Bastard Man-3

11.4K 583 10
                                    

Maafkeun aku yang terlambat upload😭

Vote dulu yuk!

Terima kasih, semoga suka ya.

Sebesar rasa sukaku padanya, cielah!

~

"Gue maunya elu!" Senyum sinis yang Daniel sunggingan membuat Jumi bergidik ngeri.

Jumi mengedarkan pandangan ke penjuru perpustakaan. Sepi! Seperti sudah tutup saja perpustakaan ini. Mau meminta tolong pada siapa kalau seperti ini caranya?

"Ayo! Kita senang-senang malam ini!" Tangan Jumi kembali ditarik, gadis itu mencerna kalimat 'senang-senang' yang Daniel ucapkan. Apa lelaki ini sangat bernafsu pada dirinya? Atau dia bukan gadis pertama yang diperlakukan seperti ini oleh Daniel?

"Kak, sadar! Dosa besar rusak anak orang!" Jumi menendang tulang kering Daniel saat mereka sampai di depan pintu perpustakaan yang tertutup. Dari jendela, Jumi baru sadar jika hari sudah malam. Astaga, tadi dia tidur apa pingsan? Kenapa Ani tidak membangunkannya.

"Berani lu-"

"Ya beranilah? Apa, hah? Muka doang yang tampan kelakuan kayak hewan! Udah berapa cewek yang dirusak? Dasar psycho!" Keberanian Jumi sudah di level maksimal tapi seketika berada di level satu ketika pupil mata Daniel melebar, lelaki itu sepertinya sangat marah!

Gawat!

Jumi bergerak cepat membuka pintu perpustakaan, gadis itu langsung berlari saat Daniel meneriakkan namanya.

"Mau ke mana lu, Jumi!"

Jumi berlari menyusuri lorong kampus yang sangat sepi. Gadis itu menoleh dan mendapati Daniel yang berjarak satu meter darinya.

"Hua! Ibu!"

"Hua!"

"Jumi! Hei! Bangun!" Ani menggoyankan badan Jumi sedikit kencang.

"Hah!" Jumi membuka mata, napas gadis itu memburu. Hal pertama yang dilihat adalah sang sahabat, Ani.

"Ani?" Jumi mengerjap pelan, gadis itu menatap sekitar perpus, beberapa orang melihat aneh ke arahnya.

"Lu mimpi apa sih, Jum? Teriak-teriak begitu, untung petugas perpus belum seret lu keluar!" Ani menggelengkan kepala pelan. Telat beberapa detik menghampiri Jumi yang masih terlelap, sudah pasti sahabatnya itu dibangunkan dengan estetik oleh petugas perpustakaan.

Jumi menggaruk kepala yang tidak gatal. Gadis itu menenggelamkan wajah di atas meja. Ini semua karena Daniel yang muncul di mimpinya. Setakut itu Jumi pada Daniel, sampai di alam mimpi lelaki itu mengejarnya.

"Mending lu cuci muka deh, Jum! Soalnya pak Bayu suruh lu ke ruangannya."

"Hah? Pak Bayu? Katanya enggak masuk?" Jumi berdiri dengan spontan.

"Gue juga enggak tahu gimana ceritanya, tadi yang ngisi kelas pak Bayu juga. Udah sana, cuci muka! Kayaknya lu mau dikasih wejangan sama beliau!"

Jumi mengusap wajah dengan kasar. Perasaan gadis itu jauh dari kata nyaman. Kenapa juga Daniel tidak jadi mengisi kelas, jadi acara membolos hari ini sia-sia?

***

"Jangan bilang kamu ketiduran, Jumi! Bahkan anak kecil saja pintar menyalakan alarm di ponsel!"

Jumi menatap gambarnya di layar ponsel pak Bayu. Yang mengabadikan gambar Jumi sedang asyik tertidur di perpustakaan dan memberitahu pak Bayu, orang itu sungguh luar biasa, jahatnya!

"Saya mohon maaf, Pak. Badan saya sedikit-"

"Kalau kamu sakit, bisa pergi ke klinik kampus! Kenapa malah di perpustakaan! Apa tumpukan buku itu bisa bikin kamu sembuh!"

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang