Selamat malam👐
Mau up kemarin, eh gajadi karena butuh dua hari untuk diketik🙃Klik bintang di pojok dulu ya
Ada typo? Kasih tahu aku!
Happy reading👐
~
"Eyang suka seafood, Non. Masakan seafood apa aja, pasti dimakan."
Mika mengangguk paham. Meski dia tak menginginkan pernikahan ini, tidak ada salahnya untuk bersikap baik, terutama pada eyang Inggrid. Beliau orang yang baik, tegas, dan mengayomi.
Dua minggu tinggal di rumah ini, menjadi menantu di keluarga ini, Mika selalu diperlakukan dengan baik. Menepis rasa takut yang selama ini membayangi Mika.
Saat ini, Mika sedang meracik bahan makanan yang akan dijadikan makan malam. Meski sudah ada mbak yang memasak, tetap saja Mika harus ikut andil walau hanya mengupas bawang.
"Mika?"
"Ya, Eyang?" Mika menghentikan kegiatannya, tak lupa mencuci tangan sebelum menghampiri eyang yang berada di ruang tengah.
"Ya, Eyang?"
Inggrid mengamati Mika dari atas sampai bawah. "Suamimu belum pulang?"
"Em, belum, Eyang." Sebenarnya kata 'suami' masih asing di telinga Mika. Sedangkan selama ini, mereka tak melakukan kewajiban suami istri seperti pasangan normal lain.
"Ck! Anak itu!"
"Kamu Mika!"Mika tersentak ketika tongkat eyang teracung di depan badannya.
"Kenapa, Eyang?""Bagaimana bisa kamu berpakaian seperti itu?"
Mau tidak mau Mika memindai penampilannya. Oke, bagian mana yang salah? Rok kain selutut, dan kaos polos warna kuning. Selama ini Mika selalu berpakaian seperti ini, dan menurutnya tidak ada yang salah.
"Mbak di belakang jauh lebih mengerti fashion daripada kamu," ucap eyang Inggrid.
"Bagaimana suamimu bisa betah di rumah kalau penampilan kamu seperti ini?"
Mika sih malah bahagia jika Aleron jarang ada di rumah. Soalnya, jika bertemu Aleron, Mika dan lelaki itu pasti akan adu bibir. Heh! Adu bibir beneran loh ya!
"Em, tapi ini paka-"
"Karyo!" Suara menggelegar eyang membuat supir pribadinya yang biasa disapa pak Karyo datang tergopoh. Supir inilah yang menggantikan bapak Mika.
"Iya, Nyonya?"
"Siapkan mobil! Saya mau keluar," perintah Inggrid.
"Siap, Nyonya." Pak Karyo bergegas melaksanakan perintah, nyonyanya ini adalah orang yang disiplin waktu, semenit saja terlambat bisa terkena surat peringatan ketiga.
"Kamu juga siap-siap, Mika!"
Mika mengerjap, kenapa dia juga harus siap-siap?
"Sekarang!"
"Baik, Eyang."
***
Mika menatap dirinya dari pantulan cermin. Dress selutut dengan lengan sebahu, potongan rambut baru yang dibuat sedikit bergelombang, serta kulit yang sedikit lebih glowing, dan tak lupa riasan tipis.
Aigoo! Bahkan Mika tak secantik ini ketika datang ke pernikahan Febi.
"Gila! Emang duit itu segalanya."
Pantas saja zaman sekarang orang-orang sampai gila mencari uang."Tuh, kan, kalau gini, kan enak dipandang, suami kamu pasti juga betah di rumah."
Benar sih, Mika juga senang menatap penampilannya yang lebih terurus. Penampilan ini selalu Mika impikan, tapi apa daya selama ini gajinya selalu habis untuk kebutuhan lain. Eits, Mika tak setuju dengan kalimat eyang yang berkata 'suamimu pasti juga betah di rumah' heleh, mau tuh orang nyemplung ke sumur pun Mika tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
ContoKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023