Malaaam👐
Ketemu lagi di tengah hari👐
Ada typo tolong kasih tahu ya, aku sambil merem-merem koreksi bab ini💆♀️
Happy Reading👐
~
"Kamu putar dua kali ke kanan!"
"Ha? Begini?"
"Loh, malah ilang putihnya, Tuan!"
Wajah Aina tertekuk masam. Dia sudah mengutak-atik benda kubus ini selama hampir dua jam."Ck! Bodo!"
Bibir Aina kian maju mendenger hal itu. Bahu gadis itu merosot, dia tak sanggup menyelesaikan rubik ini.
"Saya pusing main ini, Tuan!""Ck! Sini!" Tangan Malik menengadah, lelaki yang sejak tadi duduk anteng di atas kursi roda itu kehilangan kesabaran menghadapi Aina.
Aina meletakkan benda kubus yang membuat kepalanya pening di telapak tangan Malik dengan ragu. Bisa kah?
"Woah!"
Mata Aina berbinar menatap rubik itu berhasil diselesaikan oleh Malik. What? Bagaimana bisa?"Tuan! Wah, keren sekali!"
Malik mesem bangga, rubik bukan hal asing untuknya. Dia pernah juara lomba rubik sampai tingkat provinsi, berbagai model rubik ada di ruang pribadinya, dari bentuk kubus, segitiga, hingga buah-buahan.
"Bermain rubik itu bukan asal putar! Pakai hitungan!"
"Pasti nilai matematika kamu jelek!"Aina berhenti mengagumi rubik yang telah Malik selesaikan, dia menoleh cepat ke arah tuan mudanya yang tersenyum.
Aigo!Kok tahu ya?
"Iya, iya, Tuan Malik yang paling pintar, jago matematika."
Senyum di wajah Malik semakin mengembang, melihat hal itu tentu saja Aina tak bisa menahan tawa.Sedikit demi sedikit, Aina telah memahami tuan mudanya. Meski masih sering marah-marah, setidaknya tak ada pecahan beling di kamar Malik.
Aina menghela napas, ditatapnya Malik yang duduk di bawah sorot cahaya langit sore. Meski galak, Aina belajar banyak dari lelaki ini.
Ah ya, apa Aina belum bercerita tentang ketampanan tuan mudanya?
Tak perlu berbohong, dan memang harus diakui, Malik sangatlah tampan, apalagi saat tersenyum seperti ini. Aina jadi membayangkan bagaimana dulu Malik sangat populer di kalangan wanita muda.Ingat niat awal Aina bekerja di sini? Ya, untuk melunasi tunggakan biaya kuliah. Namun, lihat Aina sekarang! Meski uang yang Aina dapat dari bekerja untuk Malik telah lebih dari cukup untuk membayar tunggakan, gadis itu tak kunjung resign.
Aina belajar banyak hal, terutama soal bekerja yang tak melulu untuk mendapat uang. Bekerja menjaga Malik memang memerlukan kesabaran extra, semua itu sebanding dengan pengalaman yang Aina dapat.
"Aina!"
"Eh?" Aina mengerjap, gadis itu menghentikan kegiatan menatap Malik.
Dia menoleh ke pintu, di mana di sana ada Sri yang tadi memanggilnya."Tuan, sebentar," pamit Aina, langkah kecil gadis itu mendekat ke arah Sri.
"Ada apa, Mbak?"
"Nyonya sama tuan Halim hari ini pulang, cuman mau ngingetin, nanti kamu lupa pesan beliau."
Pupil mata Aina melebar. Astaga!
"Ah, iya, Mbak. Terima kasih sudah diingatkan."Sri mengangguk, wanita itu kembali ke belakang setelah menyampaikan maksud kedatangannya pada Aina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World
Kısa HikayeKumpulan cerita pendek warning!!! area dewasa #1 Short Story 4/4/2023 #1 Short Story 5/4/2023 #1 Short Story 6/4/2023 #1 Cerpen 30/9/2023 #4 Oneshoot 5/4/2023