Gerak jalan, ke Jakarta
Vote dan komen, jangan lupa!~
Farhan cengoh melihat wajah Anindya yang siap menyemburkan lava pijar. Kenapa gadis itu mendadak marah dan menanyakan Mita, bukannya mereka sudah berkenalan serta nampak mulai akrab?
"Kamu ngomong apa sih?"
"Ish! Ingin kumakan para setan setan ini, Ya Allah." Anindya masuk ke rumah seraya menghentakkan kaki.
"Itu cewek kenapa lagi? Tadi baik-baik kok sekarang kumat." Farhan mengurut pangkal hidung. Apa setelah ini dia akan tidur di sofa lagi?
***
"Alhamdulillah, ini benar-benar keajaiban, Ta. Kamu bisa selamat dari kecelakaan itu, padahal banyak yang bahkan belum ditemukan sampai sekarang."
Anindya mencibir dalam hati. Kelas hari ini sangat heboh karena mereka mengetahui fakta jika Mita masih hidup, dan kembali ke pesantren. Sialnya, Mita masuk ke kelas yang mana Anin harus menghadirinya sebab diperintahkan oleh ibu mertua.
Anindya terus mengetuk lantai keramik dengan kaki, kupingnya terasa panas mendengar pujian dari santriwati yang ditujukan untuk Mita.
"Allah masih melindungi kamu, Ta. Mungkin masih ada yang harus kamu selesaikan."
Dan masih banyak lagi, kalimat pujian untuk Mita. Mita, gadis itu sangat pandai menyembunyikan sifat aslinya di depan banyak orang. Ini adalah tantangan terberat Anin selama menyandang gelar sebagai istri Farhan, yaitu mengungkapkan sisi gelap alias sisi lain dari seorang Mita, bidadari yang disanjung-sanjung di pesantren.
Dengar-dengar banyak santri yang ternyata pernah mengajukan lamaran atau khitbah pada Mita, namun ditolak oleh gadis itu dan ketika anak pemilik pesantren yang melamar, gadis itu langsung mau.
Ceritanya, Anin sedang bersaing dengan most wanted. Sedangkan dirinya, boro-boro most wanted cuy! Dapat pacar aja baru pas kerja ini. Masa kuliahnya tidak seindah mahasiswi lain. Apalagi kenangan masa kecil yang buruk, Anin seakan memasang tembok besar untuk orang-orang yang baru ditemui.
"Terus bagaimana dengan kelanjutan hubungan kamu dengan gus Farhan, Ta-"
"Hush!"
'Telat, anying!' maki Anin dalam hati. Itu yang tanya suaranya paling besar ketika memuji Mita tadi. Oh, Anin tahu, pasti nih orang tim sukses Mita dan Farhan yang tentu saja mengeraskan volume suara saat menanyakan hal itu.
Meski sudah dihentikan kalimatnya, Anindya tetap mengetahui maksud dari pertanyaan itu. Suasana jadi akward karena istri sah Farhan ada di sana, dan beberapa dari mereka melupakan fakta tentang hal itu.
"Aku dan Gus Farhan tidak ada alasan untuk melanjutkan hubungan. Bukan begitu, Ning?" Suara Mita membuat emosi Anindya hampir meledak. Duh, kalimatnya itu loh berbanding terbalik dengan ancaman tadi malam.
"Ya, seperti yang sudah diketahui. Semoga Mita bisa segera bertemu lelaki yang tepat." Tak lupa senyum mata hilang ala Anin terbit. Gadis itu kembali berbalik menatap papan tulis, kalau si Mita bisa akting dengan bagus sampai layak menang piala penghargaan, maka Anindya tidak mau kalah.
***
Anindya menatap malas ke gerombolan gadis di depannya. Tidak di kelas tidak di kebun, kenapa banyak yang memuji comeback epic si Mita.
"Alhamdulillah, itu keajaiban dari Gusti Allah, Mbak Mita. Saya senang sekali Mbak Mita kembali. Si Putri sangat sedih mendengar kabar Mbak kesayangannya kecelakaan."
Perlu Anindya akui, citra baik, lemah lembut yang Mita bangun sukses besar. Orang-orang sampai tidak menyadari ada sisi lain di diri Mita. Apa karena kecelakaan pesawat itu, Mita jadi punya sisi lain? Tapi emang bisa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
Cerita PendekKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023