♥️• Part 72

10K 677 85
                                    

Perbedaan teman dan musuh sangat tipis. Ada saatnya dia mendukung berbagai hal yang kita lakukan, tapi bisa saja dia menusuk dari belakang, bahkan menghancurkan kita secara diam-diam layaknya musuh dalam selimut

Laudea Vella Borealis~

__________________________________________

5 hari berlalu setelah terjadi nya pertengkaran antara Clara dengan salah satu sahabat nya. Yap, Laudea.

Sedangkan keduanya sahabatnya yang lain, yaitu Candra dan Nadine keduanya mengerti akan hal itu dikarenakan berita tentang Clara dan Dalvin yang berpelukan di club sudah menyebar ke seluruh warga BIS. Termasuk guru dan kepala sekolah.

Akibat kabar yang semakin meluas itu, Clara dan Dalvin dipanggil ke ruang kepsek untuk di interogasi lebih lanjut, apakah itu benar atau tidak dan disinilah kedua orang itu berada,

"Ana, coba jelaskan tentang foto ini," kata pak Darwanto selaku kepala sekolah pengganti Avrian Bessara.

"Itu gak benar, pak" jawab Clara yakin.

"Lalu kenapa bisa kamu dan Dalvin di club dan di jam 12 malam. Apa kamu tau anak sekolah yang baik tidak–"

"Biar saya jelaskan" potong Dalvin dengan nada datar khas nya.

"Baik, saya dengarkan"

"Jadi, malam itu saya sedang ada masalah dengan Daddy saya. Beliau minta saya menggantikan tugas kakak saya yang telah meninggal setahun yang lalu. Saya menolak dan Daddy saya marah besar, sehingga membuat saya emosi dan melampiaskannya ke club malam" terang Dalvin secara rinci. "Saya mabok dan tak sadar akan hal yang saya lakukan apalagi dengan apa yang saya ucapkan kepada Ana malam itu. Saya saat itu masih dalam pengaruh minuman dan membuat saya berbicara sefrontal itu, tetapi jujur saya sama sekali tak ada niatan jahat kepada Ana"

Kepala sekolah itu mencoba memahami. Dia juga pernah muda dan merasakan hal yang seperti itu, "Dalvin, saya tahu bagaimana rasanya tertekan oleh orang tua. Memang tidak enak dan menyiksa, namun solusi nya bukan dengan ke club apalagi dengan mabuk seperti itu. Yang ada itu akan membuat orang tua mu tambah memaksa, bukan hanya itu saja, nama sekolah pun akan ikut tercemar hanya karena kamu bertindak dengan kepala panas." tegurnya dengan baik.

"Iya, saya paham pak. Saya tau disini yang bersalah adalah saya yang bertindak dengan emosi,"

"Yaudah, nanti bapak akan klarifikasi ini semua kepada siswa siswi serta guru disini. Sekarang kamu, Dalvin minta maaf sama Ana,"

Dalvin menghadap Clara, "An, gue minta maaf akan apa yang udah gue lakuin ke elo. Apa yang gue ucapin malam itu semua nya gak ada yang bener. Apalagi tentang Dea, gue hanya terlalu emosi yang membuat gue jadi ngelantur. So, gue harap elo maafin gue,"

"Dalvin beneran gak sih?"

"Iya, Dal. Gue juga minta maaf karena udah nampar elo, ya karena gue pikir, elo yang memperlakukan gue kek gitu membuat Dea tersakiti" balas Clara yang masih kurang percaya jika Dalvin jujur akan semua itu.

"Oke, sekarang kalian boleh kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran kalian dan saya harap khasus ini tidak terulang lagi, Tapi, Dalvin saya minta agar kamu tidak masuk sekolah dulu kurang lebih 3 hari. Tenangkan lah dirimu dan berbaik lah dan seorang tua mu"

"Iya, pak. Sebelum nya terimakasih dan maaf" balas Dalvin.

"Makasih, Pak" Clara menyalimi punggung tangan kepala sekolah tersebut.

Fake Nerd Girl  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang