Soulmate~5 end

4K 187 4
                                    

Haaiiiii

Siap untuk bab ending

Jan diam aja napa, komen dooong

Vote juga jangan lupaa

~

Setelah Yumna mencari tahu, Putri memang kerap menunjukkan perilaku buruknya di depan keluarga Juna. Siapa yang memberitahu Yumna? Oh tentu saja mama mertua yang baiknya luar biasa ini. Yumna yakin seribu satu mertua sebaik ini pada menantunya.

"Terus gimana? Berantem dong kalian." Mama Tiwi sedang merapikan tanaman di kebun belakang villa.

"Mungkin kalau berantem harus pakai tonjok-tonjokkan, Ma. Tapi ini cuman adu mulut aja kok." Yumna meringis.

"Yah, pokoknya Mama bersyukur Juna bisa lepas dari gadis seperti itu. Kita sebagai orang tua mendidik anak agar menjadi orang baik, kita selalu berharap anak kita bisa mendapat pasangan yang baik parasnya baik juga hatinya." Tiwi tersenyum kecil ke arah Yumna.

"Kalau menurut aku, Putri itu salah pergaulan. Dulu Mas Arif pernah lihat Putri teler di pinggir jalan sama teman-temannya." Nana ikut menimpali.

"Ya ampun, suka dugem." Yumna menggeleng kecil.

"Btw, Makasih ya, Yumna, kamu udah jagain Azka dengan sangat baik." Nana memeluk adik iparnya itu dari samping. Melihat kedua menantunya akur, Tiwi tersenyum semakin lebar.

"Emang enggak bisa ya, Ilham ikut tinggal sama kamu aja? Tuh, Azka senang banget ada teman mainnya." Nana melirik anaknya yang bermain mobil-mobilan bersama Ilham tak jauh dari mereka.

"Duh, Yumna aja harus bawa mama Tiwi untuk yakinin nenek sama kakeknya Ilham, Kak."

Nana menghela napas, susah juga kalau seperti ini.

"Gimana ngurus dua bocil? Seru, kan? Apalagi harus ngurus bayi gede juga." Nana menyenggol pelan bahu Yumna.

"Seru kok, Kak. Aku seneng banget, berasa diperebutkan. Apalagi kalau malam, beuh, si Azka sama Ilham rebutan pingin peluk aku sambil tidur." Jika mengingat malam tadi, Yumna merasa menjadi orang penting di antara dua bocah kecil.

Nana tertawa, sedetik kemudian wanita itu menghentikan tawanya. Dia menoleh ke arah Yumna. "Yum! Jangan bilang kamu tidur sama para bocil!"

Yumna balas menatap kakak iparnya itu. "Em, tapi aku emang tidur sama mereka, Ka-"

"Astaga! Ya ampun, Yumna! Gimana sih? Kok malah kamu anggurin suami kamu? Azka biar tidur sendiri sama Ilham, dia udah biasa tidur di kamarnya sendiri, kan?"

Yumna tertawa sumbang. Memang tidur seranjang sama Juna sudah pernah ada di bayangan Yumna, dan itu menjadi salah satu rencana Yumna. Namun, untuk melaksanakan rencana itu nyali Yumna masih ciut.

"Wah, gawat sih kalau kayak begini. Masa pengantin baru tidurnya misah! Mah, gimana nih?"

Yumna menatap sang mertua yang juga tengah menatapnya. Yumna tahu jika beliau sedang menahan tawa melihat Nana yang histeris.

"Untuk malam ini, biar Mama aja yang nemenin bocil. Kalian sama suami masing-masing, Mama yang lagi jauh sama Papa biar cosplay jadi nenek super dulu."

***

Dan karena perbincangan mereka di kebun tadi, Yumna sudah berada di sini, tepatnya kamar yang ada balkonnya, alias kamar yang ditempati Juna sendirian kemarin malam.

"Heh! Yum! Ngapain nervous! Kan, cuman tidur!"

Ceklek!

Yuman refleks berbaring dan menyelimuti seluruh tubuh sampai hanya tersisa ujung rambut yang terlihat. Suara derap langkah terdengar dari kamar mandi, seiring langkah kaki itu mendekat, jantung Yumna semakin berdebar.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang