Suddenly Indigo~1

3.2K 173 3
                                    

Selamat siang, jumpa lagi nih🤗

Klik bintang di pojok yaaaa🫰

Cerita baru ini sedikit berbeda dari cerita sebelumnya.

Mon maaf kalau rada gaje atau kurang greget, maklumlah, ini pertama kali nulis yang ada horor horornyaaa

Ada typo? Kasih tahu aku yaa

Heppi reading



~

Ballroom hotel menjadi saksi bisu dua sejoli mengikat janji. Akad telah selesai dilaksanakan, selanjutnya proses resepsi di hari yang sama. Dihadiri para tamu undangan yang ikut merasakan kebahagiaan pengantin baru, kecuali, seorang gadis yang berdiri di pojokan.

Tangan gadis itu menggenggam erat gelas berisi jus jeruk, giginya gemertuk menatap pengantin baru yang sedang tersenyum lebar seraya menyalami tamu di pelaminan.

"Pika! Ikut antri salaman yuk!"

Tepukan di pundaknya, membuat gadis yang kerap disapa Pika itu menoleh. "Eh? Mbak, duluan aja." Bibirnya yang sejak tadi terkantup berusaha senyum senatural mungkin.

"Oh, oke." Dua wanita berkebaya kutu baru kuning itu berjalan menjauh seraya berbincang pelan, namun tetap bisa Vika dengar.

"Lu ada-ada aja, sukur-sukur dia mau dateng!"

"Ya, kan gue cuman nawarin. Siapa tau dia bingung mau cari kawan."

Vika berdecak mendengar percapakan itu. Untuk apa dia bingung? Kalau bukan karena ingin menunjukkan dia baik-baik saja, dia tidak mungkin datang ke tempat ini. Mungkin bagi sebagian orang hadir di pernikahan mantan adalah hal terlarang, tapi bagi Vika dia harus hadir, dia akan membuktikan, melihat mantan bersanding di pelaminan dengan wanita lain tak membuat hatinya sakit.

See! Hati Vika tak sakit, hanya saja dendam itu masih ada! Fun fact! Vika tak seutuhnya mencintai lelaki yang sedang tersenyum lebar di sana. Mereka memang sempat menjalin kasih, itu juga karena mereka dijodohkan.

Hah! Gadis desa yang hampir menginjak usia 25, kalian tahu sendiri bagaimana dahsyatnya mulut tetangga? Akibat kedahsyatan itu, Vika dikenalkan dengan seorang lelaki berdomisili kota bernama Irfan. Pendekatan mereka berjalan normal, di tengah kesibukan Irfan sebagai seorang budak korporat lelaki itu menyempatkan pulang ke kampung halaman sang nenek sekaligus bertemu Vika.

Melihat kegigihan Irfan, hati Vika mulai terketuk. Tembok tinggi yang Vika bangun perlahan runtuh, sampai akhirnya gadis itu mencoba peruntungan ke kota dengan mendaftar sebagai karyawan di perusahaan yang sama dengan Irfan.

Bukannya sambutan yang Vika dapat, justru kejutan yang membuat Vika sekejut-kejutnya!

"Kenapa di pojokan terus? Mending ngisi piring biar kita kenyang!"
Tangan Vika ditarik Windi, wanita itu membawa Vika menuju stand makanan.

"Udah diikhlasin aja! Bukan jodoh!" bisik Windi, di mana kalimat itu sudah dia katakan berulang kali pada Vika semenjak undangan tersebar.

"Apaan sih, Mbak. Biasa aja tuh! Orang gue enggak secinta itu ama dia!" balas Vika. Dia tak patah hati, lebih ke dendam karena bagaimana pun lelaki itu adalah lelaki pertama yang berkunjung ke rumah.

Lelaki itu dikenalkan oleh salah satu keluarga Vika, bertemu orang tua Vika, dan berhasil membuat orang tua Vika jatuh hati, menetapkan Irfan sebagai calonnya.

Sekarang tugas Vika adalah bagaimana dia menjelaskan hal ini pada orang tuanya. Sedangkan orang tuanya berprinsip, lelaki yang kamu bawa pulang, ya itulah lelaki yang harus menikahimu!

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang