🖤• Part 51

12.3K 819 97
                                    

Di dalam bentuk tubuh yang biasa-biasa ini, gue lagi remuk redam hancur minah, compang camping, kuda bunting. Tapi bagi orang lain yang ngeliat, gue terlihat biasa. Karena apapun masalah kita, serumit dan sekompleks apapun, orang lain akan tetep jalan dengan hidupnya, seolah tidak memperdulikan, Life must goes on.

Clara Oliviana Dreonvalle~

__________________________________________

Clara sudah selesai bermain-main di mansion Jefan bersama ibunda Jefan. Ia disana juga sudah, masak makan, berkebun.

Berliana mengajari banyak sekali pada dirinya. Mengajari tentang bagaimana menjadi seorang istri sekaligus ibu nantinya. Biarpun Clara belum ada keinginan untuk menikah, setidak nya mulai saat ini dia harus belajar itu semua. Gimana mau nikah coba, pacar aja kaga ada.

Gadis itu bahkan diantar pulang oleh Jefan. Akibat Jefan yang mengantar Clara, membuat Clara disidang oleh Abangnya karena Vivi melaporkan jika dia menyukai Jefan.

Ketiga orang sedarah itu sedang berada di mansion tepat nya di ruang tamu. Posisinya sekarang adalah Archie dan Vivi yang sedang duduk dengan pandangan tajam terarah kepada Clara serta Clara yang hanya bisa diam berdiri sembari menunduk.

CLARA POV✨

Gue baru disidang!!

Pusing gue, gue di mansion ini rasanya kek gue maling dirumah gue sendiri.

"Ana, kamu suka sama Jefan?" Bang Archie udah bertanya menggunakan nada tegasnya.

Gue hanya menunduk, gak tau mau jawab apa.
Jujur, yang gue rasain sat ada Jefan di samping gue itu, rasanya nyaman banget. Berasa gue punya pacar sih, soalnya dia kayak care gitu sama gue. Apalagi kalo dia udah mengeluarkan kata-kata yang buat gue terbang. Uhh!! Banget pokok nya.

"Ana Jawab Abang!" Gue hanya bengong aja gitu sambil ngeliatin lantai.

"ANA JAWAB ABANG!!" Kini suara Bang Archie udah meninggi.

"A-ana engga suka, Bang" jawab gue dengan terbata-bata. Jika kalian liat, Bang Archie memanglah tegas mirip dengan Daddy gue.

"Terus, kenapa tadi bisa pulang bareng?"

"Eumm, Ana, Ana tadi ketemu dia di jalan,"

Vivi mendekat, "Gak usah bo'ong lo!"

"Gue gak bohong"

"Lo gak cuman sekali ini aja ya dianter Jefan pulang. Lo udah beberapa kali dianter bahkan digendong sama dia. Padahal udah gue bilang sama elo, gak usah deket-deket Jefan. Tapi apa? Lo masih aja nekat, masih aja deket-deket Jefan."

Gue diam.

"Benar itu Ana!?"

"E-engga, Bang"

"Lo gak usah bohong, bego!" Vivi mendorong bahu gue, "Gue punya buktinya!"

Dia ambil ponsel nya dan mencari ntah apa itu yang dimaksud sama dia 'bukti'

"Nih, Bang. Liat. Dia di warung makan duaan sama Jefan. Trs ini Bang, dia jadi sok pahlawan di pensi. Terus ini yang terakhir, gue dapet baru aja dari temen gue. Dia tadi sama Jefan habis dari mansion Jefan, bukannya ketemu di jalan."

Gue membelalakkan mata kaget, "Dia tau dari mana kamprettt!??"

Vivi seakan mengerti kenapa gue kaget, "Lo gak perlu tau gue dapet foto itu dimana. Yang perlu lo tau sekarang, lo itu adalah BITCH!!"

Fake Nerd Girl  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang