Hate to Love~5

2.4K 200 8
                                    

21+

Kalau dibilangin jan ngeyeeel😑

Typo? Let me know!

Klik bintang di puojoook duluuu

Heppi reading

~

"Ih, lama banget!" Kirana menatap layar ponsel, sudah setengah jam dia berdiri di sini.

Lima menit kemudian orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.

"Sorry, udah lama-"

"Udah! Mana sini barang gue!"
"Lu enggak buka-buka, kan?"
Kirana menatap tajam ke arah Wardhana.

"Selera lu yang item-item ya."

Kirana melotot, gadis itu memukul lengan Wardhana dengan pouch bag miliknya. "Makanya kalau gue lagi packing tuh dibantuin-"

"Ya, kan gue masak, Na!" Wardhana menggeleng pelan. Padahal mereka sudah berdiskusi dan membagi tugas, tentu saja letak kesalahan ada pada Kirana yang salah memasukkan pouch bag itu.

"Bodo amat! Salah lu!"
Baiklah, wanita tidak pernah salah, kan?

Keributan mereka menarik perhatian pada pengunjung pantai, menyadari hal itu Kirana langsung memelankan suara dan menormalkan ekspresinya.

"Ya udah gih, sono lu balik!"

"Gue masih mau di sini, sunset di sini bagus."
Kirana mengikuti arah pandang sang suami. Memang benar, sunset di sini terlihat lebih cantik daripada melihat dari balkon hotel.

Ujian sudah dilaksanakan, kelulusan juga telah diumumkan, sebagai perayaan, siswa kelas tiga mengadakan perjalanan ke salah satu pulau yang terkenal dengan banyaknya pantai.

"Ya udah gue dulu-"

"Mau jalan-jalan?"

Kirana mengerjap, penawaran yang sulit ditolak. Dulu saat study tour kelas dua, Kirana tidak ikut, dan ini pertama kali Kirana datang ke tempat ini. Sayang sekali kalau dia harus kembali ke hotel, meski badannya ingin istirahat setelah aktivitas perayaan yang melelahkan tadi.

Kirana mengangguk, dia bisa melihat Wardhana tersenyum tipis. Mereka mulai menyusuri pantai, ditemani semilir angin, dan semburat orange matahari.

"Lusa gue berangkat ke London."

Langkah Kirana sontak terhenti, gadis itu sudah tahu tentang rencana Wardhana yang ingin meneruskan kuliah di luar negeri. Tapi untuk detailnya, dia baru tahu hari ini jika sang suami akan berangkat lusa.

"Oh, ya. Good luck."
"Jadi mau ambil bisnis?" tanya Kirana.

"Ya, bisnis."
"Lu sendiri, mau lanjut di mana? Tes tertulis mulai di buka bulan depan."

Kirana tampak berpikir keras, setelah gagal melalui jalur prestasi, gadis itu tak memiliki pandangan lain. Dia tak sepintar lelaki di sampingnya ini, kepalanya sudah pusing sendiri membayangkan soal tes tertulis itu.
"Lu malu enggak punya bini enggak kuliah?"

Wardhana tertawa kecil. "Ngapain malu? Tapi saran gue, selagi ada kesempatan, ambil! Banyak yang pingin di posisi lu."

Benar juga, apalagi sekarang, kehidupan Kirana setelah menjadi istri Wardhana dan menantu di keluarga Pawirojoyo, banyak kebahagiaan yang dia rasakan, yang tentu tak bisa didapat di rumah lamanya.
"Duh, pusing. Stop dulu oke, gue mau lihat sunset dengan tenang."

Wardhana mengangguk. "Yang penting lu jangan pesimis dulu. Kalau ada yang sulit, minta tolong sama gue. Paling cuman lima sampai tujuh hari gue di sana, habis itu pulang setelah berkas selesai."

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang