Cupid~6 end

3.2K 170 6
                                    

Petaaang, Sayangkuu

Haaah, kita sudah sampai di akhir cerita mba Cupid nih🫠

Dibaca pelan-pelan yeee

Ada typo? Kasih tau aku!

Happy reading🫶

~

"Harusnya kamu mengikuti nasihat Papa, Sam. Kalau sudah seperti ini Papa merasa gagal menjadi orang tua."

Silva melirik Sam yang duduk di sebelahnya. Lelaki itu hanya terdiam, tanpa sepatah kata sejak mereka datang.

"Mulai sekarang, kamu tinggal di sini! Tidak usah membantah, Sam. Pergaulan kamu mengkhawatirkan, apalagi kamu sampai membawa Silva juga. Ingat, Sam! Kalian belum sah! Wanita itu dijaga, Sam!" Rico duduk kaku di depan anaknya. Ini adalah percakapan panjang mereka yang kedua, sebelum ini setiap ada kesempatan Sam selalu menghindar.

Di atas meja, terdapat foto-foto Sam dan Silva di depan bar. Ya, entah kamera siapa yang berhasil mengabadikan moment itu, yang pasti seluruh penjuru kampus telah tahu, juga orang tua Sam pun ikut tahu.

Foto yang memperlihatkan Sam sedang menariknya, seakan Sam memaksa Silva untuk masuk ke bar. Silva dan Sam sama-sama tak memiliki niatan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Di sini, Sam menjadi kambing hitam. Mungkin jika ada foto mereka di dalam bar, akan lain lagi spekulasi yang berkembang.

"Om, Tante. Di foto itu memang benar, ada saya dan Sam. Sebenarnya-"

"Maaf kalau Sam membuat malu kalian. Dan sekali lagi, saya tidak bisa tinggal di sini."
Sam beranjak, lelaki itu menarik Silva untuk mengikutinya.

"Sam!" teriak Rico menghentikan langkah Sam.

"Keputusan Papa sudah bulat, kamu tinggal di sini. Tidak ada kos atau apartemen! Kamu tinggal di sini, bersama keluargamu!"
"Kamu pikir Papa tidak tahu, selama ini kamu sering ke bar, kan!"
Napas Rico memburu, urat di sekitar wajah beliau menonjol.

"Pa, udah, Pa!" Tina menenangkan sang suami.

Silva bisa merasakan tangan Sam menggenggam tangannya semakin erat.

"Keluarga? Orang tua? Orang tua mana yang menelantarkan anaknya? Selama dua puluh tahun saya hidup, saya tidak pernah mengenal sosok 'ayah'!"
"Kalau memang Anda menganggap saya ada, harusnya Anda tidak membiarkan saya hidup sendiri tanpa kasih sayang orang tua!"
"Harusnya Anda sadar, semua ini adalah kesalahan Anda!"
Mata Sam seakan berkobar, kilatan di matanya menyimpan kekecewaan yang mendalam. Setiap kalimat yang keluar dari mulut Sam seakan menjadi tamparan untuk Rico, apalagi ketika Sam merubah panggilannya.

"Ayo, Va!"

Silva hanya bisa menurut ketika Sam menariknya. Dia sempat melirik ke arah Rico dan Tina, jangan tanya bagaimana kacaunya pasangan suami istri itu. Mereka tentu merasa gagal, kembali!

"Kak?"
"Kak Sam, kita mau ke mana?"
Pintu samping kemudi dibuka oleh Sam, tubuh Silva sedikit didorong, dan berakhir duduk manis di kursi penumpang.

"Kak, jangan nyetir dalam keadaan marah! Bahaya!" peringat Silva ketika Sam masuk ke mobil dan menghidupkan mesin mobil.

Sam menghela napas, lelaki itu mengusap wajah sebelum menoleh ke arah Silva. "Gue nyakitin lu?" tanya Sam seraya meraih tangan Silva, dia meneliti pergelangan tangan Silva yang sedikit memerah.

"Sorry," lirih Sam, diusapnya pergelangan tangan Silva dengan lembut.

"It's okey, Kak." Ini tidak seberapa dibandingkan dengan Sam yang harus menerima semua kesalahan. Setelah ini Sam harus menghadap dewan kampus, tentu foto itu juga memengaruhi posisi Sam sebagai Presma.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang