Twilight in The Sky~5 end

6K 194 11
                                    

Siapa yang masih bangun jam segini?
Sematkan vote untuk ending cerita ini ya!😚

~

Motor Langit berhenti di sebuah taman yang cukup ramai. Tapi dua orang yang menaiki motor itu tidak lekas turun, mereka masih asyik berkelana dengan pikiran masing-masing.

"Langit, aku takut," lirih Senja. Suara teriakan Velyn tadi membuktikan akan ada sesuatu yang besar menantinya pulang nanti.

"Takut untuk apa?" Langit melirik Senja dari kaca spion. Tangan lelaki itu mengelus dengan pelan jemari Senja yang masih melingkari pinggangnya.

"Velyn-"

"Tidak usah pikiran tentang hal itu. Dia tidak penting untuk kita bahas sekarang. Ada yang jauh lebih penting." Sebelum memulai pembicaraan mereka yang serius, Langit mengajak Senja untuk turun dari motor. Lelaki itu menuntun Senja duduk bersama di kursi panjang yang ada di pinggir taman.

"Kenapa waktu itu kamu minta putus?"

Hubungan keduanya jauh dari pertengkaran. Meski banyak yang bilang cinta mereka sebatas cinta monyet, tapi Langit yakin dia sudah jatuh terlalu dalam pada Senja.

Senja, gadis pindahan yang berprestasi itu mampu mencuri hati Langit, lelaki dingin yang sulit membuka diri dengan perempuan. Tapi kepolosan Senja membuat Langit yakin, dia akan memiliki saingan untuk mendapatkan Senja jika lelaki lain menyadari keistimewaan gadis itu.

"Aku-"
"Aku malu," ucap Senja. Gadis itu menunduk.

"Malu, kenapa?" Langit meraih dagu Senja.

"Bapakku, dia dipenjara karena kasus berat. Aku tidak mungkin membiarkan kamu mempunyai mertua seperti itu. Aku takut kamu malu, Langit."

Senja merasa tangannya kembali hangat saat Langit menggenggamnya. "Apa aku pernah mempermasalahkan hal itu? Aku tidak peduli sekalipun kamu adalah pelaku kejahatan."

"Aku, Andi Tenri Langit akan tetap mencintai Senja Kirana!" ucap Langit. Dia tidak pernah bermain-main untuk hal satu ini.

Senja menggigit bibir bagian dalam. Tuhan Maha Baik, meski Senja bukan hamba yang senantiasa taat tapi dia dipertemukan dengan lelaki ini.

Senja masuk ke pelukan Langit. Gadis itu termenung sejenak. Masalah tidak selesai sampai di situ, tapi tidak ada salahnya untuk Senja menikmati waktunya yang terbuang bersama Langit.

Dipisahkan oleh waktu, dan jarak, nyatanya kedua sejoli itu kembali bertemu. Saat ini Senja hanya mampu berdoa dalam hati.

'Tuhan, tolong aku!'

"Tidak perlu memikirkan hal yang membuat hubungan kita renggang, Senja! Kita hadapi semua bersama." Langit mengelus punggung Senja yang terlapis baju dan jaket.

Kepala Senja mengangguk di pelukan Langit. Gadis itu menghirup aroma parfum Langit yang sangat menenangkan. Meski besok dan selanjutnya akan lebih berat, biarkan Senja menikmati waktu ini.

"Aku sangat mencintai kamu, Senja Kirana. Jangan pernah berpikir untuk pergi lagi dari hidupku!"

Langit hampir gila mencari keberadaan Senja waktu itu. Setelah Senja memutuskan hubungan secara sepihak tepat di hari kelulusan, gadis itu menghilang. Kontrakan yang biasa Langit kunjungi telah kosong. Dan hal itu membuat Langit uring-uringan.

"Aku juga sangat mencintai kamu, Langitku!" Sangat!

Sebulir air mata turun mengenai baju yang Langit pakai. Lelaki itu tidak menyadari, dan Senja bersyukur dengan hal itu.

"Oh ya, bagaimana dengan Rose? Kamu sudah berjanji untuk menemui dia?"

"Dia juga tidak penting! Kamu tentu tahu, aku tidak suka wanita berpakaian kurang bahan seperti itu!"

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang