Naughty Maid~5

3.9K 180 13
                                    

Heyoooo

Vote dulu gak sihh😚

~

Tak!
Tak!

Pisau tajam mengkilap itu memotong tipis wortel dan sayuran lain. Selesai dipotong, sayuran itu masuk ke kuah ayam yang telah dimasak sejak beberapa menit lalu.

Aroma masakan Jihan menyebar ke penjuru dapur. Tangan wanita itu memegang centong sayur dan mengaduk pelan. Tak lupa mencicipi masakannya menggunakan sendok kecil.

Kepala Jihan mengangguk kecil, rasanya sudah sesuai dengan yang dia inginkan. Baru saja tubuhnya ingin berbalik, sepasang lengan kekar berbalut kemeja panjang melingkari pinggangnya.

"Hem, wanginya menusuk hidungku." Hidung Sakti mendusel lipatan leher Jihan.

Hembusan napas lelaki itu membuat Jihan tersenyum kecil. "Sebentar lagi matang." Jihan mengelus lengan Sakti.

"Bantu aku membersihkan diri!" Dagu Sakti bertumpu pada pundak Jihan.

"Kau bisa melakukannya sendiri, Tuan Sakti!" Jihan terkekeh. Bukannya melepaskan kukungan, Sakti justru semakin menempelkan dirinya ke tubuh Jihan.

"Kau menolak?" tanya Sakti seraya berbisik.

"Sayangnya aku tidak bisa menolak." Jihan mengulurkan tangan, mengecilkan api kompor.

Mengetahui permintaannya dikabulkan, Sakti langsung menggendong Jihan bagai karung beras. Menaiki tangga dengan mudah, lalu masuk ke kamarnya. Dan bagian yang paling Sakti suka, membanting tubuh Jihan ke atas ranjang.

Jihan tertawa, wanita itu menatap Sakti yang kini melepaskan dasi dan kancing kemeja. Dengan gerakan pelan, Jihan beringsut ke pinggir ranjang, meraih gesper yang Sakti gunakan, mencoba melepas benda itu.

Sakti mengamati gerakan Jihan, lelaki itu mengelus kepala Jihan. Merapikan anak rambut Jihan yang menghalangi pandangannya, menatap wajah Jihan.

"Adik kecil yang malang, pasti kamu tersiksa berada di kegelapan seharian."

"Shh!" Sakti mendesis. Jemari Jihan melingkupi adik kecilnya yang langsung mengeras, apalagi ketika Jihan dengan sengaja meniup pucuknya.

"Ahh! Sayang!"
Kepala Jihan mendongak, mata besarnya berkedip lucu, seperti anak kecil. Padahal mulut wanita itu sedang sibuk mengulum alat pencetak anak kecil.

Suara erangan, dan kecipak di mulut Jihan memenuhi ruangan itu.

Hal biasa yang mereka lakukan setelah malam di mana Sakti mengklaim Jihan sebagai miliknya.

***

Slurp!

Sakti merasa tenggorokannya hangat. Lidah lelaki itu juga dimanjakan. Mata Sakti membulat, merasakan cita rasa masakan yang tidak asing ini.

"Kenapa? Tidak enak?" Jihan mengamati ekspresi Sakti yang berubah. Wanita itu segera menarik mangkuk sup yang ada di depan Sakti.

"Rasanya seperti masakan Audrey."

Ting!

Kini Sakti yang menoleh, dan mendapati ekspresi Jihan yang keruh. Wanita itu menggeser kursi, lalu berdiri. Untung Sakti segera menangkap pinggang Jihan dan menarik wanita itu ke pangkuannya.

"Aku tidak bermaksud-"

"Sudahlah. Aku tetap bersyukur karena malam itu bukan Audrey yang kamu sebut." Jihan menunduk, menghindari kontak mata yang Sakti coba ciptakan.

Sakti menghela napas. Hampir satu bulan hubungan mereka terjalin, Sakti sering kali menyebut nama Audrey, mungkin Jihan mulai terganggu dengan hal itu. Tapi bagaimana Sakti bisa melepas bayangan Audrey secepat itu?

Short Story: Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang