Crazy Girl~4

3.1K 260 17
                                    

Aku kembali lagi, di tengah malam😏

Jam berapa kalian bacanyaaa?
Tekan bintang di pojok dulu doonk!

Happy Reading😚

~

Duma membalik dokumen itu berulang kali, memeriksa apakah ada kekeliruan lagi. Memastikan tidak ada yang salah, Duma segera menyimpan berkas itu.

"Huh!" Duma menghembuskan napas panjang berulang kali. Perhatiannya beralih ke berkas terakhir yang harus dia kerjakan.

"Oke, tinggal satu lagi!" Mencoba menyemangati diri sendiri.

Azan Magrib sudah berkumandang sejak beberapa menit lalu, dan di lantai ini tersisa Duma, atau bahkan hanya Duma yang masih berjibaku dengan tumpukan berkas di gedung ini.

Drrt!
Drrt!

Ponsel Duma yang ada di dalam laci bergetar. Wanita itu segera mengambil benda tipis itu. Dia terkejut melihat banyaknya panggilan tak terjawab.

"Astaghfirullah, anakku!"

***

Kaki pendek Duma berusaha menuju bangunan yang ada di seberang dengan cepat. Jalanan yang biasanya padat, dapat dengan mudah Duma seberangi.

"Astaghfirullah." Berulang kali, Duma menyebut. Wanita itu meringis menatap manusia mungil yang menatapnya penuh permusuhan.

"Selamat malam, Miss. Maaf saya terlambat."

Dan terjadi lagi, Duma menjadi orang tua terakhir yang menjemput anaknya.

"Tidak apa, Mam."
"Silakan, Theo. Mama sudah datang, sampai jumpa besuk, Theo!"

Manusia mungil bernama Theo itu meraih tangan miss-nya, dia berjalan pelan mendekati sang ibu yang menampilkan wajah penuh penyesalan.

"Sekali lagi saya minta maaf, Miss. Terima kasih." Duma menyalami wanita yang jauh lebih muda darinya itu. Ingatkan Duma untuk memberi tambahan tip!

"Ayo, Theo!"

Uluran tangan Duma ditepis oleh Theo. Duma hanya bisa tersenyum tipis. Setelah Duma mendapat pekerjaan di tempat baru, wanita itu juga mencari tempat baru untuk menitipkan Theo. Beruntung, persis di seberang gedung kantor, sebuah bangunan bernama 'Daycare Kenanga' dibangun. Hanya saja terkadang Duma lupa waktu dan telat menjemput Theo, berakhir bocah itu merajuk.

Duma mencoba mengerti. Theo mungkin sangat kesal dan kecewa karena Duma memindahkan tempatnya dititipkan. Duma paham akan kekecewaan Theo itu. Terkadang Duma merasa menjadi ibu yang gagal karena membuat anak sekecil itu diharuskan mengerti keadaan. Sering kali Duma berpindah tempat, membuat Theo harus terus beradaptasi.

"Theo, sini Mama gendong." Duma meraih sebelah tangan sang anak. Mereka telah memasuki area loby perusahaan yang mana lampu di area itu berubah meremang.

Sebelumnya Duma belum pernah mengajak Theo memasuki area perusahaan. Dan sebelum masuk tadi, Duma telah mendapat izin dari petugas yang berjaga.

"No!" tolak Theo. Lelaki mungil itu terus berjalan di depan Duma dengan kaki sedikit menghentak.

"Theo! Apa enggak takut?"
Tempat ini asing untuk Theo, sangat mustahil jika bocah itu tidak takut.

"Enggak! Mama kali yang takut!"

Duma menaikkan sebelah alis. Wanita itu menahan tawa melihat Theo menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, terlihat sangat menggemaskan.

"Hai!" Theo melambai ke pojok loby. Mendadak bocah itu berhenti hanya untuk melambai.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang