💛• Part 83

10.3K 750 248
                                    

Dulu kita pernah tertawa,
bahkan berbagi senja sepiring berdua.

Dulu kita pernah merdu di telinga,
namun kini ia hanya sebatas kata.

Jefan Antonio Blanchard~

__________________________________________

Seorang lelaki tengah merenung diatas brankar nya. Malam ini, dirinya tidak bisa tidur biarpun dipaksa tetap tidak bisa.

Lelaki itu adalah Jefan. Lelaki baru saja didatangi oleh mantan kekasihnya yang bernama Clara.

Pikirannya terus berputar mencerna kata demi kata yang terlantur dari mulut Clara tadi.

JEFAN POV✨

Boleh kah gue jujur bila gue masih gak rela hubungan gue dan Clara itu kandas? Dan apakah boleh gue meminta supaya Clara menemani gue saat ini?

Yah, itulah yang gue ingin kan sekarang. Tetapi gue gengsi meminta itu kepada orang yang tidak tau terimakasih seperti Clara.

Awalnya gue kira hubungan gue dengan dia akan berjalan lurus-lurus saja karena Mommy gue udah merestui hubungan gue dengan Clara, tetapi hubungan itu musnah semenjak gue tau ternyata Clara bukankah gadis yang baik-baik.

Dulu kita pernah tertawa,
bahkan berbagi senja sepiring berdua.

Dulu kita pernah merdu di telinga,
namun kini ia hanya sebatas kata.

"Kenapa sih, Clar? Kenapa elo harus hadir dihidup gue dan memberikan warna dihidup gue? Kenapa?" kata gue seraya duduk. "Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo tapi kenapa elo malah mengkhianati gue dengan berselingkuh?"

Gue gak marah karena Clara yang hampir saja membunuh gue, toh itu karena gue melindungi Angell dan jadilah gue yang kena belati itu.

Tetapi gue marah karena semua sikap dia yang akhir-akhir ini kerap ia tunjukan. Dari mulai ia suka memfitnah orang tanpa bukti, kasar, main ke diskotik, dan bermain laki-laki lain di belakang gue.

Dan sekarang yang membuat gue kalut adalah gadis itu berpamitan kepada gue. Bukan hanya itu, dia juga menitipkan pesan untuk ketiga sahabatnya Candra, Nadine serta Laudea.

"Pamit? Emang elo mau kemana sih, Clar? Apa gue pernah minta lo pergi? Engga, tapi kenapa elo pamit sama gue?" otak gue terus berputar. "Apa elo emang pamit karena udah menemukan bahagia dengan orang lain?"

"Apa secepat itu lo lupa sama gue? Apa elo juga lupa semua kenangan-kenangan yang udah kita buat?" tanya gue sendiri. "Apa elo emang gak ada niat untuk merubah diri lo, Clar? Apa elo– ARGGHHHH"

PYARR

Gelas kaca yang berada dinakas pun menjadi sasaran empuk kemarahan gue sekarang, "GUE SAYANG ELO, CLARA!! GUE SAYANG ELO!!" teriak gue didalam ruangan yang kedap suara ini.

"TAPI KENAPA ELO SEMUDAH ITU NINGGALIN GUE DEMI COWOK ITU, CLARA!? ELO LEBIH MILIH DIA KETIMBANG GUE."

Bila begini akhirnya, lebih baik gue gak pernah ketemu ataupun mengenal Clara. Gue benci perpisahan.

Fake Nerd Girl  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang