Secret Admirer~5 end

5.1K 231 2
                                    

Haiii😳

Maafkan daku yang tidak menepati janji😌😌

Ya gimana lagi, aku nulis aja nyuri nyuri waktu😭

Maaf ini updatenya tengah malam banget, karena memang baru sempat😭 (Halah alasaaaan)

Okray, ini adalah ending yang kalian tunggu-tunggu.

Terima kasih sudah sabar, dan setia menunggu. Terima kasih karena votenya tercapai(seneng banget, bahkan melebihi target)❤️

Aku harap, apa pun endingnya kalian enggak ngamoook
Wkwkwkwkwkk

Jan ngamuk, nanti tak hiiih kaleean😭

Okray, selamat membaca

~

"Tan, tolong jangan kayak gini. Gue bakal jauhi Dewa kalau itu bikin Lo bisa kayak dulu lagi. Gue bener-bener enggak ada ikut campur soal masalah Lu sama Dewa."

Nafi berusaha meyakinkan Intan yang terlihat gelisah. Intan yang diam tidak membalas kalimat Nafi, membuat Nafi kembali menyusun kalimat.

"Kalau lu marah-"

"Siapa yang marah sih, Fi?"

Mendengar hal itu, Nafi mengerjap. "Ya elu. Lu marah sama gue, sampai milih pindah duduk di depan, sampai diemin gue beberapa bulan ini."

Intan menghela napas. "CK! Aku bukannya marah. Tapi-"

Intan menatap Nafi yang menunggunya melanjutkan kalimat.

"Tapi apa?" tanya Nafi tidak sabaran.

"Tapi-"
"Tapi sebenarnya aku itu malu."

"Hah? Maksudnya?" Nafi tentu saja bingung.

"Kita bicara di sana. Jangan berdiri di koridor kayak begini." Tidak memedulikan Intan yang sebenarnya enggan, Nafi tetap menyeret tangan sahabatnya itu menuju kursi panjang yang tersedia.

"Coba jelasin, kenapa lu malu? Terus berakhir diemin gue."

Intan terlihat memilih jemarinya. "Ya, aku malulah, Fi. Aku malu ketahuan sama kamu ngelakuin hal konyol. Aku bukan sahabat yang baik, Fi, aku bahkan bohongin kamu waktu itu hanya untuk ketemu sama dia."

Tentu saja Nafi mengerti apa yang Intan maksud. "Iya sih, lu bener-bener jahat. Hari itu gue tahu lu bohong, padahal lu pulang sama kakak kelas yang waktu itu, kan? Dan hari itu juga, Dewa nyamperin gue, dia nanyain elu. Sumpah kasihan banget sama Dewa."

"Fi, udah dong. Aku jadi makin malu. Tapi, aku beneran udah minta maaf sama Dewa, ya, meskipun dia kayaknya masih dendam sama aku." Bahu Intan lemas.

"Ya itu emang konsekuensi lu. Lu juga! Ngapain malah jauhin gue, kan gue merasa kalau lu marah. Mana malam itu gue sama Dewa lagi." Meski nada kalimat Nafi sedikit tinggi, tak urung hati gadis itu lega karena mengetahui fakta yang sebenarnya.

"Aku takutnya kamu enggak mau temenan sama tukang bohong dan tukang selingkuh ini." Intan tertunduk.

Nafi menoleh ke arah temannya itu, dia jadi bingung. Padahal di sini yang menjadi korban adalah Dewa serta kakak kelas waktu itu, tapi kenapa Intan terlihat menyedihkan.

"Makanya jangan aneh-aneh, lu tahu sendiri Dewa itu primadona sekolah. Parah sih kalau anak sekolah tahu Dewa lu selingkuhin."

"Tapi sebenarnya, aku kayaknya enggak sesuka itu sama Dewa. Ya, mungkin karena fakta kalau Dewa ini primadona sekolah, ada rasa menggebu buat dapetin dia. Tapi setelah aku jadian, kenapa kayak enggak ada rasa wow gitu ya."

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang