Holaaaa
I am comeback👐
disclaimer: cerita ini hanya fiksi, tidak ada sangkut paut dengan perseorangan, perusahaan, atau media tertentu
Jangan lupa klik bintang di pojok yaa
Typo? Kasih tahu aku!!
Happy reading 👐
~
Hari Minggu adalah waktu untuk bersantai, waktu yang pas untuk menyimak televisi ditemani teh hangat dan camilan. Kening Wilda mengerut dalam membaca informasi seputar saham yang ditampilkan.
Sejak kematian suaminya, tidak ada lagi yang menjamin uang bulanannya. Tidak mau menyusahkan diri, Wilda nekat membeli sejumlah saham, dan sejauh ini semua berjalan lancar, meski terkadang dia harus menahan diri untuk membeli tas atau perhiasan mewah seperti saat suaminya masih hidup dulu.
"Mami, pagi-pagi udah lihat gosip!"
Tere datang dari luar dengan pakaian olahraga lengkap. Dia baru saja lari pagi mengelilingi kompleks."Apa sih, Re! Mami lagi cari informasi saham. Sini kamu bantu, Mami, jangan cuman jajan terus kamu!"
"Iya-iya." Tere mengalah, dia duduk di samping sang mama, ikut menyaksikan berita saham yang sejak tadi meraih atensi mamanya.
Saham terus meroket, Halim Persada Grup memimpin pasar saham.
Setelah kembalinya sang putra, Halim Persada Grup semakin mengkokohkan posisinya di pasar global.
Tangan Tere yang akan memasukkan kue kering terhenti di udara. Mata wanita itu menyipit menatap gambar lelaki yang ditampilkan layar televisinya.
"Mi! Itu siapa?"
Tere menepuk tangan sang mami berulang kali."Apa sih, Re! Itu! Dia direktur Halim Persada Grup."
"Nah, saham Halim Persada Grup lagi mahal-mahalnya karena produk keluaran terbaru mereka laris manis di pasaran. Pokoknya sejak anaknya balik, konglomerat satu itu makin-makin kaya deh!" jelas Wilda dengan menggebu."Kamu kalau cari cowok kayak dia, Re! Udah ganteng, mapan, pinter bikin duit! Ah, kamu tinggal bernapas aja kalau jadi istrinya," lanjut Wilda, wanita itu tersenyum sendiri membayangkan dia mempunyai menantu seperti lelaki itu.
"Halim Persada Grup?" lirih Tere, seketika dia teringat foto di galeri ponsel Aina.
"Masa sih?" Benarkan putra keluarga konglomerat itu merupakan lelaki yang ada di galeri Aina.
"Ck! Enggak mungkin!" Tere menggeleng pelan."Lah, udah abis aja nih kue!" Wilda menepuk kaleng kosong yang ada di pangkuannya.
"Aina! Bawain Mami kue lagi!"
Tak mendapat sahutan Wilda pun kesal, wanita itu menarik napas panjang, bersiap memanggil Aina lebih keras lagi. "Ain-""Mi! Mi! Biar Tere aja yang ambilin." Tere merebut kaleng kosong yang ada di pangkuan mamanya. Sebelum dia bisa memastikan hubungan Aina dengan lelaki itu, Aina tak boleh melihat lelaki itu berseliweran di televisi! Tidak boleh!
***
Tembok kamar loteng dipenuhi coretan Aina, coretan yang menjadi saksi bisu hari-hari kelam Aina. Sudah enam bulan lebih semenjak hari itu, Aina bagai burung dalam sangkar.Tangan Aina meraba coretan yang baru dia tambahkan, tanpa sadar sebulir air mata lolos membasahi pipi. Sampai kapan?
Sampai kapan, Tuhan?
Aina tak sanggup! Aina sudah kehilangan segalanya, orang tua, masa remaja, teman, keluarga, dan pendidikan.Sejak hari itu, Aina terkurung di rumah ini, diperlakukan layaknya budak. Berulang kali Aina mencoba kabur, tapi gadis itu selalu berhasil ditemukan. Meminta tolong pada keluarga papanya, tapi Aina justru dikirim kembali ke rumah ini. Meminta bantuan pada tetangga, yang Aina dapat justru cemoohan. Wilda dan Tere berhasil membuat kesan buruk bagi Aina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
ContoKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023