Naughty Maid~1

7K 225 2
                                    

Haloo😚

Ready for new story?
Don't forget to Vote!!!

Happy reading 🤗

~

"Itu artinya hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja di sini?"

Jihan tersenyum ke arah sang atasan. "Ya, Pak. Saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan."

Lelaki itu mengangguk, dia yakin akan sulit untuk menemui perempuan ini selain di tempat kerja. Oh, bahkan selama Jihan bekerja di sini, tawarannya untuk mengantarkan pulang selalu ditolak mentah-mentah.

"Oke, silakan kembali bekerja. Lakukan yang terbaik seperti biasa."

Jihan mengangguk hormat, dia berpamitan sebelum keluar dari ruangan itu. Dia menyusuri lorong penghubung antara kantor dan tempat kerjanya.

Dengan kemeja putih dan rok span selutut, Jihan memasuki pintu belakang. Dia disambut oleh kerepotan rekan kerjanya untuk menyiapkan jamuan.

"Ji, sini buru! Tamunya bejibun oy!"

Jihan segera mengangkat nampan berisi minuman yang beraneka warna. Gadis itu melewati pintu pembatas sebelum masuk ke area acara.

Musik jazz mengalun, masuk ke gendang telinga Jihan. Suasana di sini memang padat, tapi tenang tak seperti di belakang. Jihan mulai menawarkan minuman pada tamu di sana.

Sampai pada puncak acara, perhatian semua tamu tertuju ke arah panggung. Di sana pasangan yang menggelar acara pertunangan meresmikan hubungan mereka.

"Sumpah, ini pasangan paling serasi dari yang lain. Ganteng, cantik, dan tentu saja kaya raya."

Mereka sedang berada di stand makanan, menata makanan di sana seraya melihat ke arah panggung.

"Kenapa ya, orang kaya dapatnya juga orang kaya? Kan, jadi berpangkat tuh harta mereka," timpal salah satu teman Jihan yang lain.

Mata Jihan melirik ke arah stand foto dengan dekorasi bunga disertai nama pasangan yang bertunangan malam ini.

'Sakti dan Salza.'

Jihan tersenyum tipis, bagaimana jika tulisan itu diganti? Salza menjadi Jihan?

***

"Apa jadwal saya setelah makan siang nanti?" Sakti menandatangani berkas yang sekretarisnya antar.

"Jadwal untuk bertemu klien sudah selesai, Pak. Setelah ini Anda harus pergi bersama nyonya dan nona Salza untuk persiapan pernikahan."

Huh!
Terdengar helaan napas Sakti. Lelaki itu menyerahkan kembali berkas yang telah dibubuhi tanda tangan ke Friska-sekretasis paling lama yang bekerja dengan Sakti.

"Kamu bisa istirahat dulu."

Friska pamit undur diri. Wanita itu bernapas lega setelah mengatakan jadwal pertemuan Sakti dan calon istri bosnya itu.

***

Sakti mengemudikan mobil dengan kecepatan pelan. Sesekali lelaki itu menatap ponselnya yang bergetar di jok sebelah. Tulisan mama dengan emoticon love terpampang di layar. Dia tidak berniat menjawab panggilan itu.

Ponsel lelaki itu diam, lalu sebuah pesan masuk. Sakti meraih dan segera membuka pesan itu.

('Kamu di mana Sakti? Mama dan Salza sudah menunggu!')

Saat lelaki itu fokus dengan ponsel, seorang pengendara motor menyalip dari sebelah kiri.

Brak!

Refleks Sakti menginjak rem, ponsel lelaki itu terjatuh. "Astaga!"

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang