My Universe~3

2.1K 249 28
                                    

Selamat pagee, Manies

Mas Abi comeback👐

Klik bintang di pojok dulu ya👇

Happy reading👐

~

"Em, dia-"

"Izin, Ibu, dia ini sepupu saya."

Tanpa sadar Pita menghela napas lega. Dia sudah membayangkan hal-hal buruk jika Abimanyu tak bisa memberi alasan. Bayangan kegaduhan asrama karena danki A jalan dengan gadis lain di depan istri sah membuat Pita menggeleng.

"Izin, betul, Mbak. Si cantik ini adik sepupu Mas Abi," ucap Pita menimpali. Urusan persandiwaraan, Pita sudah jago.

"Oh, iya, Dek Abi. Salam kenal, Mbak. Senang bisa berjumpa keluarga Dek Abi."
Dengan ramah, bu danyon mengulurkan tangan. Dari nada bicara, beliau terkesan tidak curiga. Semoga saja!

"Salam kenal, Bu. Saya Rebecca." Senyum tipis terpatri di wajah Rebecca. Sebenarnya sedikit tidak nyaman karena diperkenalkan sebagai sepupu, tapi ini risiko yang harus ditanggung.

Keempat orang dewasa, dengan anak kecil di samping si ibu berbincang sebentar, tentu bu danyon sedikit menyinggung perihal hubungan Abi dan Pita.

"Saya senang melihat Dek Abi dan Dek Pita, semoga saya segera mendengar kabar baik ya."

Saat bu danyon melontarkan kalimat itu, Pita hanya bisa meringis dan mengangguk singkat, sedangkan Abi hanya berucap 'siap!'

Lalu Rebecca? Wanita itu banyak diam ketika bu danyon masih di dekat mereka, pembahasan yang sedikit menyerempet perihal asrama dan tetek bengek, tentu tak masuk untuk Rebecca.

Pita bersyukur barang bawaan seperti tas ransel dan tote bagnya dia titipkan di ruang istirahat rumah sakit, jika bu danyon tahu gadis itu akan pindahan, mungkin beliau tak pamit undur diri.

"Yang tadi itu siapa?" tanya Rebecca, akhirnya dia bisa bebas melontarkan pertanyaan yang sejak tadi memenuhi kepala.

"Tadi itu bu Noval, beliau istri dari komandan aku."

"Komandan?" ulang Rebecca, pantas jika Abi tampak amat segan dengan perempuan itu.

"Pitaa!!! Aa!! Lu apa kabar?" Rebecca beralih ke Pita, menarik sang sahabat untuk dipeluk. Selama di luar negeri, Rebecca tak pernah pulang barang sebentar. Komunikasi mereka bergantung pada media sosial dan panggilan video.

"Baik, Ca! Duh makin cantik aja lu! Gimana, gimana? Lu udah berhasil dapat piala itu, kan?"

Pita menarik Rebecca untuk duduk di meja yang dia dan Karin duduki tadi.

"Berkat doa dan semangat dari lu gue bisa, Pit! Lu mau lihat foto waktu gue menang?"

"Boleh-boleh!" Pita antusias ketika Rebecca menunjukkan beberapa foto ketika wanita itu mengikuti lomba karya ilmiah yang sudah dinantikan. Tak henti Pita terkagum-kagum melihat betapa cemerlangnya Rebecca di foto itu.

Selain cantik, Rebecca juga memiliki otak yang cemerlang. Rebecca sangat menyukai sains, sering kali ketika di sekolah menengah, Rebecca mewakili sekolah di kejuaraan tingkat nasional.

"Gila, emang lu tuh temen paling membanggakan, Ca!"

"Bisa aja lu! Gimana kerjaan lu? Aman, kan? Jadi perawat, enggak boleh takut darah dong!" Rebecca terkikik ketika mengingat Pita pingsan karena dulu menolongnya terjatuh dari tangga sekolah. Darah segar mengalir dari kepala Rebecca, tak membuat Rebecca pingsan, justru Pita yang pingsan karena darah segar itu.

"Asem, lu masih inget aja!"

Keduanya berbincang dengan seru, mengabaikan lelaki yang ada di hadapan mereka.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang