Chap 15

174 26 2
                                    

Beberapa hari kemudian disaat liburan musim dingin tlah tiba.....
Zora pergi ke dalam hutan saat siang hari, tapi ini bukan hutan yang biasanya Zora datangi dimana teman temannya berada.

Zora berjalan ke arah barat hutan itu, dimana ia belum pernah memasukinya sampai kesana.

Pagi tadi ada yokai yang datang ke rumah Zora, melihat Zora yang masih asyik tertidur dengan selimut tebalnya, yokai itu memutuskan untuk menunggu hingga Zora terbangun.

Dan saat siang hari barulah Zora terbangun, Zora cukup merasa puas dengan tidurnya setelah tengah malam hingga subuh ia tidak bisa tidur karena di ganggu oleh para yokai.

Pertama kali ada yang menyerang Zora saat ia tidur, itu membuat Zora kewalahan untuk melawannya.
Terlebih lagi, Shiro yang slalu di panggil oleh Zora tidak kunjung datang.

Beberapa saat kemudian Shiro datang bersama beberapa yokai dengan membawa kendi yang berisikan sake.

Pada saat itulah Zora tertolong, karena Shiro segera melenyapkannya.
Baru saja Zora ingin melanjutkan tidurnya, Shiro beserta yokai yang tadi datang, mereka membuat keributan karena membuat pesta di rumah Zora hingga membuat dirinya tidak bisa tidur sama sekali.

Saat subuh tlah tiba, mereka pergi untuk kembali ke tempatnya. Sementara Shiro sudah tertidur sangat pulas akibat mabuk. Dan barulah Zora dapat tidur dengan pulasnya hingga siang tiba.

Betapa terkejutnya Zora ketika membuka kedua mata, sosok yokai yang asing sedang menatap tepat pada mata Zora.

"Huwaaaa...." Teriak Zora dan ia memundurkan tubuhnya hingga menyentuh dinding kamarnya.

"Anda sudah bangun Zora-sama, kalau begitu ikutlah dengan ku sekarang. Aku dan juga yang lainnya membutuhkan bantuan mu." Ucap yokai itu yang berbentuk seperti kuda namun ia berjalan dengan ke dua kakinya seperti manusia.

Zora mencoba mencerna ucapan tersebut karena ia baru saja terbangun dari tidurnya.
Setelah itu baru lah Zora bertanya tanya dengan siapa dia, dan bantuan apa yang di maksudkannya itu?

"Hutan tempat kami tinggal, sedang di serang oleh pengusir yokai tanpa tujuan yang pasti. Pengusir itu, menyerang ke segala penjuru hutan membuat yang lemah mati seketika.

Itu sebabnya aku datang kesini meminta bantuan Zora-sama. Karena yang ku dengar bahwa Zora-sama sangatlah kuat." Tutur yokai itu menjelaskan.

Tanpa berlama lama, Zora segera bersiap siap untuk menuju hutan tersebut.

Dalam perjalanannya, Zora bertemu dengan Suichi yang sedang berada di dalam kereta kudanya.
Nampaknya Suichi hendak pergi jauh.

"Apa yang kau lakukan disini Zora?" Tanya Suichi yang melihat Zora sedang berlari bersama yokai.

Zora menghentikan larinya dan menatap ke arah suara itu berasal. "Oh kak Suichi." Ucapnya setelah itu.

"Aku sedang bermain main saja kak, kemana kau akan pergi kak?" Tanya balik Zora.

"Aku memiliki urusan di kerajaan sebelah sana, kebetulan paman ku tinggal dan merupakan bangsawan di kerajaan itu."

"Kalau begitu berhati hatilah di jalan kak, aku harus segera pergi."

Dengan segera Zora kembali melangkahkan kakinya dan berlari bersama yokai itu menuju hutan tempat yokai itu tinggal.

Sementara Suichi hanya bisa menatap hingga mereka tidak saling melihat lagi.

Sesampainya di hutan, Zora segera pergi mencari pengusir yokai itu. Setelah berlari kesana kemari, akhirnya Zora menemukan pelayan dari pengusir yokai tersebut.

Dan tanpa Zora sadari ada seseorang yang sudah berdiri tepat di belakangnya, dan orang tersebut memukul kepala belakang Zora hingga ia tidak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian Zora terbangun, ia melihat sekitarnya dengan kepalanya yang masih terasa sedikit sakit.

Tidak ada siapa pun, selain yokai yang setinggi manusia dewasa namun bentuknya seperti kertas dengan kedua mata serta mulut di bagian atasnya.

Yokai itu melihat Zora yang sudah terbangun, dan segera keluar dari ruangan itu dengan menembus pintu.

Tak lama kemudian pintu tersebut terbuka dan munculah sosok pria yang Zora kenal. "Kak Seiya." Gumam Zora setelah melihat Seiya yang memasuki ruangan itu.

Zora yang sedang duduk disebuah bangku, berusaha untuk bangun. Namun usahanya sia sia karena tangan serta kakinya terikat dengan kertas mantra pada bangku itu.

"Kau sudah bangun rupanya. Aku tidak menyangka kau berada di hutan milik keluarga Miyako, ku kira tadi kau seorang mata mata, jadi aku menyerang mu begitu saja. Maaf atas kekasaran ku." Ujar Seiya yang tengah duduk di hadapan Zora.

"Kalau begitu lepaskan ikatan ku! Setelah kau tau kalau orang itu adalah aku dan bukan mata mata, kenapa kau harus mengikatku!?"

"Jika aku tidak mengikatnya, pasti kau akan segera pergi dari sini. Sementara aku ingin bicara denganmu, karena aku sangat tertarik dengan mu."

Zora berdecak kesal, ia ingin pergi dari sini secepatnya.

"Ku kira ini hutan milik kerajaan." Seru Zora.

"Memang, tapi itu dulu. Aku meminta hutan ini kepada raja setelah aku berhasil menjadi kepala keluarga Miyako termuda yang pernah ada, dan menjadi bangsawan nomer satu bagi kerajaan ini. Dan raja mengabulkan permintaan ku.

Selain itu Zora, katakan padaku... Bagaimana caranya kau bisa membuat yokai yang sangat kuat tunduk padamu? Apa yang kau lakukan tanpa membuat kontrak dengan mereka?"

Zora menunjukkan wajahnya yang kesal, lalu ia berkata, "Sudah ku katakan kalau aku tidak melakukan apa pun seperti apa yang kak Seiya kira!

Kami semua hanya berteman, dan tidak ada perjanjian atau hal lainnya!".

"Baiklah baiklah aku percaya dengan ucapan mu itu. Lalu, bagaimana kalau kau menjadi keluarga Miyako?

Aku telah mencari tau tentang mu sebelumnya, kau merupakan anak yatim piatu dan tidak ada sanak saudara mu yang mau merawatmu dengan baik.

Jadi aku akan mengangkat mu sebagai adik ku, dengan begitu kau menjadi seorang bangsawan yang akan di segani oleh rakyat biasa yang sudah mengabaikan keberadaan mu.

Tentu saja kau harus membantu ku untuk memburu para yokai. Tidak perduli dia baik atau jahat, atau pun ia lemah, mereka semua, yokai dan juga ayakashi harus di lenyapkan dari muka bumi ini."

"Kalau begitu aku menolaknya dengan hormat, bagi ku mereka merupakan teman terbaik ku.

Tidak mungkin aku memburu mereka dan membunuhnya.

Memang benar kalau yokai ada yang jahat, tapi itu tidak ada bedanya dengan manusia. Baik itu manusia atau yokai bahkan ayakashi sekali pun, mereka sama sama memiliki sifat yang baik atau pun jahat."

"Zora... Kau ini manusia, lalu kenapa kau berpihak kepada makhluk jahat seperti mereka?"

Zora menjadi naik pitam. "Mereka tidak jahat! Sudah ku katakan mereka sama seperti manusia, tidak ada bedanya!"

Seiya mengusap lembut pucuk kepala Zora dan berkata, "Kasian sekali kau ini, sepertinya otak mu sudah di cuci oleh mereka ya?

Itu sebabnya kau slalu berpihak kepada mereka seperti ini? Kau harus membuka lebar kedua mata mu itu Zora, kau ini manusia, dan kau harus berada di pihak manusia bukan yokai.

Aku akan membantu mu untuk membuka kedua mata mu itu agar kau bisa lihat kenyataan dunia ini."

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang