My Fierce Lecturer~2

4.7K 234 10
                                    

Apa kabar?🙂
Nungguin enggak?

~

"Pak Weda ngapain di sini?"

"Loh, kalian saling kenal?" tanya oma Velyn.

Velyn menatap Weda yang kini menjadi pusat perhatian. Tapi respons yang ditunjukkan lelaki itu berbanding terbalik dari Velyn.

"Velyn ini mahasiswi saya, Oma." Weda menyalami keluarga Velyn.

Yang masih dirundung kebingungan adalah Velyn, bagaimana bisa dosennya ada di sini, dan menjadi bagian dari keluarga tamu?

"Ah! Tadi kalian enggak jadi kenalan, kan? Ayo, dilanjut kenalannya!" Nyonya Aryo membuat pikiran Velyn yang sedang berkelana terpaksa kembali ke tujuan utama.

Kini Velyn dan Wisnu resmi berkenalan. Mereka berjabat tangan dan menyebutkan nama masing-masing. Ugh, dah kayak anak TK. Bedanya enggak nanya, 'nama kamu syapa?'

Pembicaraan ngalor-ngidul dimulai. Velyn dan Wisnu yang menjadi peran utama, aktif menjawab pertanyaan dari para sesepuh. Sesekali mereka juga saling melemparkan pertanyaan, guna mengenal satu sama lain.

Dan yang tidak mereka sadari, sejak tadi Velyn berusaha mencuri pandangan ke arah dosen kolotnya yang duduk di sofa paling pojok. Seakan menyendiri gitu deh!

"Ayo! Waktunya kita makan malam, mari dicicipi masakan istri saya." Gino menggiring tamunya menuju ruang makan. Semua berdiri, termasuk Weda yang sejak tadi diam.

Velyn sengaja berjalan lambat, dan berada di bagian belakang. Gadis itu mendekati Weda yang mempertahankan wajah cueknya.

"Saya enggak nyangka kalau Bapak itu cucunya oma Eni, dan adiknya kak Wisnu." Velyn melirik Weda, sialnya lelaki itu tidak kunjung merespons kalimat tadi.

Bahkan pandangan Weda masih lurus ke depan, seakan jika dia menoleh sedikit saja, dia bisa tersesat.

"Tapi, kok, kalian enggak mirip ya," kata Velyn.

"Pantas kamu tidak pernah fokus mengerjakan skripsi, ternyata sibuk cari jodoh. Segitunya ya, karena kurang laku!" Weda melenggang setelah mengatakan kalimat tadi.

Velyn yang merasa diejek dengan kalimat paling pedas seumur hidup itu terdiam beberapa saat.
"Ish! Dasar dosen kolot! Enggak di kampus, enggak di rumah kenapa harus ketemu dia sih!" Kaki Velyn menghentak dinginnya lantai marmer. Sungguh mulut Weda perlu disumpal kaos kaki miliknya yang baru selesai dipakai seharian. Durjana sekali orang itu!

Ingin berteriak, atau bahkan menyerang si dosen, tapi dia teringat jika saat ini dua keluarga masih mengelilinginya.

***

Melakukan pendekatan, itu salah satu agenda yang telah para sesepuh susun. Hari ini, setelah mengerjakan revisi dari si dosen kolot, siapa lagi kalau bukan Weda Werdayana, Velyn telah sampai di rumah besar milik calon suaminya. Cielah, calon suami! Padahal sampai saat ini, Velyn belum merasakan getaran itu.

Sampai di sana, Velyn disambut oleh calon ibu mertua, si nyonya Aryo yang hari ini sungguh cantik dengan dress selutut berwarna biru tua.

"Ayo, sini duduk dulu! Wisnu baru saja sampai dari kantor, dan sekarang lagi bersih-bersih. Kamu mau minum apa, Sayang?" tanya nyonya rumah.

"Apa saja, Tan. Terima kasih."

Calon ibu mertua Velyn berdiri, dia berjalan ke arah pintu yang entah menghubungkan ke mana. Tak berselang lama, dia kembali dengan bibi di belakang membawa minum dan camilan.

"Ayo, silakan-"

"Assalamualaikum." Suara salam menggema di ruang tamu.

Velyn dapat melihat Weda berjalan dari pintu lalu menuju tangga panjang. Lelaki itu langsung naik ke lantai atas, dengan tas jinjing di tangan kanannya.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang