Posesif Girl-4

10.7K 624 41
                                    

Eits! Vote dulu, cintaaa!!!

Kamsahamnida 🙏

~

Ani menelan makanan yang ada di depannya dengan susah payah. Kenyataan bahwa Daffa adalah keponakan Ken membuat gadis itu terguncang. Pantas saja orang-orang menatapnya aneh. Pasti mereka berpikir 'tidak dapat om, keponakan juga hayuk!'

Ah, sial!

"Aku baru tahu kalau Mbak Ani mantan tunangannya om Ken." Suara di sampingnya membuat Ani menoleh.

"Gue juga baru tahu, kalau lu keponakannya Ken." Dulu saat pesta pertunangan, lelaki muda ini tidak datang. Alias masih sibuk sekolah di negeri orang.

"Ya ampun, jadi sekarang aku pacaran sama mantan calon tanteku."

Ani menendang tulang kering Daffa, membuat lelaki itu meringis. "Siapa yang lu panggil pacar? Lu ngelunjak banget, anjir! Tadi enggak ada tuh gue bilang lu sama gue pacaran."

Dengan piring yang ada di tangan kanan, Ani berlalu meninggalkan Daffa. Ani menuju ke arah tempat yang disediakan. Baru saja duduk dan siap melanjutkan santapannya, lelaki menyebalkan lain datang.

"Sejak kapan kamu sama Daffa dekat?" Tanpa permisi, Ken duduk di kursi sebelah Ani.

"Perlu gue jawab? Emang masalah buat lu?" Anjay! Baru kali ini Ani 'lu-gue' sama Ken. Biasanya suara mendayu Ani selalu menusuk telinga Ken.

Ken mengerjap sebentar, sebenarnya dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada tubuh dan pikirannya. Yang jelas, saat melihat Ani datang seraya menggandeng lengan Daffa, hatinya panas, amarah seakan terkumpul di ubun-ubun.

"Sana gih! Bikin gue seret aja lu!"

Selain ada Ken, beberapa orang yang menatap ke arah mereka membuat Ani risih.

Ken menatap makanan yang Ani santap. Lelaki itu langsung menarik piring yang ada di hadapan Ani.

"Heh! Lu apaan sih?!"

"Ini udang, An. Kamu enggak bisa makan udang."

Refleks Ani melepas sendok dan garpu yang ada di masing-masing tangan. Dada Ani seketika terasa sakit, untuk bernapas saja rasanya sulit.

"Ke-n!"

Ken meraih tubuh Ani yang lemas. Lelaki itu mengumpat dan langsung meraih tubuh mungil Ani.

"Tolong minggir semuanya!" Ken berteriak karena beberapa tamu menutupi jalannya membawa Ani ke rumah sakit.

"An, bertahan!"

***

Selang oksigen masih terpasang di hidung Ani, tapi tubuh lemahnya harus menghadapi manusia menyebalkan di samping ranjang pasien.

"Lihat muka lu tuh bikin gue tambah sakit! Pulang sana!" usir Ani pada lelaki dengan kemeja hitam itu.

Ken diam saja, tatapannya menusuk ke arah Ani yang menatapnya sebal.

"Pulang!"
"Pulang, Ken!" Suara Ani lebih keras dari sebelumnya. Membuat beberapa orang di bilik sebelah terganggu.

"Permisi, mohon tenang ya, Mbak." Suster masuk ke bilik Ani.

"Ini, Sus. Tolong suruh lelaki ini pergi. Saya sesak napas lagi kalau lihat dia," sinis Ani.

Suster beralih ke Ken yang masih setia menatap Ani. Entah apa artinya tatapan itu, tapi Ani sungguh sudah muak padanya.

"Mas, tolong kerjasamanya ya."
Akhirnya Ani bisa lega saat Ken keluar dari biliknya. Ada rasa kesal di hati Ani, kenapa Ken perhatian padanya? Ke mana saja lima tahun ini? Tapi satu hal yang Ani pikirkan, dari mana Ken tahu jika dia memiliki alergi udang? Apa ayah dan ibu sempat memberitahui lelaki itu?

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang