Sweet Karma~3

2.4K 227 20
                                    

Klik bintang di pojok dulu yaa

Heppi reding😚

~

'Belum'
'Sampai kamu menangis darah!'

Kalimat itu masih terngiang di benak Saras. Sejak kejadian kemarin, kesedihan semakin menyelimuti Saras. Di beberapa kesempatan, gadis itu akan menghela napas dalam. Penyesalan, dan kekecewaan pada diri sendiri setiap saat dia rasakan.

"Dia sangat menakutkan." Saras mengingat wajah Dyo yang seperti psycho itu, rasanya dia seperti berhadapan dengan orang yang berbeda.

"Dia bisa berubah sedrastis itu, sampai aku tidak mengenalinya."
"Argh! Salahku juga kenapa dulu meremahkan orang."
Saras merebahkan badannya di kasur lipat berukuran satu kali dua meter itu.

"Kayaknya aku enggak bisa kalau setiap hari ketemu dia, bisa dikerjain tiap hari." Saras menatap langit-langit kamar yang mulai rusak.

"Cari kerjaan lain?" gumam Saras.
"Tapi kerja apa?"

"Ah! Cari di internet." Tangan Saras meraih ponsel yang ada di meja, dengan lincah tangan gadis itu menggulir layar untuk mencari info lowongan kerja. Dia juga meminta bantuan Linda, dan teman OG lain untuk memberitahunya jika ada info lowongan.

***
"Eike, ada lowongan di pabrik, Neng. Pacar ane ada di sana, you mau?"

"Pabrik ya? Pabrik garment? Aku enggak bisa jahit, Bang." Saras juga trauma dengan pabrik. Dulu sebelum bekerja di perusahaan ini, dia sempat melamar di salah satu pabrik garment. Diburu-buru, diteriaki, dilempar barang, sampai dimaki, setiap hari Saras rasakan. Dia hanya bisa bertahan satu minggu!

"Momong aja gimana? Suami aku bilang, bosnya lagi cari tukang momong buat anaknya." Sri, ibu dua anak itu mengusulkan.

Saras meringis, dia tidak pernah mengurus anak kecil. Terlahir sebagai anak tunggal yang sering dimanja, membuat Saras awam dengan kegiatan 'momong'. Bisa-bisa, momongannya nangis, Saras ikut nangis.

"Ras! Temen gue baru aja ngechat!" Linda datang tergopoh dengan ponsel yang masih menyala di tangan kanannya.
"Ada lowongan jadi asisten rumah tangga, hari minggu libur, fasilitas tempat tinggal, dapat motor buat pergi ke pasar, free wifi!"

Tiga orang yang sejak tadi di ruangan itu mendekati Linda, mereka ikut membaca pesan yang teman Linda kirimkan.

"Buset! Ada liburnya, dapat kendaraan lagi."

"Yang paling penting tuh free wifi, Shay!"

Saras membaca pesan yang 'Bang Ghosar Satpam' kirimkan. "Kok tumben orang kaya enggak ambil dari agen, Mbak?"

"Katanya sih, bosnya cari yang masih ada hubungan sama karyawan yang sekarang gitu." Linda menguraikan pesan temannya, tadi dia juga bertanya demikian.

"Biasanya emang gitu, Ras. Buktinya bos suamiku milih minta tolong dicarikan karyawannya daripada nyari sendiri di agen. Lebih terpercaya gitu."

Saras mengangguk. "Soal gaji?"

"Jangan khawatir soal itu, Ras. Bang Ghosar hampir tiap bulan kasih jatah ke gue. Bosnya enggak pelit soal begitu, asal lu kerjanya baik."
"Jadi, gimana, lu mau enggak? Gue chat bang Ghosar sekarang."

Saras menggigit bibir bagian bawahnya. Dia sedang menimbang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika dia menerima tawaran itu. Beberapa hari lagi gajian, dan gajinya terpotong banyak, dia tidak bisa terus mengandalkan pekerjaan dari kantor ini. Juga kehadiran Dyo menjadi alasan terbesar Saras.

"Mbak Lin, tolong chat bang Ghosar ya."

Linda mengacungkan jempol, dia segera mengirim pesan ke temannya itu.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang