Zora yang jatuh tak sadarkan diri, kini sudah berada di sebuah kamar dalam istana. Lebih tepatnya kamar tersebut miliknya yang sudah di siapkan jauh jauh hari oleh Farel, sehingga ketika ia pindah ke kerajaan, ia sudah memiliki kamar yang sangat bagus. Karena kamar itu di desain sedemikian rupa oleh Farel sendiri tanpa bantuan satu pun pekerja disana.
Farel terlalu sayang dengan Zora, cucu dari adik bungsunya yang selama ini ia rindukan.
"Bagaimana keadaan Zora?" Tanya Farel kepada dokter kerajaan yang tengah memeriksa keadaannya.
"Suhu tubuhnya tinggi, mungkin pangeran Zora tidak kuat dengan sengatan panas. Hari ini sangat panas di luar sana. Kalau begitu saya permisi dulu yang mulia, saya akan siapkan obatnya." Ucap Fudo yang merupakan dokter kerajaan Glavador.
"Zora!" "Zora-sama!"
Teriak Shiro dan Kou secara bersamaan. Mereka berdua terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara yang begitu berisik, dengan keadaan setengah sadar mereka berdua mendengar dengan sangat jelas bahwa Zora pingsan dan suhu tubuhnya tinggi.Keduanya membulatkan kedua mata, dengan langkah seribu keduanya berlari untuk menemui Zora.
Sesampainya di depan kamar, dengan kericuhan yang mereka buat dan suara mereka yang menggelegar memanggil Zora, membuat keduanya mendapatkan tatapan yang dingin.Bagaimana tidak? Kericuhan mereka itu bisa mengganggu Zora, bagaimana jika ia terbangun?
Dan tepat dugaan mereka semua, Zora terbangun dengan lengkuhan khas bangun tidur membuat mereka semua yang berada disana segera mendekat ke Zora.
"Bagaimana keadaan mu?"
"Apa ada yang sakit?"
Zora hanya menggelengkan kepala lemah. Tak lama kemudian semua orang keluar dari kamar Zora untuk melanjutkan kegiatan mereka sebelumnya.
Shiro naik ke atas badan Zora dengan hidungnya yang mengendus ngendus ke tubuh Zora.
"Apa tadi kau bertemu dengan yokai? Atau ada yang mengejar mu seperti biasanya? Kenapa tubuh mu bau sekali yokai." Ujar Shiro yang di sauti oleh Kou.
"Ya kau benar Shiro, terdapat bau yokai dari tubuh Zora-sama. Jangan jangan, Zora-sama... Kau sedang di rasuki?"
Zora kembali memejamkan matanya, ia merasa lelah dan merasa terganggu dengan dua teman yokainya itu.
.
.
.
.
."Ini... Dimana? Aku rasa aku tidak pernah tinggal di daerah sini. Wah anak kucing itu lucu sekali, tapi sayang sangat kurus dan tidak terawat.
Hmm.. Ada yang menghampiri anak kucingnya, siapa dia? Mungkin kah dia akan membawanya pulang?
Lucu sekali... Anak kucing itu bermanja manja dengannya. Ah, orang itu pergi. Kenapa tidak membawa pergi anak kucingnya? Kasian kan dia harus berada di jalanan seperti ini.
Gelap... Apa akan turun hujan? Kalau hujan bagaimana dengan anak kucing itu? Disini tidak ada rumah, hanya jalanan dan sekelilingnya hanya kebun. Dimana dia akan berteduh?"
![](https://img.wattpad.com/cover/212702590-288-k701852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...