Naughty Maid~6 end

6.2K 204 5
                                    

Mana suaraaanyaaa

Siap untuk bab ending😌

~

Sakti menatap layar ponsel yang menampilkan foto Jihan sedang memasak. Baru lelaki itu sadari, foto itu adalah tangkap gambar Jihan satu-satunya.

"Kamu di mana, Sayang?" Jempol Sakti mengelus layar ponsel itu.

Tok!
Tok!

Suara ketukan pintu membuat Sakti berhenti melakukan kegiatannya.
"Masuk!"

Pintu terbuka, tampak Tian masuk ke ruangan kerja Sakti. Lelaki yang sudah bekerja untuk Sakti lumayan lama itu memakai pakaian serba hitam.

"Bagaimana?"

"Kami menemukan informasi tentang taksi yang nona Jihan tumpangi, Tuan." Tian menyerahkan amplop cokelat yang sejak tadi menyita perhatian Sakti.

Sakti membuka isi amplop itu, foto taksi, bahkan informasi mengenai pemilik, perusahaan, dan pajak tertera di sana.

"Taksi itu dilaporkan telah dicuri, Tuan. Dan dugaan kami, nona Jihan-"

"Maksud kamu, Jihan diculik?" Pinggiran foto itu kusut karena diremas oleh Sakti.

Semua kamera pengawas menunjukkan jika Jihan keluar dari rumahnya tanpa paksaan. Meski wanita itu terlihat tergesa, Jihan tidak menampilkan raut wajah mencurigakan.

"Ponselnya! Sudah kamu lacak?"

"Posisi terakhir, ada di luar kota, Tuan."

Ini hanya dugaan, Sakti takut jika Jihan memang ingin mengurus sesuatu tapi wanita itu diculik oleh orang yang membawa lari taksi tersebut.

"Lanjutkan pencarian! Aku ingin Jihan kembali dengan selamat!"

"Baik, Tuan." Tian memberi hormat pada Sakti sebelum lelaki itu keluar.

Sepeninggalan Tian, Sakti kembali termenung, tangannya meremas foto yang Tian berikan. Dia tidak akan membiarkan seseorang menyakiti Jihan. Sampai keujung dunia, Sakti akan mencari Jihan.

***

Dua Minggu berlalu, Sakti tak kunjung menemukan wanitanya. Penampilan lelaki itu jauh dari kata baik. Bulu yang menghiasi wajahnya menandakan jika lelaki itu tidak sempat mengurus diri sendiri. Dia ikut mencari Jihan.

Waktu istirahat Sakti tersita untuk mencari Jihan. Belum lagi urusan di perusahaan yang mengharuskan lelaki itu untuk terjun langsung, semakin membuat Sakti tidak peduli dengan dirinya sendiri.

"Sakti!"

Suara sang mama membuat lamunan Sakti terhenti. Dia baru menginjakkan kaki di rumah beberapa menit lalu, punggungnya merindukan kasur yang empuk, tapi kedatangan sang mama mengurungkan niat Sakti untuk segera beristirahat.

"Sakti?"

Sakti menoleh, dan tatapannya bertemu dengan tatapan sang mama. Sempat Sakti lihat kilat amarah di sana, tapi kilatan itu seketika berubah menjadi lebih lembut.

"Astaga! Apa yang terjadi padamu, Sakti!" Mama Sakti-Belinda, mendekati sang anak yang terduduk di kursi ruang tengah.

"Ma?"

"Apa yang terjadi padamu? Astaga! Apa benar kamu Sakti yang aku lahirkan? Wajahmu-" Belinda tidak kuasa menyelesaikan kalimat. Mana Sakti yang terkenal rapi?

Keadaan Sakti saat ini mengingatkan Belinda pada kejadian enam bulan lalu. Sakti juga kacau seperti ini ketika Audrey pergi untuk selamanya.

"Bicara sama, Mama? Apa yang terjadi sebenarnya, Sakti!" Belinda menggoncang tubuh sang anak.

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang