Petaaaang
Ini lanjutan cerita Mbak Cupid🫶
Klik bintang di pojok dulu
Ada typo? Tolonglah kasih tahu!Heppi reading🫶
~
"K-kak Sam?"
"Hai!"
Sam menyeringai, senyumannya membuat jantung Silva semakin berdebar.Tatapan keduanya bertemu, Silva tenggelam lagi dengan sorot bola mata cokelat itu. Gerakan tangan Sam yang mengelus pinggangnya membuat Silva tersadar. Dia dalam bahaya!
Silva berusaha melepaskan diri dari kungkungan Sam. Tangan mungilnya mencoba melepaskan pelukan tangan Sam. Silva tak sadar semakin dia bergerak, Sam semakin tertantang.
"Ah!"
Refleks Silva berpegangan pada jaket yang Sam pakai saat dia ditarik menuju ke tengah-tengah orang yang sedang berjoget.Sam menggerakkan tubuhnya, salah satu tangan lelaki itu tetap memeluk Silva. Mau tak mau tubuh Silva ikut bergerak. Berusaha melepaskan diri dari Sam, tubuhnya tak sengaja mengenai pria paruh baya yang berjoget di belakangnya.
Silva panik, gadis itu merapat kembali ke tubuh Sam. Dia merasa terkurung, dan dijebak. Maju kena mundur pun kena.
Air mata sudah membanjiri pipi. Marah, takut, malu, bercampur menguras emosinya."Lepas!" Silva menahan tangan Sam yang menjalar semakin naik.
Sam kembali tersenyum. "Gue udah bayar lu, lakuin hal lebih pun boleh aja buat gue." Lelaki itu puas melihat mata Silva memerah dan air mata semakin membanjiri wajah gadis di depannya.
Hati kecil Silva terluka. 'Membayar' kata itu berhasil membuat Silva merasa tak berguna. Dia merasa paling hina di dunia ini.
Wajah Sam menunduk, sebelah tangan lelaki itu berada di tengkuk Silva, menahan gerakan kepala Silva saat dia mencoba memburu bibir ranum yang dipoles merah muda.
Bugh!
"Ssh!" Sam meringis ketika tulang keringnya ditendang menggunakan kaki Silva yang terbalut heels.
Meski tubuhnya bergetar hebat karena perlakuan Sam, Silva berusaha sekuat tenaga melewati kerumunan para manusia gila yang sedang berjoget. Gadis itu berlari melewati pintu utama bar yang dijaga beberapa orang bertubuh besar.
Napas Silva memburu, suara motor kendaraan yang memadati jalan meredam tangisannya."Argh!"
Laju larinya mudah saja diimbangi oleh Sam, apalagi heels tujuh senti yang dipakai semakin membuat Silva dengan mudah kembali ke cengkeraman Sam."Lepas! Lepasin gue! Atau gue teriak sekarang!"
Sam tertawa mendengar ancaman itu.
"Gisella Silva! Gue udah bayar mahal, gimana bisa lu pergi gitu aja!""Gue enggak nyuruh lu!" Silva meringis karena cengkeraman Sam di pergelangan tangannya semakin erat.
"Oh, jadi langganan lu tuh tua bangka kayak mereka!"
Silva berhenti memberontak. Gadis itu menatap garang Sam yang tersenyum penuh kemenangan.
"Apa bedanya lu sama gue?"
"Kelihatannya lu yang lebih tahu seluk beluk bar ini. Kalau gue busuk, lu lebih busuk karena mempermainkan wanita!"
"Cari sana wanita yang biasa layanin lu!"
Silva menyentak cengkeraman tangan Sam sekuat tenaga.Busuk! Seorang Sam yang terkenal ketegasannya ternyata pelanggan sebuah bar. Lelaki itu tidak patut menjadi seorang pemimpin yang disegani seantero kampus.
Silva berbalik, gadis itu berlari meninggalkan Sam yang berdiri dengan wajah datar. Sam berdecak kala punggung kecil Silva menghilang di belokan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
Krótkie OpowiadaniaKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023