Apa kabar, Chingu???
Siap untuk cerita baru?
Don't forget to Vote!
~
Apa yang biasa wanita lakukan ketika dia menginjak usia dua puluhan? Sibuk dengan pekerjaan? Menikmati masa muda dengan teman seusia? Atau justru sibuk dengan pasangan?
Untuk beberapa hal itu, hanya satu yang sesuai dengan kondisi Yumna. Gadis berusia dua puluh tiga tahun itu sedang sibuk dengan pekerjaan. Menikmati masa muda? Semua orang memiliki caranya masing-masing. Untuk saat ini Yumna harus tekun untuk bekerja, siang-malam demi menyambung hidup.
Sibuk dengan pasangan? Pacaran saja terakhir kali ketika dia sekolah dasar. Lucu memang, tapi kenyataannya seperti itu. Di usianya yang sekarang, sepertinya lelaki serius dan mau menerima dia apa adanya sulit untuk dicari. Em, Yumna memang tidak sedang mencari sih. Dia lebih memasrahkan semua itu pada Yang Maha Kuasa.
Untung saja Yumna sudah pindah dari desa, andai dia masih di tempat kelahirannya itu, mungkin saat ini kuping Yumna panas mendengar kalimat tanya 'kapan rabi?'
"Lucu banget!"
"Iya dong. Ini tas edisi terbatas tauk."
Yumna yang sedang membereskan meja melirik gerombolan gadis yang ada di samping. Rombongan itu sudah masuk ke kafe sejak setengah jam lalu. Anehnya hanya dua orang yang pesan dari enam orang yang duduk di kursi itu.
"Kalau aku, baru aja kemarin beli lipstik yang diiklanin Jisoo Blekpink."
Yumna kembali melirik ke arah mereka. Siapa pula 'Jisoo Blekpink' itu? Tapi perlu Yumna akui, pengunjung seperti mereka adalah hiburan tersendiri.
Setengah jam kemudian, barulah rombongan gadis itu keluar dari kafe tempat Yumna bekerja.
"Dasar, bocah enggak ada kerjaan. Nongkrong satu jam yang pesen cuman dua orang!"
Silvia, rekan kerja Yumna menggerutu ketika melihat rombongan gadis tadi tertawa terbahak di depan kafe. Melihat hal itu, Yumna hanya bisa tersenyum kecil.
Pasti senang sekali, bisa menghabiskan waktu, bercanda tawa dengan teman sebaya. Hampir tiga tahun di kota ini, Yumna belum mendapat teman dekat.
Bruk!
"Astaga, maaf, Mbak."
Semua menoleh ke arah Yumna yang tidak sengaja menumpahkan jus ke pakaian salah satu pengunjung kafe.
"Ya ampun, Mbak! Gimana sih?"
Yumna menelan ludah dengan kasar. Gadis itu menatap wanita cantik di depannya. Dari penampilan wanita itu saja, Yumna tahu jika pakaian yang dipakai bukan dibeli di pasar atau online shop serba diskonan.
"Maaf, Mbak. Maaf!"
"Duh, Put! Baju lu jadi kotor!" Teman wanita cantik itu menatap jijik pada kemeja putih yang kini terkena noda jus.
"Maaf, Mbak. Biar saya bersihkan!" Tangan Yumna sedikit gemetar ketika dia meraih tisu dan mengarahkan ke kemeja putih tersebut.
"Duh, enggak usah deh! Malah makin kotor!" Tangan Yumna ditepis.
"Ada apa ini?"
Glek!
Mampus! Benar-benar sial! Sejak kapan pemilik kafe datang!
***
Yumna menatap amplop putih yang ada di genggaman tangan. Memang privillage itu penting saudara-saudara. Bahkan di desa Yumna merasakan hal itu, apalagi di kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
ContoKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023