Dua minggu berlalu sejak kepulangan Kazuma dan menghilangnya lagi Zora. Kabar ini tentu saja sudah di dengar oleh Farel, namun tidak dengan Kazuma yang kembali pulang ke rumahnya. Mereka semua termasuk Suichi sempat menduga bahwa pelakunya adalah orang yang sama, tapi Kano tiba tiba saja berkata... "Ini bukanlah orang yang sama, ini orang yang berbeda."
Kemudian mereka semua kembali berpikir dan mengingat ucapan yang di ceritakan oleh Tsukasa sebelum Zora menghilang.
"Zora tengah membantu yokai pada saat itu dari seorang bangsawan, aku mendengar itu dari salah satu yokai yang di tolongnya. Tapi yokai itu tidak tau siapa nama bangsawan tersebut, satu satunya cara untuk mengetahuinya, kita harus menemukan yokai monyet yang juga di tolong oleh Zora dan menanyakan apakah yokai itu mengenal dengan bangsawan itu atau tidak. Setidaknya jika dia juga tidak tau, dia bisa menceritakan tentang ciri ciri bangsawan tersebut."Pencarian pun di mulai, mereka menyusuri hutan dan gunung yang di ceritakan oleh Kazuma dimana Zora pernah menyelamatkannya.
"Setelah Zora di ketemukan, aku akan membawanya ke kerajaan Glavador. Disini dia akan aman dan tidak akan ada lagi yang berani menculiknya!" Ini lah titah Farel kepada Yuzu ketika di tugaskan untuk mencari Zora 'lagi'.
Di suatu hutan, Seiya tengah memerintahkan Zora untuk menghancurkan suatu penghalang. Perintahnya Seiya di ucapkan selembut mungkin, agar Zora tetap merasa nyaman berada di sampingnya.
"Zora, tolong bantu aku untuk menghancurkan penghalang ini. Kau tau, di dalam penghalang ini, terdapat para tengu yang begitu jahat dan selalu meresahkan warga. Kita sebagai para bangsawan sudah seharusnya untuk melindungi semua warga dari gangguan mereka bukan? Dengan spiritual mu yang sangat tinggi, aku sangat yakin kalau kamu bisa menghancurkan penghalang ini dalam sekali serangan. Lalu aku yang akan menghabisi tengu itu, kau hanya perlu membantu ku di saat aku sudah terdesak."
Zora menganggukan kepalanya mengerti. Ia angkat tangan kanannya itu dan gumpalan darah mulai keluar dari jari jarinya lalu seketika... "Buaaam..." penghalang itu hancur seketika. Zora memandang lurus ke dalam dengan tatapan matanya yang kosong.
Seiya menyeringai, kemudian dia dengan para pengikutnya masuk ke dalam. Sementara Zora, ia masih diam di tempat dengan entah apa yang ada di dalam pikirannya itu.
"Shiro... Shiro..." Seru yokai gadis kecil yang sedang berlarian menghampiri Shiro. Dimana disitu juga ada Kou, Kazuma dengan menutupi wajahnya menggunakan topeng kertas, Suichi, dan juga Yana.
"Ada apa Nana?" Tanya Shiro.
"Aku melihat Zora-sama di hutan tengu dengan banyak orang, lalu lalu... Zora-sama menghancurkan penghalang disana." Jelas Nana.
Mereka semua nampak terkejut tak percaya, kenapa Zora melakukan hal itu? Seperti bukan dirinya saja. Dan mereka semua pun bergegas menuju hutan tengu.
Sesampainya disana, tempat para tengu sudah kacau balau. Banyak tengu yang terluka, lalu mereka segera masuk lebih dalam lagi. Mereka semua membulatkan mata tak percaya, Zora kini tengah bertarung melawan Juan dan juga Kagami. Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah, Seiya yang tengah asik menonton pertarungan mereka dengan santai bersama beberapa pengikutnya.Tanpa pikir panjang, Suichi pun menengahi pertarungan tersebut. Wajahnya yang kesal ia tunjukkan pada Zora, Juan dan Kagami menghela nafas lega karena ada juga yang datang membantu.
"Apa yang kau lakukan Zora! Apa kau gila melakukan hal ini?" Seru Suichi namun tidak ada tanggapan apa pun dari Zora.
"Ada yang aneh dari Zora-sama, seperti jiwanya tidak benar benar ada di dalam raganya. Lihat saja pandangan matanya yang kosong itu." Ujar Kagami, Suichi pun memperhatikan Zora dengan seksama. Ia mencoba untuk tenang dan berjalan menghampiri Zora.
"Hei Suichi, apa yang kau lakukan? Jangan merusak acara ku!" Saut Seiya yang juga ikut berjalan mendekati Zora.
"Zora jawab aku! Sejak kapan kau bekerja sama dengan Seiya?" Pertanyaan Suichi tidak mendapatkan jawaban apa pun.
"Sungguh menyebalkan ketika acara ku terganggu, Zora, ayo kita pulang dan lakukan ini di lain waktu." Seiya menggandeng tangan Zora dan mengajaknya untuk ikut pulang ke rumah.
"Zora!" Teriak Suichi.
"Lepaskan anak ini." Kali ini Kazuma yang angkat suara, ia sedang berusaha untuk melepaskan tangan Zora dari Seiya. Tentu saja Kou dan Shiro bahkan Nana ikut membantu dengan menatap garang Seiya.
Yang di tatap hanya terkekeh dan melepaskan tangan Zora. "Aku sudah melepaskannya, baiklah sekarang aku akan pulang. Zora, jangan lupa untuk pulang ke rumah ku." Zora menganggukan kepala mengerti.
Seiya dan para pengikutnya melangkahkan kaki mereka meninggalkan para tengu. Tentu saja Seiya penuh percaya diri bahwa Zora akan kembali ke rumahnya nanti, sekali pun ia di bawa pergi oleh Suichi. Toh, jiwanya Zora sudah berada di genggamannya. Seiya telah berhasil menyegel jiwa Zora jauh di dasar hati Zora sejak empat hari Zora berada bersamanya, yang tidak akan mudah untuk di lepaskan selain ritualnya di batalkan oleh diri Seiya sendiri.
Ia tidak tau bahwa ada cara lain untuk melepaskan ritual larangan tersebut. Kazuma melepaskan topengnya dan menatap Kagami, yang di tatap cukup terkejut tak percaya. "Apa benar anda Kazuma-sama? Ini benar benar Kazuma-sama?" Tanya Kagami memastikan. "Ya ini aku Kagami, lama tak berjumpa."
"Kazuma-sama, saya senang sekali mengetahui anda masih hidup."
"Terima kasih Kagami, aku akan memperbaiki kerusakan yang telah di lakukan anak ini. Tapi sebelumnya, bolehkah aku meminta air gunung milik mu? Ku rasa anak ini jiwanya telah di segel oleh bangsawan tadi."
"Tentu saja Kazuma-sama, tolong tunggu sebentar." Kagami segera lari masuk ke dalam untuk mengambil air gunung tersebut.
Suichi kesal karena Seiya telah melanggar peraturan yang ada, dan menjadikan Zora sebagai korbannya. "Tunggu balasan mu Seiya, kau akan di asingkan dari kerajaan."
Beberapa jam kemudian, Kazuma mengistirahatkan tubuhnya sejenak setelah merapihkan kekacauan yang di buat oleh cucu satu satunya itu. Di saat bersamaan, Zora yang sudah di paksa oleh Kazuma untuk meminum air gunung yang Kagami bawakan tadi, kini mulai membuka matanya secara perlahan lahan. Hal pertama yang ia lihat adalah Shiro yang berada di atas tubuhnya dan memandanginya. Shiro yang melihat Zora sudah terbangun, kini ia berdiri dan berteriak. "Zora sudah bangun!"
Mereka yang mendengar lantas segera masuk ke dalam ruangan dimana Zora berada. Dengan perasaan bahagianya, mereka tersenyum senang.
"Dasar anak nakal, slalu saja membuat orang lain merasa khawatir." Ucap Suichi yang di balas dengan senyuman oleh Zora.
Lalu arah pandang Zora beralih pada Kazuma yang berdiri di belakang Kou. Merasa dirinya di pandang, Kazuma pun maju mendekatinya. Tangan besar itu mengusak surai Zora dengan berkata. "Terima kasih sudah menolong ku, dan terima kasih telah bertahan hidup hingga saat ini."
Zora berusaha duduk dan segera memeluk erat Kazuma, entah mengapa air matanya jatuh berguguran, membuat Suichi bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dan ia memutuskan untuk nanti menanyakannya tentang hubungan Zora dengan Kazuma, yokai yang baru ia kenal dan baru ia lihat wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...