💛• Part 28

15K 994 183
                                    

Jadikan air mata lo itu mahal dan langka. Jangan murah dan lo diobral terus-terusan.

Jefan Antonio Blanchard~

__________________________________________

Keempat most wanted masuk ke BIS dengan seragam yang bisa dibilang seperti berandalan. Dari mulai rambut yang sengaja dibuat acak-acakan, dasi yang hanya menggantung di leher, tidak memakai ikat pinggang, baju yang dikeluarkan, dan sepatu yang berwarna putih membedai murid lainnya. Tetapi, itu malah yang membuat para siswi memekik histeris

"Sumpah sumpah sumpahhh ganteng bingitss anjirrrrr"

"Ishhh pangeran gue udah dateng"

"Kalian makannya apa si? Kenapa ganteng nya ga abis-abis"

"Mau gue kantonginn"

"Babwang tampannn, halal in akuuu"

Seperti biasa, Jefan dan Dalvin hanya memansang tampang dingin dan tak acuh akan itu, sedang Gavin dan Ervan, so pasti mereka sedang terbar pesona kepada ciwi-ciwi. Kalo kata si Gavin sih, Orang ganteng bebas.

Oh iya, tadi saat memasuki area BIS tak ada hambatan sama sekali, dikarenakan Pak Ujang sedang pulang kampung untuk menjenguk anak nya yang sedang sakit. Jadilah mereka bisa masuk dengan tenang.

Mereka sekarang berjalan di koridor. Jika mau ke kelas mereka harus lurus bukan ke arah kiri. Sebab, di koridor ke arah kiri adalah taman belakang sekolah.

Sekelebat, ekor mata Jefan menangkap sesuatu yang hitam berlari cepat. Tetapi ketika matanya benar-benar tertuju ke taman itu, sesuatu itu hilang. Entah kemana perginya.

Ia menghentikan langkahan kaki nya, "Jef? Lo ngapa berhenti?"

"Gue kek liat orang" merinding sudah bulu kuduk Ervan akibat balasan Jefan.

"Gak usah ngadi-ngadi lo. Lo tau kan ni taman angker?" ujar Ervan tak percaya sembari mengelus-eluskan tangannya ke lengan kanan dan kiri untuk meredakan rasa merinding itu.

Tanpa basa-basi, Jefan berjalan ke arah taman itu. Mau tak mau ketiga temannya itu mengikuti Jefan kemana perginya dia.

Mata elang nya melihat ke segala penjuru taman, memastikan apakah yang dilihat nya itu benar.

Krekk

Terdengar seperti ada seseorang yang menginjak ranting, Jefan langsung melihat kesumber suara dan, benar! Apa yang dilihat nya tadi adalah orang dengan pakaian serba hitam.

Orang itu langsung berlari, takit-takut jika Jefan bisa menangkapnya, bertanya, dan bisa saja membunuh nya hari ini juga. Dengan cekatan Jefan mengejar orang itu, "JANGAN LARI LO!!!!" teriak Jefan.

Jefan berlari dengan diikuti Gavin, Ervan, serta Dalvin di belakangnya. Sangat gesit orang berpakaian serba hitam itu berlari.

Menuju lorong kelas yang sedikit ramai hingga menabrak siswa yang sedang berjalan santai menuju kelas mereka masing-masing. Tak sedikit orang yang memakinya karena menabrak murid murid disitu.

"GAVIN, LO AMBIL KIRI, ERVAN LO AMBIL BELAKANG, DALVIN LO AMBIL ARAH KANAN. BIAR GUE NGEJAR DIA DARI SINI!" perintah Jefan dengan suara yang meninggi dan yang lain menurutinya.

Ketika sampai di lapangan volly, Jefan tersenyum miring, ia berpikir bahwa tak ada jalan keluar lagi karna memang lapangan volly itu adalah area terakhir di sekolah itu dan itu buntu tak ada lagi jalan keluar yang bisa diambil oleh orang itu dan yah, sekarang dia sudah terkepung oleh Jefan dkk.

Fake Nerd Girl  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang