Sweet Karma~4

2.5K 236 40
                                    

Jatim panas banget woi😭😭

Biar makin panas, nih udah aku update

Seneng banget kalian pada komen, komennya lucu-lucu, dan kebanyakan minta double bab

InshaAllah😚

Klik bintang di pojok dulu yaaa

Kalau ada typoo, kasih tahu aku!

Heppi reding🫰

~

"Takdir macam apa ini, Yo?"
"Si Saras resign dari kantor, terus ngelamar jadi pembantu di rumah lu." Sanda menyadarkan punggungnya ke sandaran kursi. Jemari lelaki itu bergerak lincah seraya memegang stik PS.

"Apa lu enggak curiga, kalau semua ini cuman akal-akalan dia aja?" Sandi ikut berkomentar.

"Akal-akalan?" ulang Dyo.

"Kayaknya enggak deh, lu masa enggak lihat ekspresi Saras pucet kayak tadi! Dia bener-bener kaget waktu tahu Dyo anak majikannya," kata Sanda yang memiliki pemikiran berbeda dengan kakak kembarnya.

"Ah, bisa jadi dia cuman sandiwara. Kayak enggak tahu Saras gimana aja lu!"

Saudara kembar itu saling beradu argumen. Dyo tidak ambil pusing dengan hal itu, dia asyik dengan permainannya.
Sedangkan di balik tembok, Saras berdiri seraya membawa nampan berisi minuman dan camilan. Huh! Padahal dia memang tidak tahu dengan fakta itu, kalau tahu dia tidak mungkin menerima tawaran Linda.

"Eh, tapi, Yo. Lu, kan masih dendam sama dia, kenapa enggak lu pecat aja si Saras, biar jadi pengangguran abadi!" Sanda mengusulkan.

"Bener tuh, cari kerja sekarang susah cuuy! Apalagi anak manja kayak Saras, yang ada rumah lu nanti bisa ancur dipegang dia!" imbuh Sandi. Oke, kedua saudara kembar itu mulai kompak.

Dyo tak menanggapi, dia masih asyik dengan permainan PS barunya.

"Yee! Orang diajak ngomong malah dicuekin!" Sanda berdecak.

"Oh, gue tahu nih! Lu pasti masih suka, kan sama Saras! Iya, kan?" Sandi menaik-turunkan alisnya.

"Ha? Serius lu, Yo? Buset, Yo, kayak enggak ada cewek lain aja. Yang lebih-lebih dari Saras banyak!"

Dyo akhirnya menoleh, lelaki itu menatap kedua sahabatnya yang mendadak heboh, macam ibu-ibu ngerumpi pagi di tukang sayur. "Lu berdua mau main apa mau ngerumpi!"

Sanda dan Sandi kompak mengacungkan dua jari. Dyo dan kemarahannya sedikit menyeramkan.

"Enggak usah ngadi-adi! Sekarang bagi gue, dia cuman pembantu, enggak lebih!"

Saras berdecak mendengar hal itu. Tangannya mencengkeram nampan kayu yang ada di depan dada. Iya, memang benar dia hanya seorang pembantu, tapi kenapa Saras merasa tidak terima dengan kalimat Dyo?!

"Dyo, sialan! Enggak cukup dia permaluin gue di depan banyak orang!"

"Kayaknya emang dendam kesumat dia ke gue," gumam Saras. Saras menarik napas dalam, kening gadis itu mengerut.

"Tunggu! Kayaknya gue enggak boleh diem aja," ucap Saras. Gadis itu menatap penampilannya dari pantulan lemari es. Kaos polos berwarna orange, rok selutut berwarna hitam, dan rambut yang digelung asal. Jangan tanya ke mana baju Doir tadi! Sudah Saras simpan ke dalam tas, takutnya diminta balik oleh Dyo!

"Oke, Yo! Gue jabanin permainan lu! Kita lihat siapa yang kalah kali ini."
Saras beranjak dari balik tembok. Gadis itu menyuguhkan minuman dan camilan untuk Dyo serta si kembar.

"Wihh, enak nih! Seger-seger!" Sanda dan Sandi saling pandang.

Saras menarik bibirnya untuk tersenyum, dia sempat melirik Dyo yang sibuk dengan permainan PS milik lelaki itu.
"Silakan, ADEN!"

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang