Sweet Karma~5 end

4.1K 243 2
                                    

Malam, Dulur!

Aku datang di tengah malam lagee
Monggo dibaca bab endingnyaaa

Maaf kalau lama yaaa
Jan lupa klik bintang di pojok dan tinggalkan komen🫰

Typo? Kasih tahu aku!

Heppi reding🫰

~


'Calon mantu, Saya!'
Kalimat itu terus terngiang di kepala Saras. Gadis itu menuang jus jeruk ke dalam gelas dengan hati-hati. Saras terdiam sejenak seraya menatap gelas yang telah terisi penuh oleh jus. Kenapa dengan hatinya? Kenapa dia harus merasa kecewa? Untuk apa?

Jemari Saras menyentuh pelan bibirnya. Bodoh! Bodoh sekali! Kenapa dia terlampau percaya diri seperti ini? Ah, ciuman pertama yang berharga itu harus terenggut karena ulah grasak-grusuknya.

"Ras, biar saya saja ya."

Nampan itu diambil alih oleh Amalia yang baru saja datang ke dapur. Wajah ayu beliau dihiasi oleh senyum yang lebar.

"Saya saja, Bu." Tentu saja dia merasa tidak enak. Tugasnya kan, memang melayani.

"Untuk kali ini saya saja, ya. Sekalian mau ngerusuh mereka sebentar." Amalia tampak antusias.

"Duh, saya kelihatan banget kalau terlalu antusias ya." Amalia meletakkan nampan itu ke atas meja kembali.

Saras hanya membalas dengan senyuman.

"Gimana enggak antusias, Ras. Ini pertama kalinya dalam hidup saya, lihat Dyo deket sama cewek. Sebelum-sebelum ini kalau saya kenalin sama anak temen saya, pasti nolak. Pasti kalau pulang yang dibawa temen temen cowoknya, apalagi si kembar itu."
"Malahan saya kira Dyo itu homo," lanjut Amalia.

"Uhuk!" Saras tersedak ludahnya sendiri. Homo? Ya kali!

"Ras, kamu enggak papa?"

"Em, enggak apa, Bu. Biar saya saja yang bawa, masak Ibu yang bawa. Mari, Bu!" Saras mempersilakan Amalia untuk berjalan di depannya. Bisa-bisa mata Saras akan sulit terpejam jika belum melihat rupa gadis yang sedang bertamu itu.

Melewati ruang tengah, telinga Saras mendengar suara tawa seorang gadis. Tawa itu terdengar begitu renyah, disusul oleh kekehan Dyo yang langsung terhenti begitu melihat Saras datang.
OMG! Putih, mulus, bibir merah muda, tahi lalat di bawah hidung, wangi, dan tentu saja elegan. Itulah definisi gadis bernama Alma.

"Alma, akhirnya kamu ke sini juga ya. Gimana kuliahnya, lancarkan?"

Dengan pelan, Saras meletakkan gelas di atas meja. Dia menatap Dyo yang juga menatapnya sekilas. Ck! Dasar cowok, mukanya tidak ada rasa bersalah, padahal sebelum bertemu Alma di sempat beradu bibir dengannya.

Saras berjalan pelan, meninggalkan tiga orang itu. Entah topik apa yang mereka bicarakan, semua itu terlihat seru.

***

Mata Saras tidak bisa berhenti menadang jam di dinding kamar. Beberapa kali Saras juga menarik napas dalam. Hampir jam sembilan malam, dan Dyo belum juga pulang!

"Ck!" Saras terus berdecak, dia bangun dari kasur. Gadis itu berjalan pelan menuju dapur yang hanya terhalang tembok dari kamarnya.

Dyo pergi, nyonya besar juga sedang ada acara di luar, jadilah hanya Saras di rumah ini. Rumah sebesar ini sering kali dibiarkan menganggur, mungkin ini salah satu alasan Amalia gerak cepat untuk mencari pembantu.

"Ngapain coba keluar sampai malem kayak begini? Jangan-jangan-"
Saras menggeleng, tidak mungkin Dyo berani melakukan hal itu kan? Tidak! Tidak! Dyo si anak culun itu pasti bisa menjaga diri.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang