My Fierce Lecturer~1

8.9K 257 0
                                    

Sematkan vote untuk cerita baru kita🤗

~

'Oma enggak mau tahu, kalau tahun ini kamu enggak lulus. Siap-siap saja oma jodohkan dengan cucu temannya oma!'

Velyn meremas rambutnya berulang kali. Mahasiswa lain yang melihat hal itu tampak heran, karena biasanya gadis itu selalu tampil maksimal dan tidak mau ada celah sedikit saja di penampilannya.

"Lyn, rambut lu jadi kayak Tarzan tuh!"
Rose menggeleng pelan.

"Bodo amat deh, Rose. Ini yang penting gimana caranya skripsi gue lolos dan gue segera lulus. Pokoknya gue enggak mau dijodohin, titik!"

Suara Velyn yang menggelegar membuat Rose malu sendiri karena saat ini menjadi pusat perhatian.

Velyn bukan gadis yang pandai, banyak adik tingkat yang mengoloknya dengan sebutan ratu gaya tapi otak tidak bergaya. Ditambah si malaikat penolong alias 'Jaja' sudah pindah dari rumah besar oma, makin terpuruklah kehidupan kampus Velyn.

Puncaknya ketika dia tidak bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Yang seharusnya tahun lalu dia wisuda, namun saat ini gadis itu tengah berjuang agar skripsinya tidak mendapat kata revisi dari dosen pembimbing.

"Lu coba goda aja tuh dosen," usul Rose. Kalau gadis itu masih ayem aja karena orang tuanya cuek bebek meski sang anak tidak lulus tepat waktu.

Lah, ini yang Velyn hadapi sungguh terjal. Oma yang sangat disiplin serta berkuasa, dan juga dosen pembimbing yang kolot, serta tegasnya minta ampun.

"Gila lu!"

"Udah sono! Ini udah jam lu harus kasih tuh penelitian lu. Mau lu ditolak lagi gara-gara telat?"

Velyn menggeleng. "Bangke lu! Lu sendiri belum apa-apa sok-sokan nasihatin gue!"

Meski begitu, Velyn tetap segera beranjak dari taman kampus. Dalam perjalanan dia terus berdoa agar suasana hati dosen itu baik. Ah, mau suasana baik atau tidak, dosen tersebut tetap saja kolot!

Hua!

***

Tok!
Tok!

"Masuk!"

Velyn berdoa sebelum membuka pintu kayu yang ada di depannya. Suara dari dalam sana sudah membuat keberanian Velyn menipis, apalagi jika berhadapan satu sama lain, lalu dicerca seperti seorang yang bersalah.

Begitu masuk, Velyn langsung disambut tatapan mata setajam silet.

"Permisi, Pak. Saya Velyn dari fakultas management, ingin mengumpulkan hasil-"

"Lima menit, dua puluh detik! Kamu terlambat lagi, Velyn!"

Duar! Kenapa harus dihitungin sih!

"Eh? Tapi, Pak-"

"Sudah menjadi peraturan untuk mahasiswa bimbingan saya. Terlambat satu detik saja, saya tidak akan menerima hasil penelitian dan laporan kalian," ucap dosen tersebut tidak mau dibantah.

"Pak, saya mohon tolong untuk kali ini saja bantu saya, Pak!" Velyn memelas. Untuk pertama kali dalam hidup, gadis itu seputus asa ini. Dia masih ingin menikmati masa muda yang bebas, dan lepas. Terikat dengan sebuah hubungan bernama pernikahan tentu membatasi jiwanya nanti.

"Tolong, Pak. Saya bersedia melakukan apa saja untuk, Bapak asal untuk kali ini saja, Pak. Saya sudah berusaha membuatnya dengan baik, tolong, Pak!"

"Apa kalimat saya tidak bisa kamu cerna?" Lelaki dengan kemeja hitam itu menatap Velyn datar.

"Apa sering terlambat membuat kamu jadi orang yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik, Elmavania Verelyn?"

Bangke!

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang