Vote dan komen duluuu!!!
~
"Pak Weda ada di depan tuh!" Rose menyenggol lengan Velyn.
Hembusan napas Velyn terdengar. Dia lelah setelah menghadiri rapat, ingin cepat pulang dan istirahat tapi di depan sana sudah ada monster.
"Ngapain coba? Tebar pesona tuh orang!" Velyn memasukkan buku catatannya.
"Tapi enggak tebar pesona pun, tuh dosen pesonanya udah luber ke mana-mana, Lyn." Rose tersenyum seraya mengamati Weda yang berbincang dengan mahasiswi.
Tak memedulikan kalimat Rose, Velyn segera bangkit dan berjalan menuju pintu. Gadis itu melewati Weda yang masih berbincang dengan adik tingkatnya.
"Tunggu saya di tempat parkir!"
Kening Velyn mengerut, dia tidak berhenti, hanya memelankan langkah.
Mendengar kalimat itu keluar dari mulut sang dosen, mahasiswi yang sengaja mencari topik pembahasan itu langsung menerka hubungan dosennya dengan kakak tingkatnya.
***
"Lyn, lu enggak tunggu pak Weda! Dia suruh lu tunggu di sini loh," kata Rose mengingatkan.
"Lu lihat, kan gue bawa mobil sendiri? Buat apa coba tunggu dia, gue enggak ada urusan!" Velyn masuk ke mobilnya. Dia mengklakson Rose yang masih berdiri di samping mobil.
"Masuk, gih! Gue antar pulang."
"Thanks, Jayden mau jemput," tolak Rose.
Velyn berdecih. "Dasar bucen!"
Velyn segera menginjak pedal gas sebelum suara melengking Rose terdengar. Temannya itu tidak tahu diri, dibilang bucen kok enggak mau, padahal memang begitu kenyataanya.
Jalanan macet luar biasa, Velyn yang tidak mau terjebak kemacetan mencari akal dengan melewati jalan tikus.
"Emang pinter gue mah. Kalau ada yang mudah kenapa harus susah?" Senyum bangga terukir di bibir Velyn. Jalan yang dia pilih lancar jaya. Meski sepi, Velyn mempunyai keberanian karena hari masih sore.
"Eh?"
Mata Velyn melihat ke arah spion. Motor matic yang ditumpangi oleh dua orang itu sejak tadi ada di belakangnya.
"Kok, perasaan gue enggak enak ya." Bulu kuduk Velyn berdiri. Gadis itu menambah kecepatan mobilnya.
"Eh? Astaga!" Tangan Velyn mencengkeram stir mobil. Pengendara motor itu terus memepet mobilnya, menunjuk ke arah Velyn dan mengeluarkan makian agar dia menghentikan mobil.
"Ya Allah, Mama!" Keringat dingin mulai meluncur dari dahi Velyn.
Meski dia mencoba kabur dengan menambah kecepatan, Velyn yang gugup justru hampir menabrak trotoar.
"Aaa!"
Jantung Velyn hampir copot, untung dia bisa menginjak rem tepat waktu. Kalau tidak mungkin saat ini, pohon besar yang ada di pinggir jalan sudah ditabrak.
Brak!
Brak!"Hei! Keluar!"
"Aaa!!!" Velyn menutup telinga. Di sampingnya lelaki dengan wajah menyeramkan, berpakaian serba hitam menggedor jendela mobil.
Velyn mendongak, ternyata jumlah mereka bertambah menjadi empat orang. Dengan tangan yang gemetar, Velyn berusaha meraih ponsel yang ada di tas. Kebetulan ada panggilan telefon yang masuk, gadis itu langsung menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Hei! Keluar! Buka pintunya!"
Brak!
"Argh!" teriak Velyn.
![](https://img.wattpad.com/cover/337941380-288-k882894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
Short StoryKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023