Be Your Wife(reborn)~4

1.6K 129 0
                                    

Assalamualaikum😚

Apa kabar?
Masih setia dengan lapak ini, kan?

Klik bintang di pojok dulu ya

Sekalian komen deh kalau mau😚

Happy reading

Typo? Tell me!!!

~

"Cih, kalau sama orang lain dia bisa senyum gitu?" Nana berdecih melihat Fatur dan Zaskya yang berbincang di depan gerbang asrama putri.

Baiklah, karena kesalahannya yang fatal, Nana harus menerima konsekuensi. Dia akan tinggal di asrama putri mulai malam ini. Lebih tepatnya dia akan tinggal satu kamar dengan Zaskya. Entah siapa lagi teman satu kamarnya nanti, yang pasti satu kamar akan diisi empat orang.

"Nanti kalau ada yang susah bangun, lebih baik diguyur pakai air!" Fatur menoleh sekilas ke arah Nana yang datang mengambil ranselnya. Jadi kedatangan lelaki itu ke gerbang asrama adalah untuk membantu Nana pindah. Tentu saja hanya sampai gerbang asrama putri, tidak mungkin lelaki itu menginjakkan kaki di asrama putri, selain untuk mengajar, dan inspeksi dadakan.

Zaskya mesem, gadis itu menatap Nana yang menampilkan wajah kesal.
"InshaAllah nanti enggak ada yang susah dibangunin, Gus, iya, kan, Na?"

"Ha? Hooh."
"Tenang aja, setelah ini gue akan hidup lebih teratur." Nana berbicara dengan lantang.

"Syukurlah, jadi enggak ngerepotin orang terus. Ransel segini aja harus dibawain," ucap Fatur, yang membuat Nana kembali mengepalkan tangan.

"Ya! Aku enggak nyuruh ya!"

"Zaskya, saya permisi dulu. Kamu banyak-banyakin sabar ya. Setelah ini, kamu akan banyak direpotkan. Permisi, Assalamualaikum." Fatur beranjak, lelaki itu tidak peduli pada omelan Nana.

"Waalaikumusalam."

"Dasar manusia jahat! Mulutnya ngalah-alahin netizen!" Nana meninju udara, membayangkan Fatur ada di depannya, pasti lelaki itu bonyok saat ini.

"Udah, Na! Sabar."

"Orang kayak begitu enggak pantas jadi panutan, bukannya kasih semangat malah dimusuhin!"

"Ih, enggak boleh gitu." Zaskya tertawa kecil melihat wajah memerah Nana.

"Kok tadi kamu kelihatan akrab gitu sama dia?" Nana mulai melangkah, ransel berisi barang pribadinya itu telah nangkring manja di punggungnya.

"Em, aku pernah ketemu beliau waktu kita sama-sama ada acara di luar kota. Beliau asyik orangnya, dan selain pengurus pesantren dia juga pengusaha yang sukses." Zaskya tersenyum tipis.

Nana memutar bola mata dengan malas. Ah, bahkan Zaskya saja terkagum-kagum dengan gus satu itu. Iya sih, pesonanya sulit ditepis, tapi kenapa kalau sama Nana kalimatnya mengandung belati! Tajam!

"Tapi heran sih, kalian ini saudara tapi kok enggak akur."

Nana menghentikan langkah kakinya, gadis itu menoleh ke segala arah untuk memastikan jika tidak ada orang lain. "Sebenarnya-"
"Sebenarnya aku sama keluarganya pak Kiai itu enggak ada hubungan saudara."

Zaskya yang sudah beberapa langkah di depan Nana terhenti, gadis itu tertegun.
"Maksud kamu?"

"Ceritanya panjang, deh. Bu Nyai yang duluan ketemu sama aku, aku dibawa beliau ke sini, karena memang sedang ada masalah." Nana menghela napas.

"Aku masih belum paham, maaf?" Zaskya tersenyum kikuk.

"Oke, sini aku ceritain."
Dan mengalirlah cerita Nana tentang pertemuannya dengan umi Anindya, yang berakhir membuatnya tinggal di sini. Zaskya baik, dan dia adalah santriwati satu-satunya yang menyambutnya dengan ramah tanpa harus berbohong. Jadi tidak salah, kan jika Nana menceritakan hal ini pada Zaskya? Lagi pula dia juga butuh teman untuk mencurahkan isi hatinya.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang