Malaaam
Yang ini update beneran yaa😆
Terima kasih sudah sabar menunggu, selamat membaca endingnya
Semoga sesuai ekspektasi kalian👐
Ada typo? Kasih tahu aku ya!
Happy reading👐
~
Mobil hitam itu berhenti tepat di garasi rumah. Dengan senyum mengembang, Aleron turun, tak lupa menyapa pak Karyo yang sedang membersihkan mobil eyang di halaman samping.
"Sore, Pak."
"Sore, Aden!" Karyo menatap punggung Aleron yang menghilang di balik pintu rumah. Aura kebahagiaan terpancar jelas dari wajah lelaki berkemeja putih itu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumusalam."
"Sudah pulang, Al? Kenapa tadi pulangnya enggak bareng aja?" tanya Inggrid, dia mengelus kepala cucunya yang kini tengah menyalami tangannya."Maksud, Eyang?"
"Lah kok malah nanya, kamu itu jawab dulu pertanyaan, Eyang! Kenapa tadi pulangnya enggak bareng Mika?"
Kening Aleron mengerut dalam. Sungguh tidak paham dengan kalimat eyang.
"Bukannya tadi Mika temani Eyang kontrol?""Gimana sih, orang Mika sendiri yang bilang mau temani kamu."
Otak Aleron berpikir keras, saat dia minta untuk datang, Mika menolak mentah-mentah. Meski sedih mendapat penolakan, Aleron tak ambil hati karena waktu itu Mika beralasan tak tega membiarkan eyang ke rumah sakit sendiri.
"Selamat ya Ale, semoga ilmu kamu berkah dan bermanfaat." Inggrid mengelus lengan sang cucu. Turut bangga pada Aleron yang sedikit lagi menyelesaikan gelar sarjana.
"Terima kasih, Eyang. Kalau begitu, Ale naik dulu ya."
Mendapat anggukan sang eyang, Aleron segera beranjak ke lantai atas. Lelaki itu terus memikirkan kalimat eyang tadi. Jika memang Mika datang, kenapa Aleron tidak menjumpai gadis itu? Atau Mika sebenarnya pergi ke tempat lain, dan membohongi eyang? Ah, tidak! Mika bukan gadis seperti itu!
Tok!
Tok!Tangan Aleron terangkat mengetuk pintu yang terbuka sedikit lebar. Dia bisa melihat istrinya tengah sibuk menyusun baju ke lemari.
"Oh, hai! Gimana tadi?" tanya Mika, gadis itu melempar senyum pada Aleron yang berjalan mendekat.
"Alhamdulillah, lancar." Aleron meletakkan tas hitam berisi berkas dan laptopnya. Lelaki itu bersandar pada lemari tepat di samping Mika berdiri. Mengamati wajah istrinya dengan intens.
"Syukur Alhamdulillah."
"Kenapa?" Mika tak nyaman mendapat tatapan setajam itu. Tanpa sadar, Mika melangkah mundur ketika Aleron memajukkan wajah."Kata eyang, tadi kamu-"
"Ah, iya, aku tadi buat kue. Bentar ya!" Mika mendorong dada Aleron yang semakin merapat ke arahnya. Gadis itu berbalik dan langsung pergi tanpa sepatah kata lagi. Meninggalkan Aleron dengan kesimpulan yang lelaki itu dapatkan.
Kenapa dia tidak menemuinya?
***
37 derajat.
Mika membaca angka yang ditunjukkan alat pengukur suhu tubuh ini. Meski sudah diukur menggunakan termometer, Mika tetap menempelkan telapak tangannya ke kening Aleron.
"Udah turun."
"Ck! Ke rumah sakit aja yuk!"Kepala Aleron menggeleng, bibir pucat itu cemberut. Sebelah tangannya merogoh sesuatu dari balik bantal.
"Bisa jelasin ini apa?" Aleron menaruh amplop cokelat yang dia temukan di kolong ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
Historia CortaKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023