My Universe~5

2.2K 253 20
                                    

Selamat sore warga Orange👐

Jangan lupa klik bintang di pojok ya🫰

Ada typo kasih tahu aku ya, Manies

Happy reading👐

~

"Dek, ngapain masih di situ?"
Alya menatap heran ke arah adiknya. Meja makan telah ramai karena makan malam akan segera dimulai, tapi si bontot itu tak kunjung beranjak dari sofa ruang tengah.

"Aku enggak diajak mama, Mbak, cuman Nia sama Erna yang diajak," ucap Abi seraya mendesah pasrah, si tampan itu menyandarkan punggung dengan wajah memelas.

Naya tak bisa menahan tawa. Ibu anak dua itu duduk di samping sang adik. Sejak datang, adiknya itu memang tak mendapat sapaan hangat dari sang mama.
"Kamu pasti tahu, kan, kenapa mama ngambek?"

Abi mengangguk, apalagi kalau bukan karena dia tak datang bersama Pita.

"Bi, Mbak mau tanya. Sebenarnya masalah kamu sama Pita itu apa? Selama ini kalian terlihat baik-baik, loh. Apa masalah anak?"

Dengan susah payah, Abi menelan ludah, lelaki itu membenarkan letak duduknya. "Bukan masalah itu, Mbak."
Bahkan mereka masih sama-sama tersegel.

"Terus apa?" Mata Naya memicing menatap Abi. "Apa karena kepulangan Becca?"

Sontak Abi menoleh, tak sadar lelaki itu mengusap ujung hidung. "Eng-gak, Mbak."

"Yakin kamu, Bi?" Naya masih tak percaya.
Abi sendiri bingung, bagaimana Alya bisa menebak seperti itu.

"Ya-yakin, Mbak! Mbak kenapa bawa-"

"Tadi pas otw ke sini, Mbak sama masmu mampir di pom. Dan kamu tahu, Mbak ketemu siapa? Mbak ketemu Rebecca-"
"Rebecca enggak sendiri, Bi, dia sama cowok!"

Tangan Abi meremas sofa yang dia duduki. Apa ini? Rebecca membatalkan janji temu mereka, tapi perempuan itu jalan dengan laki-laki! Apa yang sebenarnya Abimanyu lewatkan?

"Masa lalu biar untuk dikenang, Bi. Jangan biarkan masa lalumu membuat kehidupan sekarang berantakan. Pita, dia sosok yang pas menemani kamu. Bukan maksud, Mbak menjelekkan Becca, tapi coba kamu pikir, wanita mana yang tahan jadi istrimu. Kamu cuek, Bi, kadang enggak peka, kalau Mbak punya suami kayak kamu, udah dari dulu minggat!"

Alis Abi menyatu, rada tidak terima dengan kalimat kakaknya. "Cuek? Enggak peka? Di bagian mananya, Mbak?"

Naya memutar bola mata malas. "Pikir sendiri!" Naya berdiri, sebelum beranjak wanita itu merogoh sesuatu dari kantong celana. Benda pipih yang keluar dari kantong celana Naya itu diulurkan ke Abi.

"Loh? Ini, kan?"
Mata Abi berbinar menatap benda pipih dengan casing hitam. Benda ini yang menemani masa sekolah menengah Abi.

"Ya ampun, Mbak, masih aja disimpen." Abi meraih ponsel jadulnya, membolak balik benda itu, tak ada yang lecet, mbak Naya memang terbaik soal merawat barang. Layar sentuhnya juga masih berfungsi dengan baik. Em, Abi baru sadar jika benda ini sangat mungil digenggamannya.

"Sama Nia cuman dibuat ngegame. Kemarin Nia ngide nyalain wifinya. Coba deh, buka pesan di FB kamu!"

"Ha? FB?"
Telinga Abi asing mendengar kata itu. Sudah lama, sangat lama Abi tak memainkan aplikasi yang sangat populer ketika dia sekolah menengah. Lelaki itu menggulir layar ponsel jadulnya, dia meringis melihat username yang digunakan. Iyuh, alay!

@abimarganafieldboy

"Mbak, enggak berani buka pesannya." Naya bersedekap, dia mengamati ekspresi sang adik.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang