangan."

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang