Saat berada di belakang istana, Zora terpaku pada suatu bangunan kecil disana yang terbuat dari kayu serta salju yang turun disana, hanya di bangunan kecil tersebut.
Tanpa sepengetahuan Afdi dan juga Marfin, Zora berjalan ke arah bangunan itu dengan rasa penasaran yang luar biasa.
Sreeek...
Pintu itu di geser oleh Zora agar ia dapat masuk ke ruangan tersebut. Pada saat itu sepasang mata Zora bertemu dengan sepasang mata lainnya yang berwarna emas, dengan rambut merah yang terurai panjang.
Zora menelan ludahnya dan menghampiri gadis kecil itu yang menatap Zora dengan pandangannya yang kosong.
"Boleh kenalan? Siapa nama mu? Nama ku Zora."
Zora menunjukkan memo itu dengan tersenyum, sepasang mata indah milik gadis itu di gerakkan menuju memo yang di unjukkan Zora padanya.
"Sa..chi..." Jawabnya dengan lemah.
"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau mau jalan jalan dengan ku?"
"Jika... Aku keluar... Orang.. Semua... Marah ... aku." Gadis itu terbata bata untuk bicara dan seakan sulit menyusun kalimat yang benar.
"Kenapa?"
"Salju...."
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Afdi pada Zora. Setelah ia sadar bahwa Zora tidak ada di sisinya, lalu ia mencari keberadaannya. Marfin yang melihat pintu ruangan kecil itu terbuka, segera berlari kesana dan di ikuti Afdi di belakangnya.
"Kenapa dia sendirian disini? Boleh aku mengajaknya untuk berjalan jalan?"
"Tidak! Ayah ku melarang siapa pun untuk mendekati Sachi, karena salju akan turun dimana pun dia berada. Sampai hal itu berhenti, Sachi tidak boleh keluar dari ruangan ini." Tutur Afdi.
"Sudah berapa lama itu terjadi?"
"Satu tahun setengah ku rasa."
Zora meraih tangan gadis kecil itu dan di genggamnya dengan sangat erat. Namun Sachi berusaha agar tangannya terlepas dari Zora. "Pa..nas..." Ujarnya yang membuat Zora tersenyum.
"Hei berhenti, kau hanya akan melukainya." Marfin berusaha menarik tangan Zora dari Sachi.
Mereka yang disana mengetahui, sentuhan fisik membuat Sachi menderita.
Namun Zora tersenyum ke arah Marfin dan juga Afdi, membuat keduanya bingung akan apa yang di lakukan Zora.Zora menarik tangan Sachi hingga tubuhnya ikut tertarik dan menubruk tubuh kecil Zora. Lalu dengan eratnya Zora memeluk Sachi dan tidak berniat untuk melepaskannya sekali pun Sachi terus memberontak karena sekujur tubuhnya yang bersentuhan itu terasa panas seperti terbakar.
Marfin hendak bertindak namun di tahan oleh Afdi, membuat Marfin bertanya tanya, kenapa dia tidak boleh melakukan sesuatu?
Hanya pandangan Afdi yang tak lepas dari Zora, membuat Marfin ikut serta melihat Zora. Dan kini Zora tengah menggigit jempolnya hingga berdarah.
Jempol tangannya itu segera di masukan ke dalam mulut Sachi, dan darahnya mengalir masuk begitu saja ke dalam tubuh Sachi.
Di rasa sudah cukup, Zora melepaskan jari tangannya dari mulut Sachi dan kembali memeluk erat Sachi hingga ia tertidur pulas.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...