Vote dulu untuk Juned dan YumYum😘
~
"Hah? Pacar?"
"Ya ampun, terus gimana dong, Ma?" Yumna meringis. Makin rumit saja keadaan."Udah, kamu enggak usah mikirin itu, Yumna! Kamu sekarang sah istrinya Juna. Biasanya Juna sama Putri itu emang suka putus nyambung, dari yang Mama lihat si Putrinya masih kayak anak kecil," kata Pratiwi mencoba menenangkan sang menantu.
Insting seorang ibu tidak pernah salah. Tadi malam sebelum Juna pergi dan berakhir kecelakaan, Tiwi sudah memiliki firasat. Kini Tiwi juga mempunyai firasat baik untuk gadis di depannya. Gadis ini yang akan memberi warna untuk kehidupan Juna.
"Mungkin lagi bertengkar, atau putus, soalnya Putri datang, mukanya keruh banget," lanjut Tiwi.
Mendengar penjelasan itu, Yumna hanya bisa terdiam. Kalau ditarik kesimpulan, ibu mertuanya ini rada tidak suka dengan Putri.
"Mama ke bawah dulu ya, nanti kamu
bersih-bersih terus turun, kita makan malam bareng." Tiwi kembali mengelus pundak menantunya."Terima kasih, Ma."
Sepeninggal Tiwi, untuk beberapa detik, Yumna tetap berdiri di ambang pintu dengan tumpukan baju di tangan. Gadis itu segera meletakkan tumpukan baju itu di atas meja rias, lalu bergegas menuruni tangga.
Yumna harus lihat Juna sama pacarnya. Yumna harus dengar apa yang sedang mereka bicarakan.
Meski hampir terpeleset karena saking terburu-buru, Yumna tetap mempercepat gerakan kakinya. Gadis itu melihat siluet dua orang sedang berdiri di taman kecil samping rumah. Yumna semakin mendekat agar dia bisa mendengar percakapan itu.
"Maaf ya, Sayang. Aku janji enggak kayak begitu lagi, maafin aku, Sayang."
"Kita mulai dari awal lagi ya, Sayang. Please!"
Yumna berdiri di belakang tembok pembatas. Rengekan itu keluar dari mulut pacar Juna. Udah pasti mereka lagi bertengkar nih, Yumna yakin lima ratus ribu, eh maksudnya lima ratus persen.
Yumna melongokkan kepala, gadis itu mencuri lihat. Ugh, Juna tidak merespons kalimat tadi. Lelaki itu justru berdiri kaku dengan tangan bersedekap.
"Yang, kok diem aja sih? Aku udah minta maaf loh."
Si Putri hampir aja tantrum, tapi si Juned yang sejak tadi diam saja akhirnya luluh. Juned menarik Putri dalam pelukannya.
"Ya, pantes sih kalau luluh, orang Putri cantiknya kayak Manohara gitu," gumam Yumna.
Yumna kembali ke posisi awal, gadis itu bersandar di tembok pembatas seraya menatap lampu gantung di ruang tengah. Terus Yumna harus bagaimana ini? Sesama perempuan masa gini?
"Cantik banget lagi, badannya tinggi kayak model, putih mulus, pinggang, ama lengannya aja kecil banget, tuh cewek pasti enggak pernah makan seblak sama baso aci," gumam Yumna lagi.
"Eh?" Yumna terkesiap. Otaknya dipaksa untuk mengulang memori beberapa hari yang lalu.
'Lu enggak apa kan, Put?'
'Argh! Gimana sih, Mbak? Kok kerja gitu aja enggak becus, mana manager kamu?'
'Udah pecat aja nih orang, nanti dia malah buat ulah lagi. Lihat, kemeja aku jadi kotor. Iyuh! Pokoknya pecat aja orang ini!'
Kalimat itu seakan kembali terdengar di telinga Yumna. Memastikan lagi, Yumna kembali mengintip dari kaca geser. Gadis di hadapan Juna adalah gadis yang kemejanya tidak sengaja terkena minuman tempo hari. Tidak salah lagi, Yumna masih ingat warna rambut abu-abu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
ContoKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023