Be Your Wife(reborn)~5

1.9K 185 27
                                    

Aku emang sering ngilang, tapi aku selalu berusaha menepati janji, kan?

Double nih👐💥

Klik bintang di pojok jan lupa ya cintaah😚

~

Semangat!
Semangat!

"Na! Giliran kamu tuh!"
Bahu Nana disenggol pelan oleh Zaskya.

"Ha? Ah, iya!" Nana berdiri dan maju mendekati ustazah Maryam.

Astaga, Nana masih memikirkan kata itu. Tidak, ini tidak benar. Masa hanya karena satu kata itu dia sampai sulit tidur tadi malam, pun tidak fokus di kelas hafalan sore ini.

Duh, semoga saja otak Nana tidak semakin blank dan membuatnya lupa. Oke, Nana tenang, releks, kamu sudah menyiapkan ini sejak beberapa hari terakhir.

Ustazah Maryam yang duduk di depan Nana, dipisahkan oleh sebuah meja, mengangguk pada seseorang yang melewati kelas. Sontak, Nana mengikuti arah pandang ustazah Maryam.

Doeng!

Si penyebab ketidak fokusannya, si biang kerok yang membuat Nana blank sejak malam! Siapa lagi kalau bukan, gus Fatur!

"Ayo, Nana! Sudah siap, kan?"

Nana menatap nelangsa ke arah ustazah Maryam. "Siap, Ustazah!"

Bismillah!

***

Fatur menatap Nana yang juga menatap ke arahnya, lelaki itu yang pertama memutus kontak mata mereka. Senyum kecil tersungging di bibir Fatur, wajah Nana itu kenapa lucu sekali. Eh, Astagfirullah!

"Astagfirullah."

"Ada apa, Gus?" Ustaz Zainal meneliti wajah lelaki di sampingnya.

"Ah, tidak apa, Ustaz. Saya hanya teringat sesuatu." Iya, sesuatu yang penting tentang menjaga pandangan.

"Jadi ini ruang yang harus direnovasi selanjutnya?" Fatur mencoba mengalihkan pembicaraan. Saat ini, dia dan ustaz Zainal yang memang memiliki tugas khusus sebagai humas sarana dan prasarana sedang meninjau ruang kelas kosong yang ada di pondok putri.

"Benar, Gus. Anggaran sudah dicairkan, tapi kita belum menumukan pemborong yang pas. Pemborong yang sedang bekerja sudah memiliki proyek lain." Fatur menatap bangunan baru yang terlihat atapnya dari sini. Tidak mungkin jika mereka harus menunggu, takutnya musim hujan yang sebentar lagi datang, membuat ruang kelas itu semakin rusak parah.

"Baiklah, kita cari-"

"Astagfirullah!"
"Nana!!!"
"Avriana!!"

***
Nana mencium aroma menyengat, dan membuat gadis itu bangun. Begitu bagun, pandangannya yang masih samar disambut oleh seorang wanita paruh baya yang asing untuknya.

"Alhamdulillah, syukurlah, Adek sudah sadar." Wanita paruh baya itu tersenyum lega ke arah Nana.

"Aduh, Bu? Saya di mana?" Nana berusaha duduk, tapi wanita itu menahan gerakan Nana.

"Jangan duduk dulu, Adek. Adek pasti masih pusing, kan?"

Nana mengurungkan niatnya, dia mengangguk ke arah wanita itu.

"Adek sedang ada di klinik pondok, tadi Adek pingsan di kelas dan langsung dibawa ke mari."

Nana memejamkan matanya. Astaga, rekor baru ini, padahal dulu waktu di kampus dia tidak pernah pingsan. Bukan hanya saat kuliah, TK, SD, SMP, SMA pun Nana tidak pernah pingsan. Ah, benar! Ini adalah pingsan pertama dalam hidup Nana.

"Saya enggak apa, kan, Bu?" Pasti dia hanya kecapekan.

"Tidak apa, nanti setelah makan Adek minum obat ya. Tapi sepertinya Adek di sini dulu untuk saya pantau."
"Sebentar, saya ambil makanan dulu ya." Wanita paruh baya yang memakai jas putih itu pergi dari ruang klinik.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang