"Random food games, tim merah dan tim biru. Karena sebelumnya seri, jadi kami menambahkan permainan lagi. Sudah ada roti lapis dan juga tteokbokki di atas meja. Satu tteokbokki akan terasa ekstra pedas. Sementara untuk satu roti lapis, tingkat kepedasannya bisa sampai ke atap. Roti lapis selai teh hijau atau selai lobak pedas?"
"Wah, selai teh hijau pasti enak," gumam Bomin pelan.
"Penggemar tidak perlu khawatir karena staff membuatnya tidak terlalu ekstrem, hanya lumayan pedas. Yang pertama, tteokbokki, silahkan dicoba!"
Tim biru mengambil sumpit dan menyumpit satu buah tteokbokki dengan hati-hati.
"Daeyeol hyung, kenapa hyung memakan odeng?" Selidik Joochan.
"Jadi aku harus makan tteokbokki?"
"Ne."
Benar saja, Daeyeol mengambil satu kali lagi untuk memenuhi permintaan Joochan.
"Karena ini jam makan, tolong habiskan makanan yang ada di mangkuk kalian," pinta Y.
Jaeseok kaget dengan permintaan Y. Setelah memakan tteokbokki, Jaeseok mengunyahnya sambil menghadap tembok. TAG yang suka makanan pedas memakan tteokbokki-nya dalam diam. Donghyun memakan makanannya sambil membelakangi kamera dan tim lawan. Daeyeol memakannya dengan lahap. Sementara Jaehyun terlihat tidak bisa menahan pedas.
"Dia berakting," serang Jibeom kepada Jaehyun.
Tim merah kembali berkumpul untuk menentukan siapa yang mendapat tteokbokki dengan rasa ekstra pedas.
"Tidak tahu mengapa, tapi aku pikir itu TAG hyung," kata Jibeom yang diiyakan oleh Joochan.
"Silahkan serukan pilihan kalian!"
"Hana, dul, set. TAG!!"
TAG terlihat biasa saja, tapi Jaeseok kemudian mengibaskan tangannya dan mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya.
Tebakan tim merah lagi-lagi gagal. Dan sekarang giliran tim merah.
"Apakah kalian ingin urutannya sepertu ini atau diacak?" Tawar Sinyoung.
"Kami akan mengubahnya."
"Diubah. Oke."
Tim merah lalu berjalan-jalan guna mengubah urutan roti lapis mereka.
"Silahkan makan dalam hitungan ketiga!!"
Jangjun memperhatikan roti lapisnya dan tertawa girang. Tim biru bahkan terlihat bingung dengan tingkah Jangjun.
"Tolong jangan tertawa," pinta Sinyoung.
"Jangjun terlihat senang, bukankah ini berlebihan?" Sindir Daeyeol.
Jangjun lalu menutup rotinya untuk melihat isi di dalamnya. Jibeom terlihat datar saat mulai memakan. Selesai menggigit, Joochan kemudian berbalik dan terbatuk. Y menutup hidungnya seolah mencium aroma tak sedap. Terakhir, Bomin terlihat ragu saat akan menggigit.
"Bukan Bomin," putus TAG tegas.
"Hidung Jibeom memerah."
Jibeom yang merasa diperhatikan lalu terbatuk dan memasang wajah datar.
"Jibeom, makan tepat pada bagian tengahnya! Dengan gigitan yang besar!" Seru Daeyeol.
Sinyoung membantu Jibeom dengan membuang bagian pinggiran dan hanya menyisakan bagian tengah di mana pasta selai berkumpul.
"Apa kamu bisa memakannya?" Tanya Joochan khawatir.
"A-aku pasti bisa."
Jibeom melipat roti lapisnya dan memakannya sambil menutup hidung.
"Haruskah kita memintanya untuk tidak menutup hidungnya?" Usul Jaeseok yang disetujui yang lain.
"Lepaskan tanganmu!"
"Berpura-puralah kamu baik-baik saja."
"Bernafaslah dengan baik."
"Dia, aku yakin dia."
"Ya, tim biru sudah melakukan tiga permintaannya."
Tim biru kaget lalu memandang TAG.
"Kalian mengatakan tiga permintaan dalam waktu tiga detik. Jibeom memakan bagian tengah roti, melepaskan tangan yang menutup hidung dan bernafas."
TAG yang menyadari apa yang terjadi langsung bungkam dengan apa yang ia katakan.
"Aku yakin itu pasti Jibeom, kita tidak bisa berbohong untuk menangis."
Jibeom dengan hidung memerah dan mata berkaca mengisi kedua pipinya dengan air minum.
"Siapa pilihan kalian?"
"Hana, dul, set. Jibeom!!"
"Silahkan maju ke depan!"
Jangjun yang akan memakan roti langsung berhenti dan tertawa. Tim biru terlihat kaget, sementara Jangjun mengajak Jibeom high five karena sudah berakting sehingga dia hanya mencoba satu gigitan.
Jangjun yang penasaran lalu membuka roti lapisnya, "Bukankah ini terlalu banyak?"
"Aku pikir itu bukan Jangjun karena selainya meliputi hampir semua bagian."
Sinyoung lalu mendekat dan mengambil roti milik Jangjun.
"Di bagian pinggir adalah selai teh hijau, tapi tepat bagian tengahnya adalah selai lobak pedas. Jika kalian meminta Jangjun melakukan seperti yang dilakukan Jibeom, bisa jadi Jangjun sudah pingsan."
Semua tertawa, termasuk juga Jangjun.
Permainan sudah selesai, beberapa memakan kembali makan mereka. Bomin makan sambil menanyai tim lawan. Jangjun yang penasaran lalu mengambil milik Seungmin dan memakannya, Seungmin yang tidak tahu apa-apa langsung memakan roti yang tergeletak di meja dengan gigitan yang cukup besar.
Jangjun menunjuk Seungmin dengan girang.
"AH, MWOYA IGO!!" Teriak Seungmin kaget lalu melempar roti yang baru ia makan.
Seungmin panik berjalan tak tentu arah. Daeyeol mendekat sambil mengulurkan mangkuk yang berisi tteokbokki miliknya.
"Aku tidak bisa memakannya."
"Seungmin-ah, kenapa kamu memakan roti lapis itu?"
"Aku menukarnya," aku Jangjun tanpa dosa.
"Wah. Mereka saling membodohi satu sama lain. Jadi hasil dari permainan ini adalah seri."
Thanks for reading. Jangan lupa klik bintang dan tinggalkan komentar. Terima kasih. 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Child - All Day
FanfictionSepenggal kisah dari Golden Child. Penasaran dengan keseharian Golden Child? Merana karena setiap ingin menonton video tentang Golden Child tetapi Woollim Entertainment tidak pernah menyediakan Engsub apalagi Indosub? Kesal karena beberapa video yan...