Hatching Out Part III

33 6 0
                                    

"Selama segmen ini member boleh mengatakan apa saja. Kalian boleh mengatakan hal-hal yang membebani kalian dengan harapan bisa meluapkannya sedikit agar lebih lega. Karena kami yang memberi kesempatan ini jadi member lain tidak boleh menggerutu. Kita mulai segmen kali ini. Bomin, pilih satu orang dan kamu boleh bicara banmal."

"Daeyeol, nawa!"

"Silahkan saling menyapa. Saat Bomin mengatakan keluhannya, Daeyeol hanya boleh merespon, 'Geurae.' Seperti itu, paham? Jika kalian tidak melakukan itu artinya kalian tidak mengikuti peraturan. Bomin! Katakan apa yang ingin kamu katakan."

"Sebagai leader dari Golden Child, aku tahu kamu ingin melakukan yang terbaik tapi kamu hampir membuatku melakukan bungee jumping padahal aku takut ketinggian. Aku sangat takut tapi aku tidak bisa mengatakannya. Aku tahu kamu orang yang bersemangat tapi tolong kurangi sedikit saja."

"Daeyeol, berapa selisih umur kalian?"

"Tujuh tahun."

"Tujuh tahun dan dia mengatakan itu, sekarang giliranmu tapi jangan terlalu berlebihan."

"Saat pertama kali Bomin bergabung dengan kami, dia sangat berbeda dengan sekarang. Dia mengalami banyak fase. Pertama, saat dia menyapaku dia akan menunduk dalam sambil mengatakan, 'Annyeonghaseyo hyung, annyeonghaseyo hyung.' Fase kedua, dia hanya menunduk dan mengatakan, 'Annyeonghaseyo.' Fase ketiga dia seperti berat melakukannya. Dan terakhir tanpa melakukan apapun, dia hanya menunjukkan tinjunya padaku."

Daeyeol menatap Bomin dan dibalas gelengan. Member lain hanya tertawa tanpa bisa membantu.

"Jibeom juga mau mengatakan sesuatu? Jibeom silahkan maju ke depan. Siapa yang kamu pilih?"

"Yak, Y-a."

"Katakan apa yang ingin kamu katakan tapi setelah permainan ini berakhir kalian tidak boleh saling mendendam."

"Kapan pun saat aku membuka kulkas, saat aku mencuci piring, saat aku naik tangga, selalu ada orang yang memukul pantatku. Kadang dengan tinjunya atau kadang juga menendangku. Bahkan aku penasaran bagaimana jika itu menjadi memar. Hentikan!"

"Geurae. Maaf jika aku membuatmu memar. Aku hanya ingin mengekspresikan cintaku tapi sepertinya cintaku terlalu banyak. Aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu," jeda Y, "Aku ingin memujinya. Dia melakukan tugas bersih-bersih dan juga mencuci piring dengan baik. Dia membuat semuanya bersinar."

"Wah. Silahkan berpelukan satu sama lain. Jibeom-ah, minta maaf pada Y. Dia hanya ingin memperlihatkan kasih sayangnya kepadamu."

Y dan Jibeom berpelukan dan menepuk pundak masing-masing. Ronde kedua berakhir dengan bahagia.

"Jangjun dari hyungline juga ingin mengatakan sesuatu."

"Donghyun-ah, nawa!"

Donghyun sedikit bingung dan akhirnya maju dengan ragu-ragu.

"Kamu masih tidak tahu kenapa kamu di sini," tanya Jangjun, "Semuanya dimulai tadi pagi. Dia masih sekolah dan ada tes jadi dia harus bangun pagi. Akhir-akhir ini tidurku kurang. Aku tidak bisa tidur sebelum mereka pergi sekolah. Tapi alarm mereka mati dan aku harus membangunkan mereka, 'Donghyun-ah, bangun! Kamu harus sekolah.' Lalu dia menjawab, 'Hyung saja dulu!' Padahal aku sudah 21 tahun dan aku sudah lulus."

"Aku mengatakan itu?" Tanya Donghyun bingung.

"Kenapa dia menyuruhku mandi jam 6 pagi? Lalu aku mengambil handuk dan memijat lehernya agar dia bangun dan dia mengerang, 'Aissssh, jinjja.' Seperti itu."

"Aku? Aku mengatakan itu?"

"Iya, kamu melakukannya."

"Ayo kita selesaikan masalah ini. Biasanya saat kita tidur, kita tidak mengingat kejadian dengan jelas. Dan mungkin dia juga sedang sangat sensitif. Itulah yang menyebabkan dia agak terganggu. Donghyun, kamu benar-benar tidak ingat?"

"Aku tidak terlalu ingat."

"Apa kamu ke sekolah?"

"Ne."

"Jadi itu karena Jangjun. Kamu mau mengakui kesalahanmu?"

"Mianhae."

"Berikan Jangjun pelukan kalau begitu."

"Saranghae Jangjun-ah."

"Nado saranghae Donghyun-ah."

"Yang terakhir, Y. Apa dan siapa yang membebanimu?"

"Bomin-ah, nawa! Aku tidak ingat apa yang ingin aku katakan jadi aku hanya ingin memujinya. Dia sering bergabung dengan hyungline, aaah. Aku ingat! Bomin mengajariku lelucon yang buruk. Dan aku terlanjur mengatakannya kepada yang lain dan aku merasa buruk."

"Lelucon buruk? Bagaimana contohnya?"

"Seperti, bagaimana mengatakan jangan kentut dalam 3 kata."

"Apa itu?" Tanya MC Boom penasaran.

"Jawabannya adalah Donkatsu."

Yang lain terpaku dengan jawaban Bomin dan mulai mundur perlahan menjauhi Bomin. Bomin tertawa canggung sendirian.

"Itu tadi akhir kata dari Bomin. Bomin membuat tim edit menambahkan banyak hal. Bomin tahu bagaimana caranya membuat show makin menarik. Bomin sudah bekerja keras. Tapi aku dengar Bomin juga sering menangis?"

"Ah, saat aku menonton film sedih. Itu membuatku sedih dan akhirnya menangis. Judul filmnya adalah I Can Speak aku melihatnya di bioskop lalu aku menelpon nenekku dan saat aku mendengar suaranya, aku menangis."

"Sepertinya kalian terlalu bekerja keras untuk opening jadi kalian tidak bisa terlalu berkonsentrasi. Mari kita pindah ke segmen selanjutnya agar suasana hati kalian membaik."








Thanks for reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading. Jangan lupa klik bintang dan tinggalkan komentar. Terima kasih. 😘😘😘

Golden Child - All DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang