Young Husband~2

2.2K 202 5
                                    

Vika, Pita, Mika
Nanti siapa lagi?
Wqwqwqwq
Emang cari yang simple namanya tuuh

Klik bintang di pojok dulu yaaa
Ada typo? Kasih tahu aku!

Happy reading👐

~

Mika meremas jemari tangannya sampai memerah. Situasi yang tak pernah Mika bayangkan akan menimpa dirinya. Seperti jatuh lalu tertimpa tangga, Mika mengalami patah hati, kini harus berurusan dengan aparat serta perangkat desa.

"Benar, kan, Pak? Kecurigaan kami selama ini benar! Jika saja izin itu dicabut sejak lama, daerah kami akan bersih dari para pezina!"

Deg!

Lubuk hati Mika terasa sakit, ingin rasanya dia menyangkal tuduhan itu. Dia tidak berzina! Namun melawan masa yang sedang mengamuk bukan pilihan tepat.

Di sini Mika berada, di balai desa bersama beberapa pasangan lain. Tepat di sampingnya, lelaki yang sejak tadi tak henti Mika sumpah serapahi dalam hati duduk tenang. Sepertinya pengaruh minuman keras masih menguasai lelaki itu, tidak ada raut penyesalan, atau malu saat digiring paksa.

"Baik, Bapak! Setelah kejadian ini, izin operasi akan segera dicabut!"

Sorakan terdengar, para warga yang kesal sangat menantikan keputusan ini.

"Permisi!" Suara lantang wanita memecah keributan.

Semua pasang mata menatap wanita yang sudah berumur itu. Rambut putih dengan sanggul kecil, kaca mata bulat, serta tas jinjing hitam. Wanita lansia yang fashionable.

"Ibu-"

"Saya wali dari Aleron Arthayuda."
Perkenalan diri yang singkat, tapi Mika bisa menangkap ketegasan dari pribadi beliau.

"Silakan, Ibu!" Wanita itu digiring untuk melewati kerumunan warga, dan didudukkan di samping lelaki yang-

Eh, Mika tak salah lihat, kan? Jangan bilang Aleron Arthayuda adalah lelaki brengsek di samping Mika ini!
Ah, sial! Sepertinya iya!
Mika langsung menundukkan pandangan ketika wali Aleron itu menatapnya. Ngeri! Tatapan setajam silet! Tanpa sadar Mika meneguk ludah kasar.

Satu persatu pasangan yang terciduk berbuat tak senonoh itu disidang. Ada yang menyangkal, ada juga yang membenarkan. Kepala Mika semakin pening karena warga yang marah terus mengumpat.
Waktu semakin cepat berlalu, tangan, kaki, bahkan bibir Mika bergetar karena mengetahui konsekuensi yang harus dihadapi.

Tidak! Tidak! Mika tidak mau!

"Permisi, Pak, kami orang tua Mika Larasati."

Deg!
Itu suara bapaknya, Mika tak berani mengangkat muka. Gadis itu semakin menunduk ketika dua pasang langkah kaki mendekat.

"Mika?" Tepukan di pundak dengan suara penuh luka. Bahu Mika bergetar saat sang ibu memeluknya.

"Ya Allah, Nduk!"

"Maaf, Bu, Pak," lirih Mika.

Elusan di kepala Mika membuat tangisnya yang sejak tadi dia tahan pecah. Kata ibu, dia adalah harapan satu-satunya, tapi kenapa saat ini Mika justru seakan melempar kotoran ke muka kedua orang tuanya?

"Muji?"

"Bu Inggrid?"

Wanita berkaca mata yang merupakan wali dari Aleron beradu pandang dengan Muji-bapak Mika.

"Ibu, kenapa-"
Muji bergantian menatap Inggrid, mantan bosnya dan lelaki muda yang juga mantan tuan mudanya. Terbesit sebuah pikiran yang membuat Muji semakin takut.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang