Cupid~4

2.1K 209 8
                                    

Selamat siang, Mbak Cupid hadir kembaliii

3000+++ kata, mana votenya?

Typo? Kasih tahu aku yaa

Happy reading🫶

~

"Silva, sering-sering main ke rumah Oma ya."
"Nanti minta Muel buat anterin," imbuh oma.

Acara berkumpul keluarga telah selesai. Sam meminta izin untuk mengantar Silva yang sejak kedatangan Della tak seleluasa tadi berbincang dengan sepupunya. Sam menyadari hal itu, dia segera memikirkan alasan yang tepat untuk membawa Silva keluar dari rumah itu.

Pun, tatapan tajam seseorang menjadi alasan lain Sam mengajak Silva segera pergi.

"Iya, Oma. Insha Allah."
'Enggak deh, Oma. Makasih, Silva udah kenyang dari tadi dipelototin.'

Silva meraih tangan oma. "Silva pulang dulu, Oma. Sehat-sehat ya, Oma, maaf tadi Silva ke sini enggak bawa apa-apa-"

"Enggak apa, Sayang. Hati-hati ya."

Tak lupa Silva juga berpamitan pada orang tua, pakde, budhe, om, tante, dan sepupu Sam. Begitu kaki Silva melangkah keluar, gadis itu bisa bernapas lega.

"Lu gimana sih! Kenapa enggak bilang kalau Della itu adek lu!" sembur Silva saat motor yang Sam kendarai keluar dari gerbang rumah oma.

Silva bergidik kala membayangkan tatapan tajam Della tadi. Setelah mendengar pengakuan dari mulut Sam, raut wajah Della seketika berubah. Tak ada senyum cerah dan suara lemah lembut, yang ada tatapan tajam, serta decakan sebal.

Kalau Silva tidak melipir-melipir, mungkin dia akan dikuliti Della saat itu juga. Iih! Ngeri! Silva bergidik sampai bulu kuduknya berdiri.

"Pokoknya gue enggak mau lagi jadi pacar pura-pura lu! Ini yang terakhir!"

Sam melirik Silva dari kaca spion. "Terus kalau oma nanyain lu-"

"Ya lu bilang kalau kita udah putus!" Silva meremas ujung jaket yang Sam kenakan. Buset dah, rasanya dingin cuy malem-malem motoran pakai dress lagi! Pokoknya habis ini Silva mau minta ganti rugi kalau sampai dia kena flu!

"Kalau gitu caranya, mereka bakal curiga," gumam Sam yang tidak bisa Silva dengar dengan jelas.

"Hah? Apa?"

Sam melirik Silva dari kaca spion lagi, lelaki itu tak menjawab, dia justru menghentikan motornya di pinggir jalan.

"Ngapain berhenti? Jangan bilang motor lu mogok! Kehabisan bensin? Ish!" Silva menghentakkan kaki.

"Ck! Cerewet ye lu!" Sam melepas jaket hitam yang dipakai, lelaki itu mengangsurkan jaket tersebut ke arah Silva.

"Apaan?" Dengan ragu Silva menerima jaket tersebut.

"Pake! Lu menggigil, kan?"

"Iye! Bisa peka juga lu!" Silva memakai jaket hitam itu. Jaket hitam itu membungkus tubuh Silva sampai di atas lutut. Silva seakan tenggelam saat memakai jaket milik Sam.

"Makanya makan yang banyak! Kan, kayak bocil!" Sam tertawa, apalagi saat melihat wajah Silva memerah.

"Ck! Makanya kalau ajak cewek tuh pakai mobil, bukan motor butut begini! Pantes masih jomblo!" balas Silva tak mau kalah.

Sam menggeleng kecil, lelaki dengan kemeja abu itu menyalakan motornya kembali. "Motor butut? Motor butut mana yang kalau dijual bisa buat beli tanah lima petak!"

Silva mencibir. "Alasan! Bilang aja kagak ada yang mau sama lu!"

"Hah?" Sam mematikan mesin motor. Oke, sepertinya setelah ini mereka akan bergulat di pinggir jalan!

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang