Baca alon alon ya gess
Jan lupa tekan bintanng di langit-
Em, maksudnya di pojok!Ada typo? Mohon maaf😙
Heppi reading🩷
~
Full flashback!
Tama membenarkan letak kacamata, lelaki itu sedang sibuk dengan buku, dan laptopnya sejak satu jam yang lalu. Menjadi mahasiswa di tahun ke tiga, Tama semakin sibuk, apalagi sebentar lagi dia harus magang, perlu persiapan matang agar Tama bisa masuk ke perusahaan yang dia incar.
Tok!
Sebuah tas kain sengaja diletakkan tak jauh dari laptop Tama."Hai!"
Duma, gadis itu pelakunya. Dengan senyuman yang enggan untuk Tama balas, Duma duduk di samping Tama."Ngapain?"
"Aku? Duduklah." Duma menaikkan sebelah bahu. Gadis itu menopang kepala dengan sebelah tangan, lalu memusatkan perhatian ke Tama.
Tama menghela napas, dua bulan ini, gadis itu selalu muncul tiba-tiba di sekitar Tama. "Daripada lu ngelihatin gue, mending lu belajar! Mau jadi mahasiwa abadi?" sindir Tama. Asal kalian tahu, sepedas apapun kalimat Tama, gadis itu tidak akan marah.
"Em, mahasiswa abadi ya? Mungkin," jawab Duma acuh. Dia kembali mengamati setiap gerak-gerik Tama.
Drrrt!
Drrrt!Ponsel Tama yang ada di atas meja bergetar. Nama seorang berkedip di layar. Tangan Tama terulur untuk meraih benda itu, tapi kalah cepat dengan gerakan Duma.
Kening Duma mengerut dalam. "Siapa Nadia?" tanya Duma cepat.
"Bukan urusan lu!" Tama merebut ponselnya. Lelaki itu berjalan keluar, dan mengangkat telepon dari gadis bernama Nadia tadi.
Di dalam perpustakaan, Duma masih diam di kursi seraya menunggu Tama kembali. Beberapa bulan mengikuti Tama, lelaki itu terlihat sedang tidak menjalin hubungan. Duma senang akan fakta itu, tapi sepertinya ancaman datang dari luar kampus.
Duma menegakkan badan, gadis itu mengamati Tama yang kini kembali masuk, dan berjalan ke arah meja mereka.
"Mau ke mana?" tanya Duma lagi, pasalnya kini Tama mengemasi alat tulis, buku dan laptop.
"Siapa Nadia? Kamu mau pergi ketemu Nadia?" tanya Duma kembali.
Tama menarik napas dalam. "Mau gue pergi sama Nadia, atau siapa pun itu, bukan urusan lu!" Tama berbalik.
"Ah, iya, aku lupa. Nadia, kan tadi? Nadia, gadis samping rumah kamu?"
Tama menghentikan langkah. Sungguh di luar nalar, Duma seniat itu untuk mendekatinya. Sekarang Tama merasa jika Duma cukup berbahaya.
"Lu ngikutin gue?" Oh, harusnya Tama sudah menduga jika hal ini akan terjadi.
Duma tersenyum. "Ya, begitulah."
"Stop! Please, Stop di sini, Duma! Jangan sampai-"
"Emang masih zaman ya, hari gini pakai acara jodoh-jodohan? Emang kamu mau sama Nadia? Remaja baru masuk kuliah gitu kok mau-maunya dijodohin." Duma menggeleng. Nadia, bocah bau kencur itu bukan tandingannya.
"Terserah lu mau ngomong apa! Stop stalking gue!" Tama menatap tajam, lelaki itu melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Namun, bukan Duma namanya jika dia menyerah. Gadis itu mengikuti Tama dari belakang, tak lupa membawa makanan yang telah dia persiapkan. Mereka keluar dari perpustakan secara beriringan.
![](https://img.wattpad.com/cover/337941380-288-k882894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
Kısa HikayeKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023